Realized

3.1K 267 14
                                    

Terkadang kita tak sadar

Apa yang sudah kita lakukan dan dampak apa yang ditimbulkan

Bahkan dampak itu bisa berpengaruh besar bagi orang lain...

🌥🌥🌥

Hoseok yang sedaritadi duduk di kursi sebelah ranjang, tak bisa berhenti menggerakan kedua kakinya. Jari telunjuk tangan kanannya digigiti, kebiasaannya saat panik sejak kecil.

Ini pertama kalinya bagi Hoseok membawa seorang yang tak sadarkan diri ke rumah sakit. Tak bisa dibayangkan betapa paniknya dia saat Namjoon tiba-tiba pingsan sesaat setelah mereka menyerahkan gitar ke guitar house untuk diperbaiki. Saat mereka berjalan di taman kecil samping parkiran gedung itu menuju mobil, tiba-tiba tubuh Namjoon ambruk.

Untunglah Hoseok bisa mengemudi. Sehingga dengan segera ia memindahkan tubuh Namjoon dibantu beberapa orang ke dalam mobil dan Hoseok langsung saja melajukan mobil Namjoon itu ke rumah sakit terdekat.

"Ayo, sadarlah..."

Entah sudah berapa kali Hoseok menggumamkan permohonannya itu, berharap Namjoon segera membuka matanya. Sudah dua jam Namjoon tak sadarkan diri.

Tangan kiri Hoseok merogoh sakunya, mengeluarkan ponsel guna melihat jam dan beberapa notif yang masuk sekilas. Hoseok menghela napas lega saat melihat pesan yang dikirimkan Jimin, mengatakan jika dia dan adiknya Namjoon sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit.

Kepanikan Hoseok sebelumnya bertambah saat Hoseok tak bisa menghubungi Seokjin dan Jimin. Dari semua kenalannya, Hoseok hanya tahu kedua orang itu yang berhubungan dengan Namjoon.

Namun berpuluh kali mencoba menghubungi Seokjin, tak ada jawaban membuat dia beralih pada Jimin. Awalnya tak ada jawaban dari Jimin membuat kepanikan Hoseok bertambah, untunglah beberapa saat lalu Jimin menghubunginya balik.

Hoseok berjengit kaget saat pintu ruangan terbuka dengan tidak etis dan menimbulkan suara debuman keras.

"Hyung!"

Taehyung masuk ke dalam kamar rawat Namjoon dengan napas terengah, kelihatan sekali anak itu berlari kencang. Hoseok otomatis berdiri dan bergeser ke samping saat Taehyung berjalan lebar menghampiri kakaknya.

"Kenapa Joon hyung bisa begini?!"

Oke, jika bukan dalam situasi ini sudah dipastikan Hoseok akan memukul kepala bocah itu. Taehyung sama sekali tidak bisa tenang dan bertanya dengan nada tinggi, seolah membentak Hoseok yang sedaritadi menunggui kakaknya. Taehyung tak bermaksud begitu padahal.

"Taehyung-ah."

"Jimin!"

Hoseok bersorak lega saat Jimin baru saja muncul di ruangan bersamaan dengan suaranya menegur Taehyung. Jimin mengulas senyumannya untuk Hoseok yang akhirnya bisa melepaskan kepanikannya.

"Syukurlah kau segera datang," seru Hoseok sarat kelegaan.

Jimin menganggukan kepala, "Maaf hyung, kami agak lama karena mencari taxi."

Hoseok hanya mengangguk-anggukan kepalanya, setidaknya dia tidak sendirian menjagai Namjoon. Jujur, ada perasaan takut dan bersalah melihat anak kedua Kim itu terbaring lemah.

Pandangan Jimin beralih pada Namjoon, dia menarik napas dalam saat melihat pucat di wajah yang biasanya terlihat tegas tak bersahabat itu. Beralih pada Taehyung yang entah sejak kapan sudah duduk di kursi samping ranjang sembari memandangi kakaknya. Dahinya berkerut dalam, alis dan garis bibirnya menekuk ke bawah. Sepertinya anak itu benar-benar khawatir.

Bittersweet TreasuresWhere stories live. Discover now