30; selamat ulang tahun, eve!

2.7K 308 179
                                    

penuh dengan kekejuan jaemin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

penuh dengan kekejuan jaemin.


























Aku menguap pelan— "Woah, kagetin aku aja!"

"Kamu kok di sini?" ujarku gugup saat melihat Jaemin berada di sebelahku sambil menopang dagu di kedua tangannya. Dan jangan lupa, senyuman manisnya itu yang selalu membuat jantungku berdegup cukup kencang di setiap saat.

"Lihatin kamu tidur," ujar Jaemin sambil tersenyum lebar. "Gemesin banget muka kamu pas tidur, jadi pengin peluk. Hehehehe~"

"Ehm— tapi— anu, kamu kan bisa di kamar Mark? Kenapa malah di kamarku?!" ujarku malu. Sumpah, mukaku pasti masih kusut banget.

"Males ah, Mark dengkur kenceng banget. Aku sih takut ya, kalau suatu saat Mark udah nikah, istrinya malah ilfeel sama dia," ujar Jaemin.

"Ya tapi, nggak seharusnya kamu di kamarku. Aku kan bisa, ah sudahlah."

"Bisa malu, ya? Ya nggak papa sih, beberapa tahun kemudian kamu juga jadi istriku. Hehehehe~" cengir Jaemin yang membuatku menahan malu.

"Apaan sih? Aneh-aneh aja."

"Suara dengkur kamu aja cantik, apalagi pas tahan malu begini— lebih cantik," ujar Jaemin jujur.

Pipiku pasti merona merah banget sekarang karena gombalan dari Jaemin. Padahal apa yang telah Jaemin ucapkan memang benar, aku cantik. Tapi apa perlu Jaemin membahas suara dengkurku?

Malu-maluin saja.

"Minggir," usirku ke Jaemin.

"Kamu mau ke mana?" tanya Jaemin penasaran sembari mengernyit dahinya bingung.

"Mau mandi," ujarku gugup. "Dan tolong kamu keluar dari kamarku dulu, ya? Aku, ehm nggak pakai dalaman." ujarku sambil menahan malu.

Jaemin langsung berdiri dengan kedua pipinya yang merona merah banget sekarang. Jaemin aja malu, apalagi aku?!

"Aku boleh sumpah Eve, aku nggak lihat apapun tadi! Tenang aja," Jaemin mengambil jeda sebentar. "Kamu mandi dulu aja, aku tunggu di luar."

Setelah itu, aku merasakan keningku menghangat. Ternyata tanpa kusadari, Jaemin mencium keningku. Setelah itu, Jaemin langsung keluar dari kamarku, meninggalkan aku sendiri di kamar yang tidak bisa menahan senyuman yang terus-menerus terukir jelas di wajahku.

Dasar, pacarku!

××××

"Eh, Mark ke mana? Apa belum bangun?" tanyaku ke kak Jaehyun yang tengah mengoles selai kacang ke roti bakar yang telah ia buat. Tidak lupa, kak Jaehyun memberiku segelas ovaltine.

"Nih, makan," ujar kak Jaehyun. "Iya, ada janji sama Chenle. Katanya mau main basket."

"Kak Jaehyun nggak ikut Mark?" tanyaku lagi.

𝙅𝙖𝙚𝙢𝙞𝙣 𝙍𝙞𝙫𝙖𝙡𝙙𝙤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang