[🌙] 08; Our Lunch

2.5K 392 14
                                    

26 August 2017
Hari ini aku dan Jimin makan siang di luar, Kami pergi ke restorant tempat kencan makan malam kami dulu—










"Kookie~ aaaaaaa~" Jungkook terkekeh saat merasakan ujung dingin sendok menyentuh bibir bawahnya.

Ia membuka mulutnya lalu merasakan sendok itu masuk ke dalam mulutnya.

"H-hey?! Kenapa tidak ada makanannya?" Jungkook menyerngitkan dahinya saat ia mengigit sendok yang sepertinya kosong tak ada makanannya.

"Hahahahaha~ Tertipu," Ucap Jimin melepaskan sendok di dalam mulut Jungkook lalu mencubiti pipi Jungkook dengan gemas.

Jungkook hanya berdecih lalu sedetik kemudian ia tertawa kecil.

"Nakal hm," Jungkook mengangkat tangannya lalu mengelusi lengan Jimin lembut.

"Hehehehe, ayo makan lagi," Jimin melepaskan cubitannya lalu menyendokan nasi dan daging di piringnya. Ia lalu mendekatkannya pada bibir Jungkook lagi.

"Aaaaaa~ baby~" Jungkook tersenyum lalu membuka mulutnya menerima suapan Jimin.

Jungkook memang makan di suapi Jimin tentu saja. Masa ia makan sendiri yang ada belepotan nantinya.

Tapi kebiasaan mereka makan adalah dengan 2 porsi yang di satukan dalam satu piring.

Mereka memesan daging dan menyatukan dua porsi ke dalamnya. Karna Jimin yang akan menyuapi Jungkook dan ia juga makan disana.

Orang lain sering mengatakan jika apa yang mereka lakukan itu romantis.

Memang. Bahkan mereka akui jika apa yang mereka lakukan itu romantis dan membuat orang iri dengan perhatian dan pengertian mereka pada diri masing-masing.

Mereka sudah berbaikan tadi malam, sepakat untuk tidak membahas hal itu dan menjadikannya sebagai pelajaran dalam rumah tangga mereka.

Cara Jungkook memarahi Jimin memang salah, cara Jimin menyampaikan pendapatnya juga salah.

Memang. Masalah dikatakan masalah jika kedua belah pihak salah dan tidak ada yang benar. Jika keduanya merasa benar untuk apa ada masalah bukan, dan harus ada yang merasa paling bersalah lalu meminta maaf tanpa menambahkan rasa ego dalam emosinya.

Itu adalah pertengkaran pertama mereka setelah mereka menikah dan masalahnya cukup berat walau mereka bisa melewatinya dengan sangat baik dan dewasa.

Jungkook yang lebih di tuntut untuk jauh dewasa dari Jimin, kemarin jika ia tak bisa mengontrol diri mungkin tangannya sudah melayang memukul Jimin.

Tapi Tuhan masih ingin ia bersabar menghadapi ujian dengan Jimin.

Kemarin adalah malam paling bersejarah dalam hidup mereka. Dan pembelajaran yang tidak akan pernah terlupakan.

"Aku ingin minum sayang," ucap Jungkook setelah menelan makanannya.

Jimin yang tadinya sedang menyuapkan makanan ke dalam mulutnya segera memberikan segelas penuh jus jeruk pada Jungkook.

Jungkook segera meneguknya namun sedetik kemudian ia berdesis keras sambil mengelusi ujung bibirnya yang berdenyut.

"Eh? Kookie? Kenapa?" Jimin menatapi Jungkook yang terlihat kesakitan dengan luka bibirnya. Ia ikut meringis saat Jungkook menyentuh dan menekan sedikit lukanya.

"Jangan di sentuh! nanti infeksi," Jimin segera menurunkan jari Jungkook yang menekan-nekan sambil meringis sakit disana.

"Sakit sayang," Jimin terkekeh saat Jungkook merengek padanya sambil menggoyangkan badannya manja.

"Menjijikan Kook," Jungkook makin merengek kencang sambil memajukan bibirnya juga.

"Istriku jahat sekali," ucapnya sambil memasang ekpresi sebal main-mainnya.

"Suamiku nakal sih jadi aku jahat." balas Jimin sambil terkekeh dan mengelusi ujung bibir Jungkook sangat lembut.

"Aku tak begitu sayang,"

"Iya kau begitu big baby,"

"No! I'm not!"

"Yess you're bunny,"

"Grrr... No honey,"

"Yess yess yess yess yesssss,"

"Nooooooooooooo,"










—Makan siang yang sangat sangat sangat sangat menyenangkan, aku sangat menyukainya. Aku mencintai Jeon Jimin, sangat mencintainya hehe."

Blind [KookMin]Where stories live. Discover now