Chapter 30 Maaf✔

294 59 24
                                    

Tara melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Seakan-akan kelajuannya dapat menghilangkan semua emosinya saat ini. Untung saja ia dapat sampai di rumah tanpa lecet sedikitpun.

Seseorang berdiri di depan pintu besar rumah Tara. Tampak dia tengah menggedor-gedor pintu meminta seseorang membukakannya pintu.

“Qim.”

“Eh Ra. Gimana? Udah ketemu sama Mayra? Pasti dia baik-baik aja ‘kan? Udah gue bilang kalau dia gak akan kenapa-kenapa.” Tara menunduk lesu, berjalan ke dalam rumah tanpa menjawab perkataan Aqim.

Melihat Tara yang seperti itu membuat Aqim menjadi sedikit parno. “Eh lo kenapa? Terjadi sesuatu sama Mayra?”

“Jangan sebut dia lagi. Gue benci sama dia."” Tara menutup pintu kamarnya dengan hentakan yang kuat membuat suara yang memekakkan di telinga.

“Lo kenapa? Cerita sama gue.” Aqim menggedor-gedor pintu kamar Tara, namun tetap sang empunya kamar tidak membukakannya pintu.

Badannya meluruh ke lantai dan bersandar di pintu kamarnya. “Gue liat dia bermesraan di kafe sama sepupu lo.” lirih Tara.

Aqim terdiam mendengarnya. Memang ia tahu hubungan Mayra dan sepupunya sangatlah dekat. Tapi rasanya tidak mungkin Mayra mengkhianati Tara, karena Aqim tahu pasti bagaimana perasaan Mayra pada sahabatnya itu. Tapi jika Tara memang melihatnya secara langsung, Aqim juga tidak dapat menjelaskan apa yang terjadi.

“Lo gak samperin mereka? Gue yakin ada alasannya, Ra,”  bujuk Aqim pada Tara.

“Gue terlalu takut untuk tahu apa yang terjadi di antara mereka. Dan ... hati gue udah sakit ngeliat mereka berdua. Gue pengecut, Qim,” jawab Tara dengan mengusak kepalanya dengan kesal.

“Perlu gue bantu?” Tak ada sahutan dari dalam kamar. Akhirnya Aqim memilih untuk pergi meninggalkan Tara sendirian. Tara memang membutuhkan waktu untuk sendiri.

*♡*


“Tara, gue perlu ngomong sam—” Aqim tak dapat melanjutkan perkataannya setelah melihat sosok gadis di samping Kak Tara.

“Eh bro, ngapain ke sini?” tanya Kak Tara sembari mengecilkan volume TV yang menayangkan kartun si kembar.

Aqim beranjak duduk ke sofa yang berada di hadapan Mayra dan Kak Tara. “Pas banget ada lo, May. Gue mau ngomong serius sama kalian.”

Mayra mengernyit bingung, namun memilih mengangguk.

“Gue barusan dari rumah Tara. Dia kacau banget. Setelah gue tanya, ternyata ada hubungannya sama kalian berdua. Katanya dia ngeliat kalian sama-sama di kafe.” Aqim berhenti sejenak memerhatikan respon dari dua sosok di hadapannya dan mereka terlihat terkejut. “Sebenarnya kalian ada hubungan apa?”

“Gue sam—”

“Kita gak ada hubungan apa-apa, Qim,” sahut Mayra dengan cepat.

“Tara salah paham. Itu gak seperti yang dia lihat.” Mayra menjelaskan semuanya dengan detail, berusaha membuat Aqim percaya dengan kata-katanya.

“Gue harus ke rumah Tara sekarang.” Mayra bergegas pergi untuk menjelaskan semua yang terjadi pada Tara. Ia tahu pasti Tara sakit hati. Jika dia yang berada di posisi Tara, dia juga akan bersikap seperti itu.

*♡*

“Ra ... buka pintunya,” teriak Mayra sembari menggedor-gedor pintu depan rumah Tara.

“Ra ... tolong dengerin penjelasan gue,” tuturnya dengan suara yang sedikit bergetar akibat angin yang bertiup kencang ditambah hujan yang terbilang lebat.

Tak Pernah Berpaling (SUDAH TERBIT)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon