TEMAN?

3.1K 331 23
                                    


Keramaian Insa-dong sangat terlihat saat akhir pekan. Toko-toko di sepanjang jalan dipadati puluhan orang lokal maupun wisatawan. Jika mencari barang antik ataupun suasana tradisional di kota besar Seoul, maka Insa-dong adalah jawabannya.

Drop the beat!”

Dentuman musik hiphop terdengar nyaring di salah satu sudut kawasan itu, bercampur dengan riuhnya suara orang-orang yang berkumpul membentuk sebuah lingkaran besar. Mereka meneriakan sebuah nama.

“J-hope! J-hope! J-hope!”

Seorang pemuda berdiri di tengah lingkaran, dengan penuh percaya diri. Pemuda yang terkenal dengan panggilan J-hope itu mengenakan celana training berwarna hitam, kaos tipis putih dipadu jaket bomber berwarna merah, rambut coklatnya tertutupi topi hitam.

Dia semakin terlihat keren saat musik menggema dan tubuhnya bergerak, meliuk mengikuti irama musik.

Namja maupun yeoja yang menontonnya semakin berteriak histeris, seolah ikut bersemangat melihat penampilan pemuda tersebut.

Tak terkecuali Jimin. Sudah menjadi kebiasaan, setelah selesai dengan part timenya di kedai patbingsoo, Jimin pasti akan bergegas ke tempat ini. Menyempatkan waktu melihat penampilan para street dancer yang sudah terkenal di kawasan tersebut.

Masih ada sekitar 30 menit sebelum kembali ke kerja parttimenya. Jangan ditanya Jimin punya berapa kerja part time. Dia mau hidup berarti dia harus bekerja super giat bahkan gila untuk membayar hutang dan memenuhi keperluannya.

Kaki Jimin bergerak meengikuti irama. Senyuman puas terpantri diwajahnya saat melihat penampilan J-hope yang kemudian disusul dancer lainnya. Jimin suka menari. Sejak kecil hobinya adalah menari. Tapi apa daya, sekarang dia tak punya waktu untuk melakukan hobinya. Semenjak semuanya pergi, sejak dia berjuang seorang diri.

Penampilan selesai. Beberapa street dancer masih belum puas menari tapi sang bintang, J-hope sudah berhenti dan berdiri di sudut jalan. Beberapa orang menyapanya toh pemuda itu memang terlalu ramah, membuat dia sangat disukai.

“Hei, Park Jimin!”

Jimin sudah akan melangkah pergi jika suara familiar itu tak menghentikannya. Dia berbalik dan memberikan senyuman terbaiknya untuk bintang dancer hari ini. Ya, J-hope yang memanggilnya.

Eoh, hyung.

“Kukira kau tidak datang.”

“Tentu saja aku datang, aku ingin melihatmu ‘kan,” Jimin terkekeh lalu mengacungkan kedua jempolnya, “Kau memang yang terbaik!”

J-hope atau pemuda dengan nama asli Jung Hoseok ini tertawa mendengar pujian dari Jimin.

“Kau buru-buru, Jim?”

“Tidak juga, hyung. Aku masih punya waktu. Kenapa?”

“Kalau begitu, ayo kutraktir minum dulu.”

Jimin terkekeh dan melangkahkan kaki mengikuti Hoseok. Baru beberapa bulan mengenal Hoseok tapi Jimin merasa sudah cukup akrab. Mungkin karena pemuda Jung itu sangat ramah padanya, walaupun mereka jarang bertemu dan mengobrol panjang.

Kedai minuman bubble yang tidak jauh dari lokasi dance yang menjadi pilihan mereka. Chocolate bubble milk dan mango fusion untuk Jimin dan Hoseok sendiri. Mereka kembali ke keramaian dan memutuskan duduk di undakan sembari melihat beberapa dancer lain menunjukkan penampilan masing-masing.

“Bagaimana trainingnya, hyung?”

“Hebat. Aku hanya punya waktu 2-3 jam untuk tidur setiap harinya. Untung hari ini diliburkan jadi aku bisa mampir ke sini,” Hoseok tertawa namun Jimin merinding sendiri membayangkannya.

Bittersweet TreasuresWhere stories live. Discover now