[🌙] 09; Our First Meet

2.3K 381 14
                                    

20 May 2016
Hari ini seperti biasanya, aku pergi kuliah kelas pagi. Bosan dan malas. Tapi berhubung hari ini aku hanya ada satu kelas jadi tak apa-apa. Tapi kurasa aku tak menyesal untuk pergi kuliah dan menjalani hari ini—








"Yo Jeon! Jadi bertanding nanti sore?" Jungkook yang tadinya sedang mengunyah makan siangnya mendongkak melihat seorang pria tampan berdiri dengan kancing kemeja terbuka dan bola basket di lengan kanannya.

"Lap keringatmu dulu Namjoon hyung," ucapnya sambil terus memakan makanannya tanpa memperdulikan pria yang ia panggil Namjoon tadi.

Namjoon tidak datang sendiri, ia datang bersama teman-temannya. Kursi berbentuk melingkar yang tadinya hanya berisikan Jungkook seorang diri itu sudah di penuhi dengan teman-temannya yang sepertinya habis menyelesaikan kelas dan kegiatannya di kampus.

Jungkook sendiri memilih acuh, toh sehabis ini ia harus segera mengambil job pemotretan di studio dekat kampus.

Ia memang sering mengambil job di dekat kampus dan mengambil job di sore hari jika ia ada kelas pagi. Jarang ia menerima job pagi karna itu adalah waktu untuk tidur berjam-jam untuknya.

"Kook-ah, kau belum menjawab pertanyaanku," ucap Namjoon lalu melempar Jungkook dengan tisu yang ada di atas meja.

Jungkook mendongkak perlahan pada Namjoon yang tertawa karna tisu tersebut masuk ke dalam gelas minumannya.

"Sialan kau hyung!" ucapnya lalu balik melempar tisu pada Namjoon yang makin tertawa keras.

Jungkook mau tak mau malah ikut tertawa sambil melempar apapun yang ada di sekelilingnya namun bukan barang-barang bahaya yang ia lempar.

"Jungkook dan Namjoon mengajak perang! Raaarrrwww!!" Mereka makin rusuh dengan beberapa teman mereka ikut melemparkan tisu dan kertas satu sama lain.

Jungkook sampai melupakan makanannya begitu saja, teman-temannya memang selalu bisa membuatnya lupa segalanya sekejap.

Drrt drrtt drrtt

Jungkook yang tadinya akan melempar tisu lagi refleks berhenti saat getaran ponsel di saku celananya terasa.

Jungkook perlahan menjauh dari area perang tisu kertas itu dan mengangkat telponnya dengan posisi yang cukup jauh dari teman-temannya.

"Hallo? Paman Shim? Ada apa?" sapanya sambil membersihkan sisa tisu yang menempel di badannya.

"Jungkook-ah.. maafkan aku, model kami ada jadwal mendadak, apa pemotretannya bisa di majukan?"

"Ah.. Begitu, bisa paman. Mau kapan?"

"15 menit lagi bisa?"

"15 menit? Hmm.. jika studio sudah siap mungkin aku bisa.. Penyiapan studio, latar, tempat, tema, make up dan kostum kan lumayan lama paman,"

"Kau tak perlu khawatir, aku akan mengurus hal itu, yang penting 15 menit lagi kau sampai oke?"

"Ya paman,"

Bip bip bip bip

Jungkook kembali memasukan ponselnya ke dalam saku dan kembali pada teman-temannya yang sepertinya sudah selesai berperang.

"Hyung-deul, aku pergi dulu ya, pemotretannya di majukan jadi aku harus sampai disana dalam 10 menit," ujarnya terburu-buru sambil membereskan tasnya.

Mengambil kunci motor dan memakai helmnya dengan terburu-buru.

"Bagaimana dengan pertandingan kita Kook?" Jungkook yang tadinya akan pergi menoleh kembali pada Namjoon yang bertanya ketiga kalinya padanya.

"Akan aku usahakan untuk selesai sebelum jam 4 sore hyung," ucapnya lalu sedikit berlari keluar kantin kampus dan menuju ke parkiran di belakang kampusnya.

Jungkook menaiki motornya dan memanaskan mesinnya disana. Ia meronggoh ponselnya dan melihat jam di ponselnya.

"Ya.. seharusnya 10 menit aku bisa sampai," ucapnya lalu menunduk memegang stir motor dan menginjak gasnya.

Ia melajukan motornya lumayan kencang, membelah jalanan yang sedikit lenggang hari ini. Memudahkannya untuk cepat sampai, mungkin ini hari keberuntungannya.

Karna jarak studio fotonya tak jauh dengan kampusnya dan ia melaju sangat cepat di jalananan, 8 menit kemudian ia sudah sampai di depan studio foto tempat kerjanya.

Gedung besar bertuliskan House of Photo Studio sudah terlihat jelas dalam pandangannya.

Ia segera memasuki kawasan gedung itu dan memarkirkan motornya lalu membuka helmnya kemudian turun dari motor ninjanya.

Setelahnya ia sedikit berlari ke dalam gedung pemotretan itu dan masuk ke dalam studio biasa tempatnya bekerja. Studio kerja khusus foto model terkenal di bagian sebelah kiri dekat dengan meja pemberitahuan.

"Permisi.. Hah.. Haahh.. Hah..," Jungkook menarik nafasnya saat baru membuka pintu masuk.

Semua orang yang berada di dalam melihatnya tengah terengah disana. Jungkook mencoba menetralkan deru nafasnya yang memberu.

"Jungkook-ah? Kau seperti di kejar setan saja," Jungkook hanya menampilkan cengiran khasnya saat salah satu staf kenalannya berseru. Ia lalu menurunkan ranselnya dan berjalan menyimpannya di sofa ujung studio.

"Hai?" saat Jungkook akan berjalan ke arah Paman Shim selaku orang yang memperkerjakannya disini seketika ia terhenti saat ada orang menyapanya di sisi sebelah kiri ia menyimpan ranselnya.

"Hai..?" sapanya balik dengan mata yang berkedip.

M-malaikat...

Jungkook menggeleng pelan saat pikirannya sedikit random melihat sosok indah di hadapannya.

Seorang pria manis dengan rambut hitam legam, make up tipis dan memakai baju kemeja hitam menatapnya dengan senyuman manis.

"Kau fotografer Jeon kan?" tanyanya sopan lalu bangkit dan mengulurkan tangan mungilnya ke arah Jungkook.

Jungkook mengangguk ragu sambil menunduk menatapi tangan berhias cincin hitam berukir indah di jari manis, telunjuk dan jempolnya.

"Aku Park Jimin, model barumu, salam kenal," Jungkook menelan ludahnya dengan dada yang berdesir pelan. Suara pria di hadapannya ini sangat lembut dan menenangkan dirinya.

Dengan kaku ia menjabat tangan itu lalu tersenyum kecil.

"Aku Jeon Jungkook, senang bekerja sama denganmu Jimin-ssi," Jimin—sang model— terkekeh dengan punggung tangan yang menutupi bibirnya.

Dan itu terlihat sangat manis dan menggemaskan menurut Jungkook.

"Aku mendengar banyak hal tentangmu, jangan buat aku kecewa dengan fotomu nanti ya," Jungkook bisa merasakan detak jantungnya kembali. Ia merasa mukanya memanas melihat senyuman indah dengan eyesmile menawan milik Jimin.

"A-ah ya, tentu saja kau tidak akan kecewa Jimin-ssi," ucapnya lalu sedikit menunduk dengan tautan tangan keduanya yang masih belum terlepas.

Jimin balas tersenyum, menatap penuh puja wajah rupawan di hadapannya. Bagaimana Tuhan bisa mengukir maha karya seindah ini.

Sudah sejak lama ia mendamba menjadi model dari pria tampan ini. Dan hari ini ia tidak akan menyianyiakan kesempatannya sedikitpun.

Well, sepertinya cinta pada pandangan pertama memang benar adanya.













—Selamat datang di kehidupanku Park Jimin-ssi.

Jeon Jungkook first diary.

Blind [KookMin]Where stories live. Discover now