Chapter 24 Dia Dion ✔

321 90 46
                                    

“Cantik.”

Walalupun hanya berupa gumaman, namun masih terdengar oleh Mayra dan Aqim. Mayra pun tersipu malu mendengarnya.

“Makasih.”

Tara kembali pada kesadarannya, “E-eh, bukan lo. Tapi itu yang di belakang lo yang cantik.” Mayra menjadi muram. Lain halnya dengan Aqim yang terkekeh geli melihat sahabat dan gebetannya.

“Halo semuanya.”

Semua orang termasuk Tara, Aqim, dan Mayra melihat ke atas panggung. Rena tersenyum sangat cantik dengan gaun panjangnya yang bewarna spring green.

“Aku berterima kasih kepada semua teman-teman yang sudah datang ke pesta aku malam ini. Dan ulang tahun aku yang ke-17 ini sangat spesial bagi aku, karena hari ini orang yang sangat aku sukai juga turut hadir,” ujarnya dengan senyum lebar.

Teman-teman lainnya riuh membicarakan siapa yang disukai oleh Rena yang terkenal dengan keanggunan dan kebaikan hati bagaikan malaikat.

“Untuk orang yang aku sukai, mohon untuk maju ke depan.” Rena tersenyum memandang Tara yang berada sedikit jauh dari panggung. Lain halnya dengan laki-laki lain yang sedang gaduh saling dorong agar maju ke atas panggung.

10 detik.

30 detik.

40 detik.

Tara masih berdiam diri sembari menyesap minumannya dengan santai. Lain halnya dengan Rena yang terlihat menahan malunya.

“Dra, lo gak ada niatan untuk maju ke depan? Lo liat tuh muka Rena, udah merah nahan malu,” ujar Arka yang baru saja bergabung bersama Tara, Aqim dan Mayra.

“Gak.”

Mayra menahan gelak tawanya. Sepertinya perasaan Tara pada Rena sudah lenyap.

“Kak Tara ...” Rena akhirnya memanggil Tara untuk maju ke depan. Sontak panggilan itu membuat yang lain berbisik membicarakan hal yang mengejutkan itu. Rena sangat berani mengungkapkan perasaannya di hadapan semua orang, bahkan di saat ada Mayra di hadapan Tara.

Arka menyenggol bahu Tara untuk segera maju. Tara pun berjalan dengan malas. Dengan perlahan ia menaiki tangga dan diiringi dengan tepuk tangan dari teman lainnya. Rena mempersilahkan Tara untuk memberikan kata-kata manis untuknya. Ia sudah tahu, bahwa Tara pasti menyiapkan sesuatu yang spesial untuknya.

Tara terlihat bingung memandang semua teman-temannya itu. Ia mengusap tengkuk lehernya. “Rena ...”

Krik.

Krik.

Semua menunggu dengan penasaran. Mayra menatap tajam Tara, jangan sampai hal yang tidak diinginkannya terjadi.

“Ren ...”

“Selamat ulang tahun ya.”

Drama yang sudah dibayangkan Mayra buyar. Kecanggungan terjadi dan Tara langsung turun kembali ke tempat asalnya. Tepuk tangan terdengar menghilangkan kecanggungan itu. Baru saja Tara sampai di hadapan sahabatnya, Mayra langsung memeluk Tara dengan sangat erat.

“Lepas May. Lo mau bunuh gue?” ucapnya seraya melepaskan pelukan erat Mayra.

Mayra menampilkan giginya. “Gue bahagia banget lo gak buat drama romantis sama Rena.”

Tara memperlihatkan smirk-nya. “Bukannya lo suka nonton drama korea yang romantis-romantis, ya?”

“Ih Tara. Kalau drama korea itu, pemeran utamanya cantik ganteng semua. Gak ada drama yang ceweknya jelek kayak Rena.” Mayra cemberut. Semua pun menggeleng-gelengkan kepala.

Tak Pernah Berpaling (SUDAH TERBIT)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora