Part Seventeen : It's Time to Say Goodbye

2.6K 427 80
                                    

Tiada kata yang mampu mengungkapkan apa yang Jimin rasakan, ia duduk terdiam, memandang layar handphone-nya dengan wajah yang hampir pucat pasi. Makanan cepat saji yang semula ia santap, terabaikan begitu ia melihat sebuah artikel yang membahas tentang skandal 'perselingkuhan' yang menyebutkan nama Namjoon, dengan sahabat mereka yang sudah Jimin kenal sejak kecil.

Bagaimana bisa?

Apa ini sungguhan?

Kenapa bisa terjadi?

Walau artikel yang Jimin ragukan keasilannya itu memiliki sejumlah bukti, berupa foto yang menurut Jimin, merupakan hal yang mustahil dilakukan Namjoon, walau dalam keadaan tidak sepenuhnya sadar. Ia tahu betul siapa Namjoon, ia juga mengenal dekat Sowon.

Sungguh, sangat sulit dipercaya untuk Jimin sendiri, ia butuh penjelasan segera, dari siapa saja, Namjoon atau Sowon, terserah. Tetapi Jimin tak dapat menghubungi keduanya, Sowon pasti sudah dalam penerbangannya, tapi Namjoon? Ia seolah menghilang setelah kabar yang tak masuk akal itu tengah viral di kalangan publik.

Apa yang ada di pikiran Namjoon hyung?

Jika Jimin bukan 'lah adik dan anak yang baik, ia akan segera memaki, memekikan kata-kata kasar, dan mempermalukan diri sendiri di depan banyak orang. Ia tidak tahu apa-apa, dan ingin segera tahu mengapa? Serta, Apa yang sedang atau telah terjadi?

Dua pria dihadapannya juga sama dengannya, Hoseok dan Yoongi sesekali bertukar pandang, beruntungnya makanan yang mereka pesan telah habis lebih dahulu, sebelum mereka membaca dan menelaah kabar mengejutkan yang datang dari kedua sahabat lama mereka.

"Namjoon hyung..." Jimin menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya sendiri, setelah hampir membanting handphone-nya yang ia letakan dengan kasar diatas meja.

Hoseok menghela nafas prihatin, dan bertanya, "Jimin? Kau baik-baik saja?"

"Tidak Hoseok hyung, aku tidak baik-baik saja..." Jawab Jimin dengan jujur, ia membiarkan wajahnya terlihat kembali seraya memandang layar ponsel yang sejak tadi terus menyala, menunggu panggilan masuk atau pesan balasan dari siapa saja yang telah berusaha ia hubungi, "Aku tidak bisa menghubunginya." Sambil menopang dagu, Jimin kembali men-dial nomor sang kakak, berharap agar Namjoon segera mengangkatnya.

"Seokjin hyung juga?" Yoongi mengangguk, menjawab pertanyaan kekasihnya yang duduk setia di sampingnya. Sejak tadi, ia 'lah yang terus berusaha menghubungi Seokjin. Menurutnya, Seokjin pasti sudah tahu, dan ia tak mampu membayangkan reaksi yang ditunjukkannya saat mengetahui bahwa Namjoon diduga 'berselingkuh'.

Gemar mencampuri urusan orang lain bukan 'lah sifat Yoongi, tapi ia peduli, ia tak akan membiarkan para sahabatnya tenggelam dalam kegelisahaan yang belum pasti penyebabnya. Wajah yang stoic itu kini berubah gusar, "Apa yang terjadi sebenarnya? Ada apa dengan mereka?" Yoongi berucap dengan frustasi, Hoseok membelai lembut punggungnya, berharap bahwa tindakannya dapat membuat kekasihnya luput dari kegelisahan.

"Jimin, bagaimana kalau kau pulang ke rumah, kurasa berita ini telah sampai di telinga orang tuamu." Hoseok memberikan intuisinya, ia berharap bahwa tidak akan terjadi 'hal besar' karena berita mengejutkan yang baru saja sampai dari sahabat mereka, walau ia sendiri tahu, bahwa skandal yang baru saja menimpa Namjoon, pasti akan berimbas pada perjanjian yang keluarga mereka lakukan.

Mamoru [End]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant