Epilog - Pilihan

575 14 26
                                    

26, April 2017

Pukul 00:00

"Happy birthday to you, Happy Birthday Alvaro Arzahan." ucap Ayah dan Ibu Alvaro secara bersamaan. Mereka membuka pintu kamar Anaknya tepat pukul dua belas malam, dimana di hari itu Alvaro, Anaknya berulang tahun. Dengan membawa satu buah kue yang di hiasi lilin menyala di atasnya, Alvaro sedikit terkejut.

"Ibu, Ayah?" ucap Varo dengan raut wajah yang masih menahan kantuk.

Ayah dan Ibunya pun tersenyum, kemudian ia berjalan ke arah Anak sematawayangnya itu. Dengan usia Alvaro yang ke Tujuh Belas tahun, lilin berangka itu sudah menyelah dan siap di tiup olehnya.

"Varo gak menyangka, kalo ayah sama ibu bakal ngelakuin kejutan kaya gini." ucap Varo lagi dengan raut wajah haru bahagia.

Ibu dan Ayahnya hanya tersenyum, "Cepat tiup dulu lilinya..." pinta sang Ibu. Varo pun segera memejamkan matanya, lalu meniup lilin tersebut.

"Yey!" Pak Zain bersorak.

Varo masih dengan senyumnya. Setelah itu mereka pun berpelukan untuk momen yang spesial ini.

"Semoga kamu jadi anak yang membanggakan Ayah dan juga ibu ya Varo..." Pak Zain berharap.

Varo menggangguk pelan dengan air mata yang masih bisa di bendungnya, anggukan Varo dapet di rasakan oleh Pak Zain dan juga ibunya yang sangat terasa di bahu mereka. Varo pun akhirnya mengerti sekarang, apa itu yang namanya keluarga bahagia, karena kasih sayang yang di berikan oleh kedua orang tuanya.

Setelah itu Varo pun kembali meneruskan tidurnya.

Pagi harinya.

Karena ini hari Minggu, Varo pun tidak tahu harus melakukan apa. Banyak harapan yang dia inginkan lebih dari sekedar kejutan tadi malam. Ia ingin Andini tahu akan ulang tahunnya. Memberi kejutan berharga padanya.

DRTTT DRRTTT DRTTT
Saat Varo sedang membayangkan hal-hal tersebut, tiba-tiba Handphone miliknya berbunyi. Ia segera menggapai handphone itu, "Dari Via?"

Varo segera mengangkatnya.

"Halo- Ada A...."

"Happy Birthday Varoo! Love uuuu"

Tiba-tiba Via langsung memotong ucapan Varo dengan kejutan selamat ulang tahun.

Varo tertegun, antara terkejut atau suara Via yang menggelegar membuat kupingnya pengang.

"Halo- Varo?"

Eh!

"Iya Makasih Viaaaa, kamu gak main ke rumahku? atau enggak kita jalan yuk? aku teraktir!" ajak Varo memberi tawaran dengan semangat 45.

"Ahhh, Yang ulang tahun lagi banyak duit yak!" ledek Via sambil tercekikik.

Varo hanya berdeham, "Mau gak? tawaran ini gak berlaku sampai hitungan ke tiga.." ancam Varo.

"Satu"

Via masih terdiam tidak menjawab.

"Dua"

.......

"Tiga"

"Tawaran hangus...."

Via masih tidak menjawab panggilan Varo.

"Hallo? Via?" Varo berusaha kembali berbicara.

Eh!

"Maaf Var, emang aku gak bisa kemana-mana hari ini." jawab Via.

"Kenapa Vi? aku lagi ultah masa kamu gak mau nemenin aku bahagia?" Varo mulai memaksa

("Kan Ada Andini, Setan! kenapa gak ngajak dia?")

Dia, Andini [SELESAI √]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang