Mission

2.7K 280 12
                                    


Dua minggu hampir terlalui setelah Jimin dan Taehyung membuat perjanjian, misi untuk membuat sifat Kim Namjoon kembali seperti sebelumnya. Berbagai hal sudah dilakukan walaupun belum ada hasil yang terlihat. Mereka sedikit terkejut karena Kim Namjoon itu ternyata keras kepala dan berpendirian teguh.

BRAK!

"Hyung, buka! Dengarkan aku dulu, ish!"

Seperti saat ini, Taehyung baru saja diusir paksa dari kamar Namjoon setelah memohon--sedikit memaksa sang kakak untuk menemaninya ke toko buku. Tak ada respon dari dalam kamar, Taehyung menendang pintu kayu itu dengan kesal, walaupun dampaknya dia sendiri yang meringis sakit.

Tanpa Taehyung tahu, Namjoon menghela napas mendengar teriakan sang adik. Dia rebahkan tubuhnya yang terasa lelah di kasur empuk miliknya. Bukan lelah karena pekerjaan tetapi lelah meladeni Taehyung.

Entah apa yang merasuki adiknya hari ini-ah tidak, seminggu ini lebih tepatnya. Namjoon sangat ingat bagaimana suasana canggung yang terasa saat mereka berada di rumah sakit. Dan anehnya, keesokan harinya sikap Taehyung berubah dalam sekejap. Dia banyak bicara, sering merengek dan mengekori Namjoon kemanapun. Sialnya lagi, Namjoon memang harus lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah dalam seminggu lebih ini.

Ekor mata Namjoon melirik ke arah pintu kamarnya saat dirasa tak ada suara berisik lagi. Sepertinya Taehyung sudah menyerah dan pergi.

"Ada apa dengan anak itu?"

Gumaman kecil itu lolos dari bibir Namjoon saat ia kembali mengingat tingkah aneh Taehyung belakangan ini. Sebenarnya bukan masalah besar tetapi rasanya aneh setelah cukup lama mereka saling mengabaikan dan kini tiba-tiba Taehyung bersikap seperti adik kecilnya dulu.

Ada perasaan senang dan gemas melihat Taehyung bersikap begitu- setidaknya tak ada tatapan tajam, kesal, dan masa bodoh yang didapatkannya. Tetapi disamping itu, juga menyelusup perasaan takut yang menghimpit dadanya, Namjoon benar-benar takut.

Mengambil ponsel yang tergeletak di meja nakas, melihat jam yang terpampang di layar depan. Tak mempedulikan pesan yang masuk, Namjoon mengembalikan ponsel ke posisi semula. Kemudian matanya mulai terpejam. Pukul 4 sore, mungkin dia bisa tidur satu sampai dua jam. Namjoon rasa dia butuh sedikit istirahat.

💐💐💐


"Hyung, ayolah. Ini sudah hampir dua minggu."

Jin menurunkan buku yang sebenarnya sedang dibacanya untuk mengusir rasa jenuh. Pandangan Jin beralih dari buku menuju adik keduanya yang terduduk di pinggir tempat tidurnya. Namjoon menunjukan ekspresi memohonnya.

"Tidak," jawab Jin singkat sebelum kembali menyelami setiap kata dalam bukunya.

Namjoon mendengus sebal tapi dia bertekad tak akan meninggalkan kamar sang kakak sampai ia mendapatkan ijin mengikuti training perusahaan yang telah dihentikan paksa sang kakak karena kondisinya yang sempat drop.

"Aku sudah sehat," ucap Namjoon penuh penekanan.

"Kau bisa mengikuti training setelah umurmu 20 tahun, kenapa harus memaksakan sekarang?"

"Ayah sudah mengijinkanku mengambil training lebih cepat."

"Tapi ayah tidak tahu jika hasilnya kau collaps. Perlu aku beritahu ayah?"

"Sudah kubilang, aku pingsan karena kurang tidur."

"Mana ada hanya kurang tidur menyebabkan kadar hemoglobinmu serendah itu. Hyungmu tidak bodoh."

Namjoon terdiam. Dia tak menyangka Jin akan sekeras ini menentangnya melanjutkan pelatihan dan kini tengah berdebat dengannya. Jin menutup bukunya dan meletakannya begitu saja di meja. Niatnya membaca menguap sudah.

Bittersweet TreasuresDonde viven las historias. Descúbrelo ahora