7. Kiss

9.3K 1.3K 98
                                    

Warning : Ceritanya makin ngebosenin. Typo mungkin bertebaran.

MarkChan


Jeno menatap pantulan dirinya sendiri, hmm tampan. Mulai hari ini, ahh tidak hari ini masa orientasi, sekarang Jeno sudah bukanlah anak sekolah lagi tapi seorang mahasiswa. Jeno masih tidak percaya ketika namanya ada di dalam daftar murid-murid yang diterima di Universitas Seoul jurusan bisnis, sama seperti Haechan dan Jaemin. Renjun berada di universitas yang berbeda dengan mereka, tidak masalah karena mereka berempat akan tetap saling kontak, apalagi keluarga Jeno dengan keluarga Renjun cukup dekat.

"Cieeee yang motornya baruu" ibu Jeno masuk ke kamar anaknya itu. Jeno memang mendapatkan hadiah motor baru dari orang tuanya ketika dirinya dinyatakan diterima di Universitas dan mulai saat ini Jeno akan berangkat sendiri ke kampus dengan motor barunya.

"Kau senang ?" tanya ibunya. Jujur saja kedua orang tua Jeno bangga kepada anak mereka yang bisa mencapai hasil yang melebihi ekspektasi mereka.

"hmmm, aku senang" gumam Jeno. Hari ini mahasiswa baru masih memakai seragam SMA mereka selama masa orientasi.

"Jujur saja aku dan ayahmu terkejut ketika mendengar keinginanmu, tapi kami tidak menyangka kau bisa mencapainya sejauh ini, kami sangat bangga padamu" ibu Jeno memeluk anaknya penuh afeksi. Jeno bersyukur memiliki orang tua seperti mereka.

"terima kasih juga, mom"

♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡

'hueekk hueek'

Jaemin mendengar suara muntahan menjijikan dari seberang sana. Dirinya sedang menghubungi Haechan, takutnya Haechan malah terlambat ke hari pertama orientasi, tapi ternyata Haechan sakit dan sedang memuntahkan apapun yang ada di dalam perutnya sekarang.

"Kau yakin kau baik-baik saja ? Kau tidak usah pergi ke kampus sekarang" ujar Jaemin yang sudah khawatir. Temannya ini, apa yang Haechan lakukan kemarin sampai sakit seperti ini sih ?

'Tidak, aku sudah baik-baik saja, aku akan berangkat sekarang'

Dan lalu panggilan diputuskan oleh Haechan. Jaemin menatap ponselnya kesal, berusaha menghubungi Haechan kembali yang ternyata malah mematikan ponselnya. Jaemin ingin pergi ke apatermen Haechan dan memastikan bahwa temannya itu baik-baik saja, tapi pasti Haechan sudah tidak ada di apatermennya ketika Jaemin datang. Haechan itu batu, dan dirinya akan selalu mengikuti keinginannya sendiri tanpa mempedulikan pendapat orang lain. Jaemin akhirnya memutuskan untuk berangkat ke kampus, masih dengan seragam SMA nya.

Jaemin berjalan, melihat Jeno yang berhenti tepat di hadapannya dengan menggunakan motor ninja yang Jaemin yakini model keluaran terbaru.

"Ayo kita berangkat bersama" ajak Jeno. Tapi Jaemin hanya menghela nafas lalu berjalan melewati Jeno dan motornya. Jeno kalang kabut, mengikuti Jaemin dengan pelan dari belakang dan malah jadi mendorong motor barunya, Jaemin naik saja kenapa, motornya kan berat kalau terus didorong.

"Kau pergi saja, aku tidak butuh tumpangan" ketus Jaemin, kesal dirinya diikuti Jeno terus.

"Ya kalau begitu aku akan begini saja, mendorong motor sampai ke kampus" balas Jeno picik. Jaemin memicingkan matanya, menatap Jeno tidak suka. Apa Jeno pikir Jaemin akan mengasihaninya dengan cara seperti ini ? Oh tidak bisa, Jaemin itu masih pintar, tidak bodoh untuk dibodoh-bodohi.

"Kau jalannya pelankan sedikit dong" keluh Jeno. Jaemin sudah berada di depannya, karena memang Jaemin mempercepat langkahnya setelah Jeno datang.

"Ya kau bisa lebih cepat jika memakai motor barumu" balas Jaemin angkuh. Jeno menyeringai pelan, jadi Jaemin menyadari motornya baru, berarti kualitas Jeno sudah bertambah sedikit di mata Jaemin. Pada akhirnya Jaemin meninggalkan Jeno yang hanya bisa mengumpat sambil kembali naik ke atas motornya, sulit sekali mendapatkan hati laki-laki yang satu itu.

[END] [Markhyuck] Me & YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang