Chapter 29 Kecewa✔

295 63 46
                                    

“Ini semua berawal dari beberapa tahun yang lalu.”

Mayra dan Kak Tara terdiam menunggu cerita yang akan menjadi jawaban dari teka-teki selama ini.

“Dari masa kuliah dulu, ibumu sangat tergila-gila dengan Adi. Dia selalu mencari perhatian Adi dengan harapan suatu saat nanti Adi akan membalas perasaannya.” Senyuman terbit di wajah Mayra. Mendengarnya membuatnya ingat pada kisah cintanya sendiri.

“Selama tiga tahun ibumu berjuang mendapatkannya, hingga sampai waktunya ibumu merasa jenuh dan memanfaatkan orang tuanya untuk mendapatkan Adi.” Awal cerita itu sontak membuat Mayra merasa kecewa. Orang tuanya dulu tidak pernah memberitahukannya tentang ini.

“Adi tidak seperti Rini yang hidup dengan kemewahan. Hidupnya sangat sederhana bersama ibunya yang waktu itu sakit-sakitan. Tentu orang tua Rini sangat menentang keputusan anaknya untuk dijodohkan dengan lelaki yang tidak sederajat. Tapi, ibumu berniat untuk bunuh diri jika kemauannya tak dipenuhi.” Mayra semakin mengeratkan genggamannya pada gelas.

“Namun, ibumu tidak mengetahui bahwa perjuangannya selama ini tidak sia-sia. Adi tak dapat  menyangkal bahwa dia sudah jatuh hati pada ibumu. Semua kebaikan Rini padanya membuatnya sadar bahwa Rini memang sangat mencintainya.” Surya berhenti sejenak menarik napas dengan dalam.

“Pada akhirnya mereka terikat satu sama lain karena perjodohan. Rini merasa itu adalah akhir dari perjuangannya, tapi malah sebaliknya. Adi tetap bersikap dingin padanya, dan tidak pernah menyatakan cinta padanya. Namun, Rini melupakan kenyataan bahwa kau adalah bukti dari cinta Adi selama ini.” Tetesan demi tetesan air mata jatuh membasahi pipi Mayra.

“Rini ingin ungkapan kata yang menunjukkan rasa cinta Adi padanya. Tapi, Adi tak pernah memberikan itu. Memang begitulah Adi. Sangat kaku dalam mengungkapkan rasa hatinya. Hingga suatu hari, ayahmu mengetahui bahwa ibumu bermain di belakangnya. Mungkin karena ibumu sangat putus asa hingga memilih jalan itu.” Mayra tak dapat menahan isakannya. Sungguh, kenyataan itu tak pernah terpikir di benaknya.

“Adi waktu itu sangat terpukul. Dia selalu menangis mengingat istri yang dicintainya telah berkhianat. Sampai akhirnya dia melampiaskan semua rasa kecewanya dengan menyakiti istrinya sendiri.” Kak Tara menarik tangan Mayra ke genggamannya. Berusaha memberikan kekuatan pada gadis itu. Terbayang di benak Mayra disaat ayahnya yang selalu memukul ibunya.

“Hingga sekarang, Adi tidak lupa dengan kejadian kelam itu.” Akhir cerita yang berhasil membuat Mayra menangis sejadi-jadinya. Tidak peduli lagi dengan semua orang, Mayra menumpahkan semuanya lewat air mata yang semakin deras.

Kak Tara memindahkan tubuhnya di samping gadis yang sedang bersedih itu. Ia menyandarkan kepala sang gadis pada pundaknya, memberikan tempat untuknya puas menangis. “Menangislah.” Kak Tara mengelus lembut rambut Mayra.

“Wajahmu sangat mirip dengan ibumu. Itulah mengapa ayahmu selalu emosi melihatmu. Kau mengingatkannya pada pengkhianatan Rini. Namun, setelah dia menyakitimu, dia akan mengucapkan beribu-ribu kata maaf dan biasanya mengurung dirinya sendiri,” tutur Surya.

“Om berharap keluargamu akan baik-baik saja untuk ke depannya. Dan juga, jika kau butuh bantuan jangan segan-segan memberitahukannya pada Om ataupun pada Tara.” Setelah itu Surya beranjak pergi meninggalkan mereka berdua.

*♡*

Hari ini Tara pergi ke sekolah dengan hati yang gembira. Di benaknya hanya ada Mayra yang sedang menunggunya di sekolah. Detik demi detik berlalu, namun tidak tampak sosok Mayra olehnya. Bahkan, seorang Tara sampai memanfaatkan kesempatan yang ada untuk menghubungi gadisnya di saat jam pelajaran berlangsung. Sayang, usahanya tak membuahkan hasil, dia tak tahu kemana perginya Mayra.

Tak Pernah Berpaling (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now