Part Fourteen : Caught In a Lie

3.2K 374 88
                                    

NSFR (not safe for Ramadan)

Please Don't Read This Fanfiction If You Are Fasting


~^~

Genggaman tangan Namjoon pada jemari Seokjin mengerat. Pengakuan Jimin yang baru saja ia katakan membuat mereka berdua larut dalam keheningan. Namjoon melirik sebentar ke arah pria yang duduk mematung di sampingnya, sebelum pandangannya kembali pada Jimin yang duduk tepat di hadapan mereka.

Jimin baru saja mengaku, kalau dirinya telah mengetahui semua kebenaran tentang kontrak dan perjanjian yang dijalani keluarganya dan keluarga Kim Seokjin. Tak hanya sebagian, tetapi ia telah mengetahui keseluruhannya. Dan yang membuat Seokjin sangat shock ialah Jungkook, adik sambungnya yang sengaja mencari tahu semuanya dan memberitahunya pada Jimin, serta memaksanya untuk mendapatkan penjelasan dari adik iparnya itu dan juga Taehyung, yang Jungkook anggap ikut terlibat dalam pernikahan palsu yang dilakukan Seokjin.

"Maaf Jimin-ah." Namjoon angkat bicara. Kata pertama yang ia pikirkan adalah 'maaf'. Ia yang memang hampir tak pernah berbohong pada adiknya itu meminta pengampunan atas perbuatannya, walau pada awalnya Namjoon melakukannya demi Jimin, tapi ia merasa tak seharusnya berbohong pada pemuda yang menatapnya dengan pandangan yang tak mampu ia baca. Apa Jimin kecewa? Marah? Atau sedih? Yang pasti Namjoon harus segera mendapat maaf darinya.

"Hyung, perasaanku campur aduk setelah mengetahuinya sampai aku tak mampu mengungkapkannya dengan kata-kata," Jimin berkata dengan masih menunduk, ia sengaja datang ke rumah mereka setelah kuliahnya selesai, terlihat dari tas dan pakaian yang ia kenakan, "namun selama perjalananku dari kampus kemari, aku menaiki bis yang biasa kau naiki, sepanjang jalan aku terus memikirkan tentang semua ini dan perlahan aku mengerti." Kini Jimin mendongak, menatap kakak angkat dan kakak iparnya bergantian.

"Apa yang membuatku datang kemari adalah sesungguhnya untuk minta maaf, kau tak seharusnya terus berkorban untukku, tak apa bagiku untuk menjalani perjanjian ini dan tak membebanimu, seandainya aku mengetahuinya lebih dahulu. Hyung, kau tak perlu bertanggung jawab atas kebangkrutan yang akan dialami keluarga kita seandainya kontrak ini tak berhasil." Jimin berkata dengan berusaha menahan emosinya. Sejak mereka kecil, Namjoon selalu berkorban dan mengalah untuk kebahagiaannya. "Aku ingin kau berhenti untuk mengorbankan apa yang kau miliki untuk kepentinganku setelah ini." Jimin berbisik lirih, bukannya ia tak bersyukur atas segala pengorbanan Namjoon, namun ia merasa kalau ia mampu mengatasi masalahnya sendiri kelak dan berhenti membebani hyung-nya walau ia tahu, Namjoon tidak merasa demikian.

"Jimin-ah..."

"Hyung," Jimin menyunggingkan senyum lebarnya, tanpa dibuat-buat seolah tak ada kekhawatiran lagi yang bersarang dalam pikirkannya setelah ia akhirnya bertemu dengan kedua hyung-nya, "setelah aku memikirkannya kembali, jika kau tidak menggantikanku dan menikah dengan Jin hyung, kau tidak akan seperti sekarang, menggenggam tangan orang yang kau cintai dan tertawa bahagia dengannya." Kata-kata yang Jimin ucapkan membuat Namjoon terdiam, karena adiknya itu memang benar, di balik kepalsuan dan sandiwara yang mereka jalani saat ini, Namjoon telah menemukan Seokjin, yang mungkin akan menjadi sosok yang akan menemaninya hingga ia tua nanti.

Namjoon perlahan tersadar, ia mulai bernafas dan hidup dalam kepalsuan saat dirinya menyetujui perjanjian dengan keluarga Seokjin. Sekarang kepalsuan itu telah berganti, layaknya takdir yang memang sengaja mempertemukan mereka disaat yang paling sulit dan tak mampu mereka duga. Cinta yang muncul untuk Namjoon maupun Seokjin tidak 'lah palsu. Namjoon merasa bahwa adiknya kini bukan 'adik kecilnya' lagi, Jimin sudah cukup dewasa untuk mengerti.

Mamoru [End]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt