Little Happiness

2.5K 201 33
                                    

🎶 Ailee - Because of Tears 🎶
&
🎶 Park Jimin - Promise 🎶


Uri adeul, Park Jimin!

Jagoan terbaik ayah! Bagaimana kabarmu, nak?

Kalau kau sudah membaca surat ini… Berarti waktu sudah berlalu begitu panjang. Apa ayah bisa mendampingimu saat kau dewasa? Saat kau sukses, apa ayah masih bisa melihatnya? Apa saat kau menikah ayah masih bisa mendampingimu? Ayah sungguh penasaran akan hal itu. Atau mungkin tiba-tiba ayah meninggal sebelum melihat semua itu?

Apapun itu, ayah senang kau masih mengingat janji kecilmu pada ayah untuk mencari surat ini.

Uri Jiminie, ayah membayangkan bagaimana dirimu saat dewasa. Ayah yakin kau akan tumbuh jadi pemuda yang jauh lebih tampan dibanding ayahmu ini.

Lalu bagaimana hidupmu? Apakah berat, nak?

Ayah akan selalu berdoa agar hidupmu tidak berat. Walaupun berat, ayah harap kau masih tetap bertahan akan hidupmu. Ayah sungguh ingin melihatmu sukses.

Satu hal yang ayah penasaran juga. Apa kau berhasil mencapai cita-citamu? Apa sekarang kau sudah menjadi penyanyi atau penari? Setiap kau bercerita mengenai cita-citamu, ayah selalu berdoa agar kau bisa mencapainya. Membayangkanmu bisa berdiri di panggung pasti membuat ayah bangga.

Ayah minta maaf karena ayah merasa belum bisa menjadi ayah yang baik untukmu dan keluarga. 

Sebenarnya alasan ayah menulis surat ini untuk kalian agar kalian mengerti hal apa yang ayah dan ibu kalian sembunyikan selama ini. Kami rasa akan sulit untuk kami menceritakan dengan detail kepada kalian di masa depan.

Ibu kalian terdiagnosis leukimia saat Ji Hyun berumur 3 tahun. Karena itu, kami memutuskan kembali ke Busan dan tinggal bersama nenekmu. Ayah harus mengumpulkan dana untuk operasi ibumu dan nenek bisa membantu menjaga kalian. Karena itulah ayah sering menolak keinginanmu seperti les bernyanyi yang selalu kau banggakan itu.

Maafkan ayah, Jimin-ah.

Ayah tidak mungkin menceritakan semuanya di sini. Kalau kau ingin mengetahui hal lainnya, cari buku harian ayah di rumah nenek. Buku itu biasa ayah simpan di rak buku kamar nenek, buku bersampul coklat.

Satu hal lagi.

Ayah ingin berterimakasih padamu. Terimakasih sudah menjadi jagoan ayah. Kau tahu sebahagia apa ayah saat pertama kali menggendongmu, nak? Ayah benar-benar sayang padamu. Di kehidupan berikutnya ayah pun ingin tetap menjadi ayahmu yang lebih baik lagi.

Hiduplah dengan baik, Jimin. Jaga kesehatanmu, jangan sampai sakit. Capai cita-citamu tapi tetaplah jadi dirimu sendiri. Cari kebahagianmu  dan jaga itu karena hidupmu akan terasa lebih mudah olehnya. Jika kau jatuh, terus bangkit, jangan sampai menyerah! Kau bisa, kau anak ayah yang paling kuat!

Ayah sangat bangga padamu, Park Jimin.

🐥🐥🐥


Appa… Mian.”

Bisikan itu seolah terbawa angin dingin yang berhembus cukup kencang di pinggiran dermaga yang agak sepi. Jimin menerawang jauh sekali ke lautan luas di depan sana. Air biru nan tenang itu cukup menyalurkan energi positif baginya, ia merasa ikut tenang juga. Setelah beberapa saat lalu emosinya meletup-letup bagaikan bara api.

Bittersweet TreasuresWhere stories live. Discover now