[🌙] 02; Our Breakfast

3.4K 455 10
                                    

Masakan Jimin setiap hari adalah favoriteku, terutama menu sarapan, dia sangat pandai memasak dari semasa kuliah, walau setiap pagi ia hanya membuat sandwich, tapi itu enak sekali, sungguh. Andai aku bisa melihat hasil masakannya seperti dulu, karna masakan Jimin selalu ada bentuk hati dari selai yang sering ia gunakan di atas rotiku


"Aaaaaa~ baby," Jungkook membuka mulutnya saat Jimin sedang menyuapinya dengan roti sandwich dengan selai bluberry.

Jungkook menguyahnya saat sepotong roti masuk ke mulutnya. Ia lalu tersenyum sambil tangannya tetap memeluk Jimin yang berada di pangkuannya.

Matanya terpejam, Jungkook memang lebih suka memejamkan matanya.

Membuka mata pun percuma, semua sama saja, gelap, katanya.

"Kau makan juga kan sayang?" Jungkook yang sedari tadi hanya menerima suapan berujar.

Ia tak mendengar suara kunyahan dari mulut istrinya itu.

Well, jika seseorang buta, maka indra lainnya yang ia punya akan bekerja jauh lebih cepat tanggap dan peka terhadap apapun.

Dan indra pendengar Jungkooklah yang paling tajam, ia bahkan bisa mendengar helaian kertas yang di sibak dengan perlahan jika ia berada di ruangan yang cukup hening.

"Aku makan ko, Kookie," tak lama Jungkook mendengar kunyahan dari belah bibir di depannya.

Jungkook mengangguk sambil tangannya meraba ke piring yang sedang di pegang Jimin, naik perlahan menyentuh atasan rotinya.

"Kau menulis sesuatu disini ya sayang?" Jungkook menggunakan jari telunjuknya untuk meraba kata yang sepertinya Jimin buat di atas rotinya.

Jarang Jimin membuat kata di atas roti, biasanya hanya huruf J dan K lalu love di akhir huruf.

Tapi sandwich buatan Jimin sedari dulu memang yang paling bisa membuatnya semangat bekerja di pagi hari walau hanya dua huruf inisial namanya itu ditambah bentuk Love itu sudah membuat moodnya naik drastis.

"Coba tebak aku menulis apa," Jimin terkekeh lalu mengambil segelas susu hangat di meja.

Ia tetap merangkul leher Jungkook dengan erat, ia menyamankan duduk menyampingnya di pangkuan Jungkook.

Setelah susunya habis setengah ia kembali menyimpannya ke meja dan mengalihkan fokusnya kembali pada sang suami.

"Hmm.. Apa ya.. Sebentar," Jungkook meraba lagi bagian atas rotinya.

"J..," Jungkook bergumam pelan sambil tetap meraba selai itu, mengikuti dinginnya selai yang membentuk kata khas Jimin.

"..I? Ini huruf I bukan sayang?" tanya Jungkook saat jarinya pelan menurun ke bawah dan saat jarinya meraba sedikit ke pinggir ia tak menemukan jejak selai lagi.

"Yups baby," Jimin mengecup pelipis Jungkook lalu mengelusi belakang kepala Jungkook membuat Jungkook sangat nyaman.

"Hm.. M... I... Ah! Aku tau! Kau menuliskan namamu?!" dengan semangat Jungkook menoleh ke arah Jimin.

Ia tersenyum dengan lebar.

Tampan, walau Jungkook menutup matanya sekalipun, ia tetap tampan dengan senyum kelincinya yang merekah.

"Right baby, yeaay~" ucap Jimin sambil mengecupi bibir tipis suaminya.

Jungkook terkekeh, ini Jimin berlaku seperti ia anak kecil yang bisa menyelesaikan kata dengan baik dan benar lalu orang tuanya sangat bahagia saat mengetahuinya.

"Sudah ayo makan lagi," Jimin memasukan jari telunjuk Jungkook yang penuh selai lalu membersikannya dengan lidahnya.

"Hey, nakal hm?" Jungkook menunjukan smirk miliknya saat Jimin sedikit menghisap jari Jungkook dengan gemas.

"Aku hanya membersihkannya Jung!" ucap Jimin dengan wajah memerah melihat smirk Jungkook.

Gosh, smirk Jungkook memang selalu membuatku ingin nakal saja rasanya.

"Tapi kau menghisap dan menjilatnya sayang, sama seperti saat kau menghisap pen—

"Lalalalalalala, sudah makan saja ish!" Jimin segera memotong setengah roti di piring lalu menyuapkannya kasar pada Jungkook.

"Umhh! Mmpph! Sayammh," Jungkook dengan susah payah ingin mengucapkan kata tapi Jimin terus menyumpal mulutnya dengan roti.

"Jangan banyak bicara! Kunyah!" ucap Jimin dengan kesal setelah berhasil memasukan setengah roti ke dalam mulut suaminya.

Membuat mulut suaminya itu mengembung sedikit dan mulutnya terbuka sedikit.

Jungkook terkekeh, ia tau jika Jimin sudah melontarkan nada kesal padanya.

Itu artinya ia membuat Jimin malu.

Tak mau membuat Jimin bawel seperti biasanya, ia menguyah rotinya dengan perlahan.

Hening.

Jungkook mengerutkan keningnya saat suasana hening terasa.

Jimin kembali diam dan ia tetap mengunyah rotinya.

"Sayang?" panggil Jungkook sambil memeluk pinggang Jimin lebih erat.

Jimin hanya mengguman di dekat telinganya, suaranya sangat berbeda.

Terasa sedikit serak, nafas Jimin mulai tak beraturan dan badannya terasa gelisah.

"Ada apa sayang?" Jungkook menelan sisa roti yang di mulutnya lalu mengelus paha Jimin.

"Mmh..," Jungkook menaikan alisnya mendengar leguhan lirih Jimin.

Sangat lirih, tapi Jungkook masih bisa mendengarnya tentu saja.

"Sayang kau— mmph," Jungkook menelan kembali kata-katanya saat Jimin membuka mulutnya lalu memasukan ujung roti pada mulutnya.

"Ayo makan sayang," ucap Jimin lalu terkekeh manis dan memakan ujung lain roti di depan Jungkook.

Jari gemuknya memijat sensual tengkuk Jungkook, bibirnya mengigit potongan demi potongan roti.

Jungkook tersenyum, mengerti permainan yang Jimin ingin lakukan dengannya.

Potongan roti mereka makin memendek setelah mereka makan dengan cepat.

"Ughh..," Jimin mengeluh sambil menyimpan piring di meja lalu memeluk leher Jungkook erat saat bibir suaminya memangut bibirnya.

Jungkook tidak mulai dengan ciuman manis dan lembut seperti biasanya.

Morning kiss mereka memang sedikit berbeda, karna itu memang kemauan Jimin.

Dan semua kenangan pagi mereka yang menjadi kebiasaan itu sangat menyenangkan dan menjadi semangat di pagi hari untuk keduanya.

"Mmpph I.. Love you.. Mrs.Jeon," Jungkook bergumam di sela tautan keduanya.

Jimin yang mendengarnya hanya tersenyum dan lebih menikmati ciuman terburu-buru namun tanpa nafsu suaminya.

"Love you more, Mr.Jeon, nghh mmh,"

Pagi yang indah di meja makan untuk selingan sarapan bukan?




Dan tentu saja aku sangat suka jika sarapan dengan Jimin, jika ia melihatku menikmati makanan ia akan merasakan panas, dan hanya aku yang bisa membuatnya dingin dan tenang dengan ciuman ganasku hahaha, walau tidak bisa melihat wajah sayu dan memerah miliknya, kebiasaan pagi yang masih kusukai ini masih bisa dilakukan.. Aku masih bersyukur.. Terima kasih lagi Tuhan.. Aku menunggu hadiah yang kau simpan di sisimu setelah kau mengirimkan Jimin untukku..

-Jeon Jungkook.

.
.
.
.

Next apa udah? :" jelek ga sih ini :"
Daddy's Jeon nanti aku apdet ya aku mau apdet banyak soalnya buat yang itu, kalo yang ini kayanya cuma sehari 1 deh kkkk.

Yang mau req untuk part ini boleh ko, misal; Our ex- , Our problem, Our Love, atau apa aja, terserah boleh ko kalo mau hihi kalo ga gpp ko ( ˘ ³˘)❤

Blind [KookMin]Where stories live. Discover now