Part Ten : I Can't Help Falling in Love With You

3.9K 466 38
                                    


Menurut ramalan cuaca yang Namjoon lihat tadi pagi, akan turun hujan pertama sore ini di awal bulan Maret pertanda musim semi segera datang. Tak terasa baginya yang seakan baru menyentuh salju pertama musim dingin. Sudah empat bulan lebih ia menikah dan tinggal bersama dengan Seokjin dalam satu atap, dan sudah lebih dari dua puluh hari mereka memutuskan berpacaran. Selama perjalanannya menuju rumah yang ia bagi bersama Seokjin, Namjoon berdiskusi dengan dirinya sendiri, mungkin sekarang adalah waktu yang tepat baginya untuk membagi masa lalunya dengan Seokjin. Sebagai tanda bahwa dirinya telah menerima sosok Seokjin dalam hatinya, ia merasa kalau dirinya harus lebih terbuka.

Dalam waktu yang singkat, tiap detik Namjoon menghabiskan waktu bersama pria yang lebih tua dua tahun darinya itu terasa menyenangkan dari sebelumnya sejak mereka memulai komitmen bersama. Namjoon semakin menyukai Seokjin dengan segala kebiasaannya, ia merasakan kalau eksistensi Seokjin bukan 'lah lagi sebagai orang asing baginya, Seokjin jauh lebih dari sekedar orang asing sekarang hingga terkadang membuat Namjoon merasa takut. Ia takut jatuh untuk seorang Kim Seokjin terlalu dalam dan akhirnya tidak bisa lepas sama sekali dari jerat pesonanya yang tak akan ia temukan dari orang lain.

Namjoon sendiri tidak yakin, entah sejak kapan ia begitu tertarik akan sosok seorang Kim Seokjin.

'Halte Hannam Hill'

Pengumuman pada pengeras suara dalam bis kota yang tergolong sepi itu menyadarkan lamunannya, Namjoon tak sadar bila hujan telah turun dan sialnya ia tak membawa payung, ia masih harus berjalan kaki sejauh enam ratus meter untuk sampai di rumahnya. Dengan sedikit tergesa, Namjoon turun dari bis tersebut, ia memutuskan untuk berteduh dulu di halte hingga hujan sedikit mereda dan akhirnya ia bisa berjalan menuju rumah.

"Namjoonie?"

Suara yang begitu familiar memanggil namanya, dan Namjoon sontak menoleh ke arah seseorang yang telah menyebutkan nama depannya dengan panggilan akrab itu. Kedua iris kelabunya melebar saat menemukan sosok Seokjin disana dengan dua buah payung dalam genggamannya. Apa Seokjin sengaja menjemputnya karena tahu kalau ia tak membawa payung?

"Hyung? Apa yang kau lakukan disini?" Namjoon tahu apa yang sebenarnya Seokjin lakukan, ia hanya ingin memastikan, wajahnya menghangat dan debaran jantungnya kembali berdetak tak karuan saat menyadari apa yang telah Seokjin lakukan untuknya. Namun ia menyadari, kalau Seokjin sendirian selama menunggunya karena hanya ada mereka berdua di halte ini, dan hal itu cukup berbahaya karena menurut Namjoon, orang seperti Seokjin bisa dengan mudah menjadi sasaran kejahatan.

"Bahaya menunggu sendirian disini." Ekspresi yang terpatri pada wajah Namjoon yang awalnya sumringah kini berubah menjadi khawatir, ia menggengham tangan pria yang dua tahun lebih tua darinya itu dan merasakan betapa dinginnya jemari Seokjin, hatinya yang semula berbunga sekarang menjadi nelangsa, ia merasa tak enak hati padanya, Seokjin tak seharusnya membawakannya payung dan menunggunya seraya menahan dingin seorang diri disini.

"Sudah berapa lama kau menungguku?" Namjoon dapat merasakan tangan dingin Seokjin yang membalas genggamannya, kemudian ia menangkup kedua tangan Seokjin dengan tangan besarnya dan membawanya ke depan bibirnya untuk meniup udara hangat disekitar jemari Seokjin seraya menggosoknya, berharap agar tangannya yang dingin menjadi lebih hangat.

Seokjin memperhatikan apa yang Namjoon lakukan dan tertawa pelan, ia mengklarifikasi apa yang Namjoon ucapkan, "Aku tidak sendiran, tadi ada seorang Nenek yang menunggu cucunya disini bersamaku, hanya saja cucunya datang lebih dulu beberapa menit darimu dan mereka pergi bersama tak lama sebelum akhirnya kau datang." Sesaat setelah perkataannya, Seokjin seakan menyadari sesuatu dan tangan kirinya segera merogoh sesuatu dari kantungnya, "Beliau memberikanku kue beras ini tadi, kau mau?" Dari telapak tangannya Seokjin memperlihatkan satu bungkus kecil berisi dua buah kue beras pada Namjoon yang tersenyum kembali karena tingkah manisnya.

Mamoru [End]Where stories live. Discover now