Part 13

269 20 5
                                    

Seperti biasa, Aku ke Kantin hanya ingin mencari wanita yang ku suka, Andini. Mataku terus menoleh ke kanan dan ke kiri, mencari keberadaan sang Princes yang belum juga di lihat oleh pangerannya. Khayalku. Aku masih belum menemukan Andini, Entah kenapa tujuanku bukan untuk makan tapi untuk melihat wajahnya. Mungkin selera makanku jadi berkurang karena akan terasa kenyang saat melihat wajahnya.

Beberapa menit aku mencarinya, Aku masih tidak menemukannya sampai pada akhirnya aku pun berniat untuk mencoba ke Kelasnya. Awalnya aku takut untuk berkunjung ke Kelas IPA-2 Namun, karena hati sudah memaksa mau tak mau aku harus menurutinya.

Sesampainya di Kelas IPA-2, benar saja aku melihat Andini yang sedang duduk di mejanya. Namun, kali ini ia tidak sendiri, tetap saja pasti ada Daniel yang selalu menemaninya. Menurutku, Daniel adalah orang yang paling bahagia saat ini, sedangkan aku? orang yang paling tersakiti. Mungkin.

Aku tak pandang bulu, mau ada Daniel atau siapa pun, tekad tetap tekad aku pun langsung menghampirinya.

“Hallo, Andini.” Sapa ku dengan senyum lebar tanpa tau rasanya malu. Ya, bisa di bilang kalau orang normal mungkin akan sedikit canggung, tiba-tiba masuk ke kelas orang lalu bersapa ria. Urat malu ku kan sudah putus.

Andini menoleh ke arahku, membalas senyumku dengan senyum tipsinya.

“Eh Varo, ngapain?” Tanyanya

Daniel pun juga menatapku, tapi dia hanya terdiam seperti biasanya.

“Ehmm, mau ngajak makan ke kantin sih… soalnya kan si Via lagi belajar Gambar gitu… heheh..” Jawabku sambil terus melangkah mendekati meja miliknya.

“Andini juga lagi belajar gambar, sudah sana makan sendiri bisa kan?” Pekik Daniel dengan sinisnya.

Aku terkejut dengan Ucapan Daniel, apa maksudnya bilang jika Andini belajar Gambar juga? Apakah Andini ikut Kompetisi yang sama? Aku bertanya-tanya dalam hatiku.

“Eh, Kamu juga ikut Kompetisi menggambar dari sekolah Din?” Seruku sambil mengambil gambar miliknya.

“Wahhh, bagus banget komik buatanmu! Semoga menang ya!” Pujiku lagi kepada Andini.

Daniel mentap tajam, “Lo dukung siapa sih? Andini atau Via, sahabat lo? Dalam vote nanti 1 orang berhak memilih 1 vote komik kan? terus siapa yang mau lo pilih?” Tanya Daniel.

Apa ini? Apa Daniel berusaha membuat pertanyaan jebakan?

“Aku akan jadi orang yang netral, lah…. iya!” Jawabku dengan nada yang datar dan terdengar sedikit terbata-bata.

“Hahahah, orang netral? Gue yakin lo pasti memilih Andini? karena lo suka kan sama Andini? Tapi sayang, Andini itu pacar gue…”

“Oh iya, gue kasihan juga ngeliat si Via? sahabat lo itu, kayaknya dia memendam perasaan deh sama lo! peka makanya!” Tambahnya lagi.

Perkataan Daniel sungguh sadis kali ini. Semua ucapannya begitu sakit menusuk hatiku. Entah kenapa semua yang di ucapkan oleh Daniel membuatku menjadi berpikir. Apa benar Via menyukaiku? Tapi aku percaya dengan hatiku sendiri, kalau Via itu tidak mungkin menyukaiku.

Melihat omongan Daniel yang menyelekit terhadap ku, membuat Andini sedikit terlihat marah kepadanya.

“Daniel? kamu gak harus berkata seperti itu kepada Varo, Kasar sekali bicaramu.” Bentak Andini kepadanya.

Aku tahu Andini adalah tipikal Cewek yang ga enakan, apa lagi aku adalah teman yang baru sekali masuk ke dalam lingkup hidupnya, tak heran jika dia membelaku di bandingkan pacarnya, Daniel.

“Emang itu kenyataannya Andini, dia buktinya selalu ikut campur dalam urusan kita? apalagi kalau bukan dia suka sama kamu?” Daniel berusaha memperjelas omongannya, agar Andini lebih mendukung ucapannya.

Dia, Andini [SELESAI √]Where stories live. Discover now