Part 17

257 17 6
                                    

Via POV

“Iya nanti aku jemput ya…. kamu tunggu aja, aku masih di sekolah” Ucap Andre kepada seseorang lewat handphonenya.

Aku yang mendengar pembicaraan Andre via telepon sedikit tersentak mendengarnya.

“Aku ganggu gak dre?” Tanyaku secara tiba-tiba mengejutkan Andre yang baru saja menutup telpon miliknya.

Andre menoleh ke arahku, “Eh… Via, tidak kok. Tumben ada apa?” Jawab Andre dan balik bertanya.

Aku terdiam sejenak, mencari topik pembicaraan. Entah kenapa aku menajdi penasaran dengan seseorang yang baru saja Andre telepon.

“Ehmm… ak-aku cuma mau melanjutkan obrolan kita tadi pagi yang sempat terputus…” Ucapku membuka topik pembicaraan.

Andre tersenyum kepadaku, ekspresinya masih tidak berubah. Ia masih Andre yang ku kenal dulu. Lembut dan selalu tersenyum walau terkadang aku suka menjengkelkan. “Aduhh…. Via kenapa grogi gitu ngomongnya? gak biasanya kamu canggung?” Tanya Andre kembali.

Via menghela nafasnya, keringat keluar dari balik telapak tangannya, “Eh, siapa yang gerogi hehehe aku cuma takut mengganggu mu saja dre, oh iya Andre sudah punya pacar ya?” Celetuk ku. Entah kenapa bibirku rasanya sangat gatal jika tidak bertanya soal ini, apalagi mendengar ucapannya di telepon tadi. Kurasa Andre sudah move on dariku.

Andre kembali tersenyum, “Kok kamu jadi nanya pacar Vi? Iya aku sudah punya pacar… baru saja dia minta jemput. Pacarku manjanya sama deh kaya waktu kamu dulu… heheh” Andre tertawa lepas setelah menjawab pertanyaanku.

Aku hanya menyengir, menahan malu karena bertanya urusan pribadi padanya. Sudah lama juga aku tidak pernah kontakan dengan Andre. Sejak aku menolaknya dulu di depan ke dua orangtuanya. Aku memang terlalu sadis kepadanya, tapi entah kenapa Andre masih memperlakukanku sama seperti dulu. Tidak ada yang berubah sedikit pun. Dia masih perhatian dan juga lembut.

Aku pun hanya terdiam kaku mendengar jawaban Andre , entah aku ingin membahas apa lagi dengannya. Rasanya pikiran ku mentok sampai di situ.

“Kamu sudah makan?” Tanya Andre lagi membuka topik pembicaraan baru.

“Belum” Jawab ku seadanya.

Andre pun menaruh handphonenya, kemudian memegang pergelangan tanganku dengan tiba-tiba, “Ayo ke kantin.”

Aku tersentak, lalu refleks memegang kembali tangan Andre. Aku dan ia kini saling menatap. Tatapan Andre sangat hangat, mungkinkah Andre masih menyimpan perasaannya terhadapku? Atau memang sudah benar-benar hilang di gantikan oleh Wanita saat ini yang sedang berlabuh di hatinya?.

Aku hanya bisa bertanya-tanya di dalam hatiku, enggan untuk bertanya dan enggan untuk melakukan apapun. Aku juga tidak ada perasaan dengannya, sekarang di hatiku cuma ada (dia) seseorang yang aku nanti-nantikan juga memiliki perasaan yang sama terhadapku.

“Vi… ayo ke kantin?”

Aku kembali terkejut, “Oh iya…” Jawabku yang tebangun dari lamunanan yang telah menghanyutkan pikiranku saat itu.

Kami pun akhirnya ke Kantin. Sesampainya di sana aku dan Andre mencari meja, namun mataku tiba-tiba tersorot kepada Andini , Daniel , Cayla dan juga Alvaro. Aku sedikit bertanya-tanya, “Sejak kapan Cayla cewek tengil ikut gabung bersama mereka?” itulah yang ada di pikiranku kali ini. Aku semakin bingung, bergabung bersama mereka atau mecari meja lain dan duduk berdua dengan Andre saja.

Aku pun memiliki keputusan, rasa benciku terhadap Cayla sudah tidak bisa di toleransi lagi, akhirnya aku berusaha mamalingkan wajahku dari mereka, dan makan bersama Andre di meja yang lain.

Dia, Andini [SELESAI √]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora