Part 18

226 17 13
                                    

“Andini, kamu gak apa-apa kan?” Tanya Cayla sambil memegang kedua bahu Andini dengan lembut.

Aku dan Daniel menatap sinis ke arah Cayla, tak lama kemudian Tante anggun berdiri dari tempat duduknya.

“Kenapa kalian menatap anak saya seperti itu? seperti layaknya pembunuh?” Cetus Tante Anggun.

“Iya, kalian menuduh anak saya?” Tambah Ayahnya Cayla.

Aku masih menatap Cayla, setelah itu beralih ke arah Tante Anggun dan Ayah Danar.

“saya punya otak untuk berpikir tan…” Jawabku dengan nada yang sedikit tinggi.

Sementara Daniel masih terus menatap Cayla dengan tajam, bola matanya tampak lurus mengarah Cayla, aku tahu Daniel sedang memendam Amarahnya.

“Ahhk .. Sudah Var, mungkin ini memang kursinya yang tidak bagus.” Ujar Andini seolah membela Cayla. Entah apa yang ada di pikiran Andini saat ini. jelas-jelas dia di jebak.

Aku menangkis jawaban Andini, “Engga mungkin Andini, apakah kamu tidak berpikir? kenapa Cayla menulis setiap nama-nama kita di bangku? Apa tujuannya?” Jelasku lebih dalam.

Andini sedikit berpikir, Daniel menoleh ke arahku, memalingkan wajahnya dari Cayla, “Itu jebakan, Cayla pasti sudah merencanakan ini semua.” Sunggut Daniel tiba-tiba.

Cayla menahan kesal, tangannya mengepal,  “Jangan Asal tuduh yah niel, tau apa lo kalo gue yang jebak? gue bisa laporin ini semua ya! sebagai pencemaran nama baik.” Ancam Cayla kepada Daniel.

Daniel tersenyum, “Hmm… Orang kaya bisanya main hukum, Kali ini jebakan lo berhasil Cay, ngelukain wanita yang gue sayang…. Gue gak bakal tinggal diam, ingat! Ini salah kita, mengapa kita masih mau percaya sama bangkai yang jelas-jelas baunya sudah kita ketahui.” Jawab Daniel membalas ancaman Cayla.

Aku mendukung Daniel kali ini, ini memang jebakan. Cayla berusaha membuat Andini kalah dalam kompetisi gambar. Ini yang dia inginkan. Aku tahu, aku paham, Luka di tangan Andini sudah berhasil Cayla lakukan.

Andini mengerang sakit, “Daniel, antar aku pulang yah… pergelangan tanganku sakit sekali…” Keluh Andini.

“Usir mereka Cay, mamah juga tidak sudi anak-anak miskin ini menginjak rumah mamah. Kita jelaskan saja memang benar kita membuat rencana.” Pekik Tante Anggun kejam.

Cayla memendam wajah Paniknya, kebusukan dan permintaan maaf palsunya terbongkar dengan dirinya sendiri.

“Oke…. gue akui gue emang ngejebak lo Andini. Gue masih gak sudi Daniel pacaran sama lo! Cewek miskin tukang kebab kan? hah” Ucap Cayla kejam. Cayla kembali menampakan kebusukannya. Entah kenapa Cayla tahu jika Ayah Andini adalah penjual kebab?

Andini terkejut, “Jadi semua kebaikan yang kamu lakuin itu palsu Cay?” Tanya kembali Andini dengan begitu polosnya.

Cayla menghela nafasnya, “Yaiya lah, lo pikir gue mau temenan sama lo? cewek yang udah ngerebut Daniel?”

Aku hanya bisa melongo tak menyangka, kenapa harus ada perempuan sejahat ini. Daniel semakin kesal terlihat dari raut wajahnya yang sudah memanas. Tangannya mengepal kuat, Matanya menyorot tajam ke arah keluarga Cayla.

“Sampai kapan pun, gue gak sudi pacaran sama lo! inget cay, kali ini gue masih bisa nahan Amarah gue, sekali lagi lo nyakitin Andini gue gak bakal tinggal diam. Gue bakal bikin lo sama keluarga lo nyesel” Ancam Daniel dengan puncak Amarah yang sudah sampai di ubun-ubun.

“Gue juga” Ucapku menambahkan perkataan Daniel.

Cayla tersenyum jahat, “Dua orang pahlawan membela Cewek kampung, pantes lah kalian berdua…. Kasian banget gue sama lo Varo, lo suka sama Andini kan? Jujur ajalah, gue bisa bantuin lo kok.. kita bereng-bareng aja hancurin hubungan mereka. Lo dapet Andini, gue dapet Daniel. Selesai kan” Ucap Cayla dengan penawaran terang-terangan di depan Daniel dan Andini. Setelah Cayla berkata seperti itu, tiba-tiba Daniel dan Andini menoleh ke arahku.

Dia, Andini [SELESAI √]Where stories live. Discover now