5. Voice

8.1K 1.4K 223
                                    

Typo dan kesalahan lainnya harap dimaklumi.

MarkChan

Jaemin menatap Jeno tidak percaya ketika Jeno datang ke kelasnya sepulang sekolah dengan beberapa plastik besar di tangannya.

"Apa yang kau butuhkan ?" tanya Jaemin ketus. Hari ini Jaemin harus bekerja karena kemarin dia sudah bolos demi menjaga Haechan yang sakit.

"Teman-temanku menitipkan ini untuk Haechan" Jeno menunjukan plastik besar yang bahkan Jaemin bisa melihat ada boneka beruang di dalamnya. Ini benar semua dari teman-teman les Jeno ?

"Aku harap kau bisa menemaniku ke rumah Haechan, aku tidak tau alamatnya" Jeno mencoba. Jaemin terdiam berpikir, ia tidak bisa bolos kerja lagi hari ini. Tapi bayangan Jeno dan Haechan hanya berdua di kamar Haechan membuat Jaemin begidik ngeri, tapi barusan bos nya baru saja meneloponnya dan Jaemin tidak tega meninggalkan pria baik itu.

"Aku harus bekerja hari ini" jawab Jaemin.

"oh" Jeno tidak bisa menutupi rasa kecewanya dan Jaemin bisa merasakan itu. Tapi tetap Jaemin tidak bisa meninggalkan bosnya.

"Aku akan memberikan alamat Haechan, masukan nomermu kesini" Jaemin memberikan ponselnya pada Jeno yang dengan senang hati meletakan barang bawaannya di lantai dan memasukan nomer kontaknya di ponsel Jaemin. Ini Jeno baru mimpi apa semalam ? Dirinya akan mendapatkan kontak Jaemin. Sudah sejak lama Jeno mencoba meminta kontak Jaemin dan selalu ditolak oleh sahabat Haechan itu.

"sudah ?" Jaemin mengkonfirmasi. Jeno menatap ponselnya tidak percaya, disana ada jendela percakapan antara dirinya dan Jaemin. Jeno ingin teriak rasanya.

"Terima kasih kau benar-benar membantu" ujar Jeno. Jaemin hanya mengangkat bahunya. Bayangan Jeno dan Haechan berdua di dalam ruangan tertutup tidaklah baik untuk hati Jaemin, tapi Jaemin mempercayai Haechan tidak akan melakukan hal yang aneh, kecuali jika rumor yang mengatakan kalau Haechan sedang kembali mengejar Jeno itu benar. Jaemin tidak rela jika sahabatnya kembali ke tangan Jeno.

"Aku harap Haechan tidak bodoh, kau tau, berusaha mendapatkanmu kembali" gumam Jaemin.

"Tenang saja hal itu tidak akan terjadi, aku akan mendapatkanmu lebih dulu sebelum itu terjadi" balas Jeno. Jaemin memukulnya di kepala dengan keras lalu keluar dari kelas melewati Jeno.

"Tolong ingatkan Haechan untuk minum obat" pinta Jaemin sebelum pergi menjauh dari pandangan Jeno. Jeno kembali menatap ponselnya, masih tidak percaya dengan nomer Jaemin yang berada di dalamnya.

_._

Jeno mengetuk pintu tempat tinggal Haechan dengan tidak sabar. Bawaannya membuat Jeno sulit untuk bergerak, untungnya hari ini Jeno diantar ke sekolah, kalau Jeno membawa motor, dirinya akan kesulitan. Supir keluarga Jeno sudah Jeno suruh kembali karena Jeno tidak akan pergi les hari ini, memutuskan untuk menemani Haechan sampai malam.

"Ahh Jeno"

Haechan membuka pintu tempat tinggalnya, Jeno menatap Haechan iba, temannya ini terlihat sangat pucat, bahkan bibirnya yang biasa memiliki kilatan pink dari lipbalm menjadi hampir putih pucat. Haechan menyuruh Jeno untuk masuk ke dalam. Jeno masuk ke dalam tempat tinggal Haechan, sebuah apatermen kecil yang cukup untuk dua orang. Jeno sangat menyukai bagaimana Haechan menghias tempat tinggalnya dengan berbagai macam stiker di dinding, typical Haechan sekali.

"Aku membawa titipan teman-temanku" Jeno menaruh semua hadiah Haechan di atas sofa di ruangan tengah apatermen Haechan. Haechan hanya mengangguk pelan, dirinya pusing dan sedang tidak mau bercengkrama dengan siapapun, termasuk Jeno.

Jeno menatap Haechan memasuki ruangan yang Jeno tebak sebagai kamar Haechan dan mengikutinya pelan dari belakang.

"Kalau kau sudah selesai bisa kau tinggalkan aku sendiri untuk tidur ?" suara Haechan terdengar pelan dan parau ala orang sakit.

[END] [Markhyuck] Me & YouWo Geschichten leben. Entdecke jetzt