Part Twelve : I want it! I got it!

4.1K 438 90
                                    

Warnings! : Not Save For Rahmadan

Namjoon bangun lebih pagi untuk melihat apa yang sedang Seokjin lakukan di dapur. Tepung, apel, bubuk kayu manis, gula, butter, dan loyang dengan gelombang di pinggirnya. Namjoon tidak pandai memasak tapi ia tahu apa yang hendak Seokjin buat. Ia tahu bahwa pria yang telah ia nikahi hampir selama setengah tahun itu sedang membuat pie apel.

Sekarang baru jam 5.50, Namjoon berasumsi, sepertinya Seokjin ingin membuat pie apel dan memberikannya pada seseorang. Terlihat dari kotak bingkisan berwarna biru bergaris putih dengan pita silver diatasnya, Seokjin pasti akan menggunakan kotak cantik itu untuk membungkus pie yang ia buat.

"Ah? Selamat pagi Namjoonie." Namjoon yang masih mengenakan piyama, ia sedikit tersentak saat Seokjin menyapanya, wajah kantuknya menyunggingkan senyum seraya melangkah mendekat dan ketika jarak tubuhnya dengan tubuh Seokjin hampir tak memiliki celah, Namjoon mendekatkan wajahnya untuk mengecup pipi Seokjin tapi pria yang lebih tua darinya itu menahan bibirnya dengan jari telunjuk seraya berkata, "No, no, no. Sikat gigi dulu."

Namjoon mengabaikannya, mengunci tubuh Seokjin adalah hal yang mudah karena pinggangnya yang ramping dan tangannya yang lebih kecil dibandingkan dengan miliknya.

"Joonie?"

Kalau Namjoon tidak dapat mencium pipinya, ia bisa mengklaim bibir penuh Seokjin sebagai gantinya. Hanya lewat satu kecupan gemas disertai lumatan hangat dan gigitan kecil, Seokjin akan luluh dalam rengkuhannya. Rasa manis dari apel dan lelehan karamel menyapa indera pengecap Namjoon saat ia terus memberikan ciuman selamat pagi pada bibir yang selalu ia kagumi itu.

"Mmu..." Dalamnya ciuman yang didominasi dan dikendalikan oleh Namjoon membuat tubuh Seokjin sedikit terdorong ke belakang, untung saja satu dari lengan Namjoon menahan pinggangnya. Seringai kemenangan Namjoon sunggingkan saat akhirnya Seokjin membalas ciumannya dan menggerakan kedua tangannya keatas untuk memeluk leher Namjoon.

Seokjin selalu memperingatinya untuk menggosok gigi sebelum mereka berciuman di pagi hari, setiap pagi, saat mereka hendak memasak sarapan bersama di hari minggu, tapi selalu berakhir seperti ini. Sarapan yang seharusnya di mulai pada pagi hari, berubah menjadi makan siang yang akan mereka lakukan pada tengah hari karena Namjoon dan Seokjin lebih banyak bercumbu dan melenceng dari agenda awal mereka untuk memasak sarapan bersama.

Ciuman mereka terlepas karena kebutuhan akan oksigen, kemudian Namjoon teringat bahwa ia harus bertanya tentang sesuatu, "Hyung, pie apel ini untuk siapa?"

"Oh?" Seokjin tersadar, ia belum sepenuhnya selesai, satu pie apel memang sudah matang tapi ia masih harus membuat yang kedua, "Ini untuk Taehyung, ia sedang demam." Taehyung? Demam? Pie apel? Benak Namjoon bertanya-tanya, apa hubungan dari Taehyung yang sedang demam dengan pie apel?

Seokjin menyadari dari wajah suaminya bahwa Namjoon tengah menyimpan tanya, untuk itu ia menjelaskan, "Sejak dulu, Taehyung selalu meminta pertolongan dariku saat ia sakit," ucap Seokjin seraya melumuri kulit pai yang tertutup bagai rajutan diatasnya dengan kuning telur, "Taehyung tidak bernafsu makan karena demam yang dideritanya membuat indera pengecapnya mati rasa."

Dari sini Namjoon mulai mengerti, ia memang tahu jika Seokjin dan Taehyung bersahabat sejak lama, tapi ia tidak tahu jika hubungan mereka memang sedekat ini. Terlebih lagi, Jungkook yang sudah Namjoon anggap sebagai adik paling posesif terlihat tidak begitu keberatan saat Taehyung berdekatan dengan kakaknya, atau tidak? Entahlah, intinya Namjoon makin menyukai Seokjin karena sifat pedulinya ini.

Mamoru [End]Where stories live. Discover now