Part 16

252 15 0
                                    

"Serius ini untukku?" Tanya Via tak menyangka.

Aku yang masih ada di sisinya hanya bisa melongo melihat seseorang layaknya Malaikat tiba-tiba hadir dan membuat harapan Via yang tadinya gugur mulai kembali bersemi.

Andre hanya mengangguk, "Aku harap kamu bisa mengingatku..." Ujar Andre seadanya.

Via masih tak menyangka, air matanya kini berubah menjadi Air mata bahagia, "Sumpah, aku gak mimpi kan Var,?" Tanya Via kepadaku.

"Mimpi darimana? sini aku cubit.!"

"Aww, ishh sakit"

Aku hanya tertawa ringan, sementara Via masih dengan ekspresinya.

"Sebentar aku akan mencoba mengingatmu?" Cetus Via sambil menatap wajah Andre dalam-dalam.

Andre tersenyum kecil, memperlihatkan wajah terbaiknya di hadapan Via.

"Sudah bisa menebak?" Ledek Andre sambil terus tersenyum.

Via terus menerka, aku hanya bisa berdiam di tengah mereka yang sedang Asik saling tanya.

"Ah... aku sedikit ingat! K-kamu Andre teman SMP ku bukan?" Terka Via sambil mangut-mangut.

Andre tersenyum lebar kemudian menjawab Terkaan Via, "100 buat kamu!" Pekiknya keras.

"Ya ampun kamu beneran Andre? Wajah kamu kok berubah ya?" Puji Via kesenengan.

Aku berusaha ikut berbicara, agar tidak di kira kambing conge, "Oh, dia teman mu Vi?" Tanyaku yang mencoba masuk ke obrolan mereka.

"Iya Var, dia teman SMP ku.. eh ngomong-ngomong sejak kapan kamu sekolah disini?" Tanya Via penasaran.

"Baru 2 hari yang lalu, sebelumnya aku sekolah di Yogya. yahh... karena aku melihat ada Kompetisi menggambar dengan hadiah ke Jepang membuat kaki ku ingin melangkah ke sini deh... heheh.." Jawab Andre dengan senyum kecil di bibirnya.

"Eh, jangan bilang Formulir ini kamu berikan ke aku, biar aku jawab pernyataan cintamu waktu itu" Ledek Via dengan wajah yang sedikit cemberut.

Aku yang mendengar ucapan Via sedikit terkejut. Pernyataan Cinta? apakah Andre menyukai Via? Pertanyaan itu pun langsung tercetus begitu saja.

Andre tertawa lepas, "Eh, eh, eh tidak dong... kamu masih ingat saja hal itu.. aku saja sudah lupa, aku ngasih kamu itu.... karena aku pikir kamu pasti menang! Kamu kan jago banget gambar Vi, dari smp! aku tahu banget kamu." Puji Andre di hadapanku.

"Noh Var, kaya Andre dong.... Sudah pasti dukung aku." Celetuk Via sambil menyenggol lenganku dengan sikutnya.

"Iah, kok jadi aku?" Jawabku polos.

Via pun tidak menjawab pertanyaanku dan langsung mengganti topiknya.

"Andre... ini Varo, sahabatku..." Ucap Via yang berusaha mengenaliku kepada teman lamanya.

"Andre" Ujarnya sambil mengulurkan tangan kanannya.

Aku sedikit canggung untuk berjabat tangan dengannya, entah grogi atau apa, yang pasti rasanya itu, sedikit membuat jantungku berdetak lebih kencang.

"Va-varoo..." Jawabku sedikit terbata.

Kami berjabat. Andre tersenyum simpul ke arahku, "Ku kira dia ini pacarmu Vi." Cetus Andre asal.

Aku menggaruk kepalaku yang tak gatal, "Bukan, kami hanya teman dekat, bisa di bilang sahabat." Jawabku memastikan.

Via hanya terdiam, ia kembali menatap Andre, "Kalau Varo pacarku mah, sudah ku kenalin ke mamah-papah ku kali dre, sama kayak waktu kamu ngenalin aku ke mamah-papah mu dulu.... hahha, tapi maaf aku menolakmu" Celetuk Via dengan nada meledek.

Dia, Andini [SELESAI √]Where stories live. Discover now