Part Twenty : Smooth Criminal

2.8K 406 67
                                    

Menatap keluar jendela mobil seraya mengobrol ringan dengan kekasihnya yang duduk di bangku kemudi, Yoongi sesekali menguap dan menanggapi obrolan yang sejak tadi Hoseok bicarakan mengenai Namjoon, makan siang, studio, dan hal-hal trivia lainnya.

Senyumnya mengembang tipis, saat sesekali jemari Hoseok mnyentuh punggung tangan atau rambutnya, membuat matanya hampir terpejam. Ia bersyukur bahwa kini Hoseok terlihat lebih baik, setelah akhirnya Namjoon menceritakan semuanya yang selama ini ia simpan sendirian.

Yoongi cukup marah, ia kecewa pada Namjoon yang tidak bercerita lebih awal, tetapi kekecewaannya tak sebanding dengan apa yang ia rasakan terhadap Sowon. Masih sulit dipercaya, namun memang kenyataannya, Sowon telah membohongi dirinya, dan memanfaatkan Hoseok untuk kepentingannya sendiri.

"Hyung, aku bersyukur kau ada disisiku." Ucap Hoseok seraya tersenyum lembut. Yoongi tahu bahwa senyum itu ditujukan padanya, walau pandangan Hoseok tetap fokus pada jalan yang mereka lewati.

Tentu saja Hoseok merasa bersyukur. Bagai sebuah pukulan telak tertanam pada wajahnya, saat ia mengetahui kenyataan bahwa Sowon telah berbohong dan memanfaatkan kebaikannya. Ia merasa dikhianati. Dan yang paling membuat Hoseok terpukul, ia menganggap bahwa dirinya turut mengambil peran dalam perpisahan yang harus Namjoon dan Seokjin terima.

Tanpa sadar Hoseok telah membantu Sowon untuk mendapatkan apa yang ia inginkan dengan cara yang kotor. Mengingatnya membuat Hoseok terkenang, dan wajahnya kembali muram, namun sentuhan Yoongi pada punggung tangannya membuat senyuman tipis kembali hadir, dan menggantikan kegundahan yang terpatri pada wajah tampannya.

"Aku tidak pandai merangkai kata untuk menyemangatimu, tapi aku akan mengusahakan yang terbaik untukmu. Bergantung 'lah padaku, dan aku akan terus berada disisimu walau di saat yang paling sulit sekali 'pun." Kata-kata yang Yoongi ucapkan membuat Hoseok terdiam, ia segera menyalakan lampu sein, dan menepi di pinggir jalan.

"Hng? Apa sudah sampa-" Satu kecupan kecil membungkam bibir Yoongi, ia yang terkejut awalnya, mulai memejamkan mata dan tersenyum dibalik ciuman manis yang Hoseok berikan.

Tiada nafsu di dalamnya, hanya ciuman lembut yang berbalut kasih. "Maaf, kita belum sampai. Aku langsung menepi karena ingin sekali menciummu." Jelasnya.

"Aku tahu." Rona merah terpancar indah di pipi putih Yoongi. Sedikit menyayangkan ciuman yang hanya berlangsung singkat, karena mereka berhenti di tepian yang memang tidak diperuntukan untuk menepi, maka Hoseok segera melajukan mobilnya, kembali ke jalan raya sebelum seorang polisi menilang mereka.

Lima belas menit tetap pada jalanan, Yoongi mulai menatap bosan. Hoseok tidak bilang padanya tujuan mereka sejak awal, ia juga tak memiliki kesempatan untuk bertanya tadi. Yoongi hendak membuka suara, tetapi ada yang membuat bibirnya terhenti, saat menyadari bahwa dirinya tengah berada di suatu tempat yang tampak tak asing. kepala Yoongi yang tadinya bersandar di jok mobil, sontak mendongak.

"Bukan 'kah jalan ini dekat dengan lokasi kebakaran itu?" Yoongi bertanya, ia kenal betul jalanan yang selama beberapa hari ini selalu muncul di televisi atau situs pemberitaan online, karena berita kebakaran gudang Kim Tech. yang cukup membuat masyarakat Korea tercengang.

Hoseok mengangguk, di ujung jalan tampak gedung pencakar langit yang dikelilingi pagar tinggi dan lapangan yang luas khas sebuah perusahaan besar, tertera logo dari perusahaan milik keluarga Kim terpampang jelas di puncak gedung, yang nampaknya gedung utama dari perusahaan yang bergerak di bidang teknologi tersebut, "Iya, hyung."

Mamoru [End]Where stories live. Discover now