Mamoru [End]

Part Five : Fake Husband

4.23AM. Terlalu pagi bagi Namjoon untuk terbangun dari tidurnya setelah dua jam yang lalu ia bersusah payah untuk tidur setelah terjaga sepanjang malam. Namjoon yakin, ada lingkaran hitam yang terbentuk di sekitar matanya. Ia meraba meja nakas di sampingnya, berusaha menemukan letak kacamatanya. Setelah ia menemukan kacamatanya, Namjoon tak langsung memakainya, ia terdiam saat tersadar jika kamar ini begitu asing.

'Ini bukan apartemenku.' Namjoon mengerjap, dahinya berkerut saat ia berbalik arah, "Tumpukan bantal ini untuk apa?" Gumamnya, kedua matanya masih sayu saat ia akhirnya mengenakan kacamata itu. Namjoon duduk perlahan-lahan, dan ia sadar bahwa dirinya masih mengenakan boxer dan kemeja putih yang ia kenakan di upacara pernikahan kemarin. "Aish..." Desisnya saat merasakan pening di kepalanya, ia melirik tumpukan bantal itu sekali lagi dan jantungnya berdetak begitu cepat saat ia mendengar suara dengkuran halus dibaliknya, Namjoon menarik satu bantal yang tersusun paling atas dan ia dapat melihat wajah damai Seokjin yang masih tertidur lelap.

Seokjin tertidur dalam posisi miring ke arah Namjoon, kedua tangannya mengepal di dekat dadanya yang kembang-kempis dengan teratur, bibirnya sedikit terbuka dan dari sana terdengar suara helaan nafas lembut yang menjadi tanda bahwa Seokjin tidur dalam keadaan sangat pulas. Namjoon memandangi sosok disebelahnya, benaknya bertanya, bagaimana bisa seorang pria dewasa tertidur seperti bayi?

Masih larut dalam pandangannya, Namjoon perlahan-lahan mengingat apa yang terjadi kemarin, lebih tepatnya semalam, setelah pesta pernikahan, ia, Seokjin, Jimin, Hoseok, Yoongi, adik Seokjin-Jungkook, dan temannya, Taehyung, mengadakan 'pesta' kecil di rumah baru mereka. Namjoon ingat saat 'pesta' kecil itu berakhir, dua sahabat dan adiknya tergeletak tak berdaya karena mabuk, dengan dibantu pelayan yang berjaga, Namjoon membawa mereka ke kamar tamu, sedangkan satu teman Seokjin, pamit pulang saat ia dijemput managernya, lalu Jungkook? Namjoon tak ingat, ia menghilang begitu saja, mungkin adik iparnya itu juga pulang.

Sekarang Namjoon mengerti kenapa seluruh bantal di kasur besar ini tertumpuk. Semalam, Namjoon mencari kamar kosong untuknya tidur, tetapi semua penuh karena Hoseok, Yoongi dan Jimin menginap disana. Sempat terpikir olehnya untuk tidur di sofa, tetapi ia sadar bahwa ia tak bisa melakukan itu karena tak ada pilihan lain baginya untuk tidur di kamar yang sama dengan Seokjin, lagi pula akan sangat aneh bagi mereka yang 'tidak tahu' kalau sepasang pengantin baru tidur di ruangan yang terpisah.

"Eomma." Namjoon kembali menoleh saat Seokjin mengigau, ia menatap iba sosok disebelahnya saat kedua belah bibir ranum itu bergetar, pria yang masih tertidur itu kedinginan, "Sshh." Namjoon menyelimutinya hingga leher, dan tanpa disadarinya ia terus menatap wajah damai di sampingnya, bulu mata Seokjin memang panjang, dan dari anglenya saat ini, Namjoon bisa melihatnya dengan jelas, nampak lekuk pada alis tebalnya begitu tegas, bahu Seokjin lebih lebar darinya tetapi wajahnya sangat kecil, tangannya mengepal terlihat begitu mungil seperti hamster. Bibir Seokjin terlihat lebih penuh dan... lembut.

Namjoon seketika menjauh, ia terkejut akan seruan dalam benaknya. Kedua tangannya terangkat untuk menutupi wajahnya, ia ingat pada memori memalukan yang baru ia ukir saat upacara pernikahan kemarin. Namjoon pernah mencium Seokjin. Dan sejak saat itu Seokjin tak pernah lagi menatap langsung matanya saat mereka bicara. 'Kim Namjoon, kau bodoh.' Namjoon mengacak rambutnya dengan kasar, ia bisa saja mengecup kening atau pipi Seokjin dari pada mencium bibirnya, di depan banyak orang, di depan keluarga angkatnya dan keluarga Seokjin, dan di depan Sowon...

Seandainya Namjoon bisa memutar waktu kembali, ia akan bicara pada pria yang menikahkan mereka untuk men-skip saja tradisi mencium mempelai sesudah mereka mengucap janji. Namjoon berjanji pada dirinya sendiri, ia tak akan mengulanginya lagi. Seketika Namjoon teringat akan sosok Taehyung, semalam pria itu juga mencium Seokjin.