29; snow white, fiksi?

2.6K 325 209
                                    

hai,apa kabar?baik-baik aja, kan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

hai,
apa kabar?
baik-baik aja, kan?

























Setelah aku dan kak Ten tiba di kantor polisi, aku pun langsung menghampiri polisi yang tengah sibuk dengan berkas di mejanya.

"Eh, kamu?!" ujar kak Ten tiba-tiba.

"Eh, hai! Kamu yang kemarin di rumah sakit itu, kan?" ujar seorang perempuan yang mungkin aku pernah melihatnya, tapi aku lupa-lupa inget.

Kak Ten mengangguk sambil tersenyum.

"Oh iya, perempuan kemarin baik-baik juga kan?" tanyanya lagi.

Kak Ten menatapku lembut, setelah itu ia merangkul pundakku. "Pasti dong. Evelyn kan gadis kuat, apapun yang terjadi pasti bakal baik-baik aja."

Saat hendaknya perempuan itu ingin membalas omongan kak Ten, mendadak polisi memanggilnya.

"Clara Hongsu!"

Aku dan kak Ten kompak menatap perempuan yang tengah berdiri di hadapan kami dengan tatapan kaget. Perempuan ini adalah Clara Hongsu?!

××××

"Thanks," ujar Clara saat kak Ten menaro secangkir coffee starbucks di depannya. Tidak lupa, kak Ten membeli sekotak susu untukku. Yah, belinya di minimarket.

"Ngomong-ngomong, terima kasih ya kalian udah mau bantu mencari jenazah Yuta. Kalau nggak ada bantuan kalian, mungkin aku harus menunggu kabar Yuta selama tujuh tahun lagi," ujar Clara sambil tersenyum pedih.

Aku mengelus pundaknya lembut sembari tersenyum tipis. "Allow yourself to grow, that means giving up some things. There are things we can't hold on to forever— like, kamu harus berubah Ra, demi kamu sendiri dan tunangan kamu."

"That's why i want to say thank you very much to you," Clara tersenyum manis. "And you, Ten. Kalau nggak ada kalian, mungkin Yuta bakal terus tungguin aku dan nggak tumimba lahir."

Clara menyeka air matanya lalu menatapku dan kak Ten. "Kemarin Yuta datang ke mimpiku dan Yuta menyuruhku untuk membantu kalian mencari keberadaan Jaemin Rivaldo."

"Beneran?!" ujarku senang.

"Yes, that's right. Tapi karena aku nggak bisa lihat arwah-arwah penasaran, aku butuh bantuan dari kalian," ujar Clara.

"Maksudnya?" ujarku bingung.

"Di rumah sakit itu, hampir semuanya— ehm bukan, tapi semua arwah penasaran di rumah sakit itu telah dikontrol oleh Lucifer. Oleh karena itu, aku butuh bantuan dari kalian."

𝙅𝙖𝙚𝙢𝙞𝙣 𝙍𝙞𝙫𝙖𝙡𝙙𝙤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang