Memories in Busan pt. 2

1.9K 213 31
                                    

Helaan napas itu terdengar begitu dalam. Entah untuk kesekian kali Jin sudah menghela napasnya. Udara dingin yang berhembus seolah tak terasa, membuatnya tetap duduk diam di teras hanok milik nenek Jimin.

Yoongi yang baru saja selesai membantu mengobati luka-luka di wajah Jimin segera keluar, mendekati sahabatnya yang terlihat frustasi di sana.

Hyung.”

Panggilan itu membuat Jin menoleh. Memandangi Yoongi yang berjalan mendekat dan duduk di sebelahnya. Jin mengusap wajahnya dengan kasar sebelum bertanya, “Bagaimana Jimin?”

“Aku sudah mengobati lukanya, tenang saja.”

“Apa sebaiknya kita membawa mereka ke rumah sakit? Jungkook memerlukan perawatan ‘kan? Bagaimana bisa kau mengabulkan permintaan anak-anak itu untuk pulang ke rumah?!”

Yoongi tahu jika Jin sedang kalut saat ini. Beberapa jam lalu terasa seperti bencana. Pesan yang diterima Jin nyatanya bukan ancaman. Bagaimana dirinya tidak kalut jika menemukan adik-adiknya penuh luka terutama sang maknae yang tak sadarkan diri dengan kepala berdarah?

Suara teriakan Jimin dan Taehyung membawa Jin dan Yoongi ke arah mereka. Mereka sempat berpapasan dengan pria asing berpakaian hitam yang berlari sangat kencang. Yoongi berusaha mengejar namun berakhir dengan hilangnya jejak pria tersebut.

Namjoon dan Hoseok datang bersamaan saat Jin dengan sigap menggendong Jungkook di punggungnya. Wajah babak belur Namjoon tentu menambah kekhawatiran yang tertua.

Mereka membawa Jungkook ke klinik terdekat. Untungnya luka itu tidak terlalu parah, walaupun anak itu masih mendapat tiga jahitan di kepala belakangnya.

Niatnya membawa anak itu ke rumah sakit lebih besar untuk mendapatkan perawatan lebih intensif, namun racauan Jungkook yang entah sadar atau tidak, yang meminta untuk pulang akhirnya membuat Yoongi memutuskan membawa mereka semua kembali ke rumah.

Jin tidak setuju tentu saja, namun tatapan memohon adik-adiknya membuatnya mengalah pada akhirnya.

“Kau dengar mereka tidak mau ke rumah sakit,” ujar Yoongi.

“Tapi mereka butuh perawatan lebih daripada klinik!”

“Untuk saat ini cukup, hyung. Mereka baik-baik saja—”

“Jungkook masih belum sadar dan kau bilang baik?!”

Siapa sangka jika Jin bisa menjadi semenyebalkan dan sekeras itu. Yoongi menghela napasnya, mengontrol emosi yang sebenarnya sudah tersulut sejak tadi. Tapi ini bukan saatnya mereka bertengkar, sangat tidak penting.

“Baiklah. Jika Jungkook belum sadar beberapa jam ke depan, aku yang akan membawanya ke rumah sakit.”

Jin membuang muka. Ekspresinya benar-benar kacau, tidak enak dilihat. Tangannya mengepal begitu kuat bahkan Yoongi bisa melihat telapak tangan Jin sudah terluka oleh kukunya sendiri.

“Mereka akan baik-baik saja,” ucap Yoongi masih berusaha menenangkan.

“Mereka tidak baik,” sanggah Jin kemudian memandang sendu, “Dan itu karena salahku.”

Hyung—”

“Seharusnya mereka melakukan itu padaku saja, kenapa harus adik-adikku? Sialan. Aku harus menemukan mereka!”

Jin tersentak saat kepalanya dipukul pelan oleh Yoongi. Dia menoleh dengan mata membulat, tak percaya dengan kelakuan teman yang lebih muda setahun darinya.

“Maaf,” sesal Yoongi tanpa ekspresi bersalah, “Aku ingin sekali memukulmu.”

“Yak! Kau—”

Bittersweet TreasuresWhere stories live. Discover now