Jungkook's Side Story

1.8K 195 49
                                    

"Berhenti bilang orang tuaku jahat!!"

Suara cempreng itu terdengar menggelegar di halaman belakang sebuah panti asuhan. Atensi semua anak terfokus pada seorang anak berusia 5 tahun yang tengah memandang nyalang pada semua yang ada di tempat itu.

Mata anak itu memerah, menahan tangisan yang akan pecah. Pandangan mengejek dari anak-anak di sekitarnya membuat amarah anak itu semakin memuncak.

"Mereka dibunuh berarti mereka jahat!" tukas salah satu anak gendut di depannya.

"Tidak! Appa eomma tidak jahat!" Jungkook, anak itu kembali berteriak, "Kalian yang jahat!!"

Tak ada balasan lagi, ingin rasanya Jungkook menghajar anak-anak itu tetapi suster Ma tidak akan menyukainya. Sejak kedatangan dua polisi untuk menemuinya di panti, mengatakan kasus kematian kedua orang tuanya bukan kecelakaan, anak-anak panti mulai heboh.

Sebenarnya anak-anak itu tidak tahu pasti apa yang terjadi apalagi Jungkook. Dia masih terlalu kecil untuk mengerti pembunuhan. Yang dia tahu, orang tuanya sudah kembali ke surga setahun yang lalu tepat saat dirinya dititipkan di panti asuhan itu oleh seorang detektif.

Tatapan memojokan itu membuat Jungkook jengah dan semakin kesal. Tanpa pikir panjang, Jungkook berbalik dan lari begitu saja dari sana menuju hutan kecil yang tepat berdampingan dengan halaman belakang panti. Beberapa anak berteriak memanggilnya, mereka dilarang masuk ke dalam hutan itu omong-omong, namun Jungkook terlihat tak peduli dan justru mempercepat larinya.

Tanpa mereka sadari, ada satu anak berusia 7 tahun yang sejak tadi menyaksikan kejadian tersebut. Anak pengantar sembako yang baru saja membantu ayahnya menurunkan barang dari mobil pick up menuju dapur panti. Anak itu menghela napas sebelum ikut berlari, meninggalkan pekerjaannya.

"Hei, Park Jimin eoddiga?!"

"Appa, tunggu aku, eoh?!"

Tuan Park hanya menggelengkan kepalanya heran melihat anaknya sudah berlari kencang menuju hutan. Dia tidak cemas, toh dia seringkali mengajak anaknya mengeksplor hutan tersebut. Hanya saja, dia harus segera bergegas kembali ke toko.

"Jahat! Mereka jahat..."

Isakan itu terdengar jelas di kawasan hutan yang sepi. Hutan ini tidak terlalu besar dan masih banyak lahan kosongnya, tidak terlalu menyeramkan. Rintikan hujan yang tiba-tiba jatuh itulah yang membuat Jungkook berhenti dan akhirnya memilih satu pohon besar untuk meneduhinya.

"Appa... eomma... Kookie mau ikut kalian ke surga," isaknya terus menerus, "Mereka jahat. Kookie tidak mau tinggal di sini walaupun ada suster Ma. Kookie mau appa eomma--hiks."

"Kookie boleh nyusul kalian ke surga kan?"

"Tidak boleh!"

Jungkook tersentak saat ada suara yang membalas rengekannya. Dia langsung menoleh dan menemukan satu anak yang sudah berdiri tak jauh darinya. Anak itu tersenyum sebelum mendekatinya lalu berjongkok tepat di depan Jungkook.

"Kau tidak bisa pergi ke surga," ucap Jimin masih dengan senyuman ramahnya.

Jungkook memandang anak itu dengan lamat. Dia tahu siapa Jimin, tapi tak menyangka anak itu mengikutinya hingga ke sini.

"Wae?"

"Hmm, eomma bilang kita bisa ke surga kalau sudah dijemput. Kalau belum kita harus tinggal di sini dulu, tunggu giliran."

"Aninde... hyungie wae yeoggiseo?"

"Ah!"

Jimin tertawa. Ternyata Jungkook memang tidak sepolos yang dikiranya. Anak itu terkadang cukup dewasa untuk anak seusianya. Mungkin karena dia harus belajar mandiri sejak usia 4 tahun.

Bittersweet TreasuresTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang