29.

3.8K 622 26
                                    

MarkChan

Pertanyaan yang tak kunjung terjawab, rahasia yang seharusnya tidak dirahasiakan, harga diri dan ego tinggi tanpa ada yang mau mengalah akhirnya membuat mereka terjebak dalam suatu keadaan yang sulit ditemukan jalan keluarnya. Jika saja Haechan dan Jaemin berniat menurunkan ego mereka, mungkin mereka akan lebih cepat menemukan jalan keluar dari masalah mereka dibanding saat ini. Siang hari, lima hari setelah Haechan keluar dari rumah sakit, Mark masih tidak mengizinkan Haechan untuk pergi keluar dan beristirahat saja di rumah, bahkan memasakpun Mark melarang. Yang Haechan rasakan saat ini ? Bosan.

Tak tak tak

Haechan mengetuk-ngetuk meja di hadapannya. Bosan melanda dirinya sampai akhirnya sebuah nada dering ponselnya membuat diri Haechan melompat karena terkejut. Haechan buru-buru mengambil ponselnya dan menerima panggilan tanpa melihat siapa yang menghubunginya.

"Hei"

Suara itu, suara Lucas.

"Ya ? Apa maumu ?" Haechan membalas sinis. Dari semua teman Mark, Haechan tidak begitu menyukai Lucas sekarang.

"Renjun penasaran bagaimana kabarmu" Lucas membalas.

"Kenapa dia tidak menghubungiku sendiri ?"

"Ya itu....."

Pip

Haechan memutuskan untuk mengakhiri panggilan itu, kenapa sulit sekali untuk teman-temannya mengerti Haechan ? Haechan hanya ingin bahagia tapi teman-temannya tidak ingin Haechan bahagia. Haechan menghela nafas panjang, Mark tidak kunjung kembali, bahkan sampai keesokan harinya.

***********************************

Haechan mencoba menghubungi Mark, tapi sayang sepertinya ponsel Mark mati. Sekarang Haechan tidak bisa tenang, apa terjadi sesuatu pada Mark ? Kenapa Mark tidak kembali ? Kenapa Mark tidak menghubunginya ?

Setelah tidak mendapat jawaban dari segala pertanyaannya akhirnya Haechan memutuskan untuk pergi ke kampus. Mungkin Haechan bisa bertanya pada temannya yang lain disana, seperti mungkin Jeno. Tapi Haechan sangat tidak ingin bertemu siapapun disana. Jeno, Lucas, Renjun, dan Jaemin. Semua sama saja, semua tidak ada yang mendukung hubungannya dengan Mark.

Perjalanan menuju kampus benar-benar menyebalkan. Sepertinya kesialan terus menimpa Haechan pagi itu, mulai dari seorang nenek yang tidak sengaja menyiramnya saat membuang air bekas dari lantai lima, dirinya tersandung di depan banyak orang karena tidak fokus, sampai tertinggal bus yang tidak mau menunggunya. Hidupnya pagi ini benar-benar sial. Lalu tiba-tiba sebuah motor ninja berhenti tepat di hadapan Haechan.

"Sunbae ?"

Jaehyun membuka helmnya lalu tersenyum simpul pada Haechan.

"Kenapa kau basah begitu ?" Jaehyun bertanya saat melihat kondisi Haechan.  Haechan menunduk malu, seniornya yang tampan menemukan dirinya tidak di saat kondisi terbaiknya.

"Hanya kecelakaan kecil" Haechan bergumam.

"Ohh, naiklah. Aku akan mengantarmu ke kampus"

Wajah Haechan berubah menjadi lebih cerah. Setidaknya diantara semua kesialan ada sedikit keberuntungan dipaginya.

"Hei sunbae. Kau apa kabar ?" Haechan bertanya basa basi saat mereka akhirnya sudah di perjalanan menuju kampus Haechan.

"Aku baik, walau masih sakit hati karena dirimu" Jaehyun menjawab.

Wajah Haechan memerah, lalu matanya tertuju pada punggung Jaehyun yang besar dan nyaman. Bagaimana hubungan mereka akan berakhir jika Haechan tidak pernah pergi ke masa depan ? Sayangnya Haechan tidak begitu penasaran akan hal itu. Mark adalah yang terbaik dan tidak tergantikan.

[END] [Markhyuck] Me & YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang