14; ngedate bareng jaemin.

3.7K 399 195
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

























"Eh, kamu ngapain di sini Jaem?" tanyaku kaget saat melihat Jaemin berada di dalam kamarku. Tepat di depan kamar mandiku.

"Kamu dari mana, sih?!" tanya Jaemin khawatir sembari mengecek seluruh tubuhku, apakah ada yang terluka tidak di tubuhku ini.

Haduh, gemesnya!

"Apaan sih, Jaem? Aduh, gemes ih sama kamu!" ucapku sembari tertawa lalu mencubit pipi Jaemin dengan perasaan gemes banget.

"Ck! Orang lagi khawatir juga, malah dibilang gemes," ujar Jaemin kesal. "Ngomong-ngomong, kamu ke mana tadi? Kamu kan bisa bangunin aku, jadi aku bisa anterin kamu. Jangan gini lagi lah, please? Aku bisa jantungan lama-lama, Eve!" ujar Jaemin dengan nada manja sembari menggelayut kedua tangannya di lenganku.

Aku tersenyum tipis lalu mengacak rambut Jaemin gemes. "Aku habis dari gereja bareng Mark."

Jaemin langsung menatapku serius. "Serius? Mark ngomongin tentang aku, nggak? Dia masih marah sama aku, nggak? Kamu nanyain nggak, Eve?" tanya Jaemin dengan nada semangat sekaligus panik.

Aku tersenyum lebar. "Mark udah nggak marah dan salah paham sama kamu lagi, kok. Tadi di gereja, Mark bahkan doain kamu bakal baik-baik aja. Jadi kamu nggak perlu khawatir lagi, ya? Hm?"

Sayangnya, itu tidak akan terjadi....

"Kamu ceritain semuanya ke Mark? Maksudku, tentang kematian aku juga?" tanya Jaemin hati hati.

Kali ini, aku tidak memarahi Jaemin lagi. Ajaib bukan? Biasanya kalau Jaemin bilang begitu, aku akan selalu memarahinya bahwa itu tidak akan terjadi. Tapi sayangnya, apa yang selalu Jaemin bilang ke aku, itu akan terjadi. Bahkan, akan segera terjadi kalau waktu berlalu dengan sangat cepat. Iya bukan?

"Hey! Kamu marah kalau aku ngomong begitu, ya?" tanya Jaemin dengan nada khawatir.

Tentunya aku mau marah, Jaem. Tapi bukan ke kamu, melainkan ke diri aku sendiri. Kalau bukan karena aku, kamu akan baik-baik saja. Tapi karena aku, kamu harus menginjak arah kematian.

Ucapku di dalam hati, tentunya.

"Aku cuman bercanda, kok. Jangan di anggap serius ya, Eve? Hm?" ujar Jaemin dengan nada lembut sembari menggenggam kedua tanganku erat.

"Makannya jangan bercanda seperti itu, Jaem! Kamu mau ya aku ngambek selama seminggu karena lelucon kamu yang nggak lucu sama sekali itu?" tanyaku dengan nada bercanda.

"Nggak boleh, lah! Kita libur cuman dua minggu, harus dimanfaatin dengan baik dong. Kalau kamu ngambek, yang ada mah aku malah gemes sama kamu."

"Gombal teros!"

"Hehehe, itu kan fakta Eve," Jaemin menarik lengan kananku sembari cengengesan. "Ayo, kita jalan-jalan hari ini."

"Eh, yang lain nggak ikut?" tanyaku penasaran.

𝙅𝙖𝙚𝙢𝙞𝙣 𝙍𝙞𝙫𝙖𝙡𝙙𝙤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang