part eighteen : i will find you, then kill you

2.7K 422 154
                                    

Jungkook terus terjaga semalaman, ia hanya akan beranjak untuk makan dan minum, jika sang ibu tak mengingatkan, Jungkook enggan untuk meninggalkan Seokjin terlalu lama. Selesai membersihkan seluruh tubuhnya di kamar mandi khusus yang disediakan bukan untuk pasien, Jungkook kembali pada posisinya, duduk di sebelah kanan Seokjin, dan menyandarkan kepalanya pada kedua tangan yang ia silangkan di dekat tubuh kakaknya yang nasih berbaring.

"Demamnya telah turun." Kepala Jungkook begerak untuk mendongak, saat Dokter Hwang menjelaskan mengenai kondisi Seokjin saat ini. Beberapa menit yang lalu, Seokjin sempat hampir sadarkan diri, ia tak mengatakan apa-apa, hanya satu erangan kecil sesaat dirinya berusaha membuka mata, namun sebelum Jungkook dan ibu tirinya mengatakan atau menanyakan apa 'pun padanya, ia kembali jatuh tertidur.

Seorang perawat menjelaskan bahwa hal tersebut dipengaruhi oleh obat penurun demam, dan penenang yang diberikan dalam jumlah yang cukup tinggi.

"Hanya saja detak pada jantung Seokjin-ssi masih terlalu cepat, shock yang dialaminya masih membekas dalam ingatannya dan semua itu tersalur lewat mimpi buruk." Siapa saja akan mengalami mimpi terburuk mereka bila terkunci dalam gudang yang terbakar, tentu saja. Terlebih Seokjin memiliki pyrophobia. Phobia yang membuat Seokjin seolah dapat melihat kobaran api itu mendekatinya, mungkin dalam wujud yang paling mengerikan dalam bayangannya, dan api itu hendak melahapnya serta membawa Seokjin ke dekapan yang membakarnya hingga ke tulang. Nahasnya, ia mendapatkan phobia itu karena trauma yang berkaitan dengan kematian ibu kandungnya.

"Saya sarankan untuk tidak melakukan gerakan yang tiba-tiba di dekatnya, dan bicara 'lah lewat bisikan, hal itu akan membantunya mengatasi mimpi buruk." Jungkook mengangguk pelan, memang sejak tadi ia selalu mengajak Seokjin bicara, ia yakin hyung-nya dapat mendengarkan apa yang ia katakan walau dalam keadaan tertidur, karena Seokjin bukan sedang koma, ia hanya terlelap dan sebentar lagi akan terbangun.

"Bicara 'lah mengenai masa kecil kalian yang memberikan kesan menyenangkan." Tambah pria berjas putih khas Dokter itu. Jungkook kembali menganggukkan kepalanya sekali, setelahnya sang dokter tampak berbincang dengan ibu mereka di dekat pintu kamar rawat inap Seokjin.

Ibu mereka tampak membunggkukan badannya, kemudian mengucapkan, "Baiklah, terima kasih Dokter Hwang." Dan Dokter yang diberi kepercayaan untuk menangani Seokjin pergi, meninggalkan ruangan penuh nuansa putih itu.

Jungkook tak bergeming saat ibunya membelai lembut kepalanya, dan berkata, "Jungkook-ah, biar ibu yang menemani Seokjin, pulang dan beristirahat 'lah bersama ayahmu, kami yang akan bergantian menjaganya." Disana hanya ada mereka bertiga, karena ayah mereka sedang berbincang bersama detektif dari pihak kepolisian di luar kamar, nampaknya mendiskusikan tentang hasil investigasi yang telah polisi lakukan di tempat kejadian perkara.

Dengan masih menatap wajah terlelap hyung-nya, Jungkook menolak tawaran sang ibu, "Tidak, ibu. Kalian baru saja sampai dan belum beristirahat sama sekali, aku yang akan menjaga Jin hyung, aku akan terus disisinya."

Menyadari sikap putranya yang seolah sama sekali tak pernah mengubah perasaannya terhadap kakak sambungnya, wanita paruh baya yang telah melepaskan sentuhan tangannya dari rambut Jungkook itu berbisik lirih, "Jungkook-ah, jangan bilang kalau kau masih mencintai kakakmu..."

"Harus 'kah ibu membicarakannya disini? Sekarang?" Kali ini Jungkook mendongak, menatap nelangsa pada wanita yang telah melahirkannya.

Digenggamnya tangan Seokjin dengan erat, jantungnya kian berdebar setiap Jungkook mengatakan perlihal perasaannya pada Seokjin di depan ibu kandungnya, "Ibu, lelaki itu telah menipu hyung-ku, dan parahnya lagi Seokjin hyung jatuh cinta padanya, kalian telah menyerahkan hyung-ku pada lelaki seperti itu," Jungkook mengalihkan pandangannya, saat ia melanjutkan kata-katanya yang sempat ditundanya, "hanya karena ingin menjauhkannya dariku..."

Mamoru [End]Where stories live. Discover now