[🌙] 15; Ending

2.7K 387 24
                                    

Jimin tersenyum lebar saat melihat Jungkook terbaring dengan perban yang menutupi matanya.

Suaminya itu sudah menjalani oprasi mata setelah melalui banyak sekali proses agar bisa memenuhi aturan yang seharusnya berlaku dalam oprasi.

Jungkook benar-benar bersemangat selama mengikuti prosedur yang harus ia jalani selama masa sebelum oprasi di lakukan.

Ia rutin mengecek kesehatan mata dan sebagainya yang kadang Jimin saja malas untuk mengikutinya.

Jungkook juga melakukan cek pendengarannya yang tajam, panca indranya yang lain juga di lakukan pengecekan karna siapa tau ada yang mengalami refleks lamban dalam menangkap respon.

Dan untungnya semua berjalan dengan lancar, dimana Jungkook selalu sabar menjalani prosesnya dan menuruti apa yang dokter katakan.

Tak lupa juga Jungkook selalu membawanya ke gereja untuk berdoa semoga inilah jalan yang akan mereka lewati setelah semua cobaan yang di berikan Tuhan pada mereka.

Jungkook selalu berdoa dengan khusuk sambil menutup matanya dan tak lupa tersenyum dengan indah. Jimin sangat suka jika Jungkook sudah berdoa seperti itu. Ia sering membayangkan jika Jungkook tengah bercerita pada Tuhan saat berdoa, membayangkan jika Tuhan benar-benar mendengarkannya dengan senyuman juga.

Seolah mengatakan jika semua penderitaan yang Jungkook alami akan segera hilang secepatnya.

Dan setelah melewati satu bulan penuh prosedur oprasi mata, di sinilah Jungkook sekarang.

Terbaring dengan perban yang menutupi matanya. Jungkook belum siuman karna obat bius yang di suntikan selama oprasi.

Jimin tersenyum sambil bersyukur karna Tuhan sudah mengabulkan doa mereka selama ini. Ia tak menyesal sudah bersabar bertahun-tahun lamanya jika akhirnya Jungkook bisa melihat dunia kembali.

Hanya tinggal menunggu waktu yang baik untuk membuka perban di mata Jungkook. Dan juga suaminya itu harus melakukan cek kesehatan mata setelah oprasi dengan rutin, memastikan jika tak ada infeksi atau hal lainnya yang akan membahayakan indra penglihatan Jungkook.

Jimin setiap hari datang ke rumah sakit untuk menemani Jungkook yang masih terbaring di ranjang.

Hingga saat Jungkook siuman dari obat biusnya, Jimin merasakan dadanya berdesir. Walau matanya masih di perban, Jimin tau jika Jungkook bisa kembali melihatnya.

"Sayang.. Gelap..."

Jika dulu Jimin menangis histeris mendengar Jungkook mengatakan hal itu, kini ia tersenyum dengan air mata bahagia yang mengalir di pipi mulusnya.

"Tak apa sayang, sebentar lagi tak akan gelap." Ucapnya sambil memeluk Jungkook erat dan menyenderkan kepalanya di dada sang suami.

Jungkook diam-diam tersenyum, balik memeluk Jimin dengan erat dan mengecupi rambut sang istri yang harum.

Sebenarnya ia sedikit takut jika oprasinya gagal dan matanya tak akan cocok dengannya. Namun jauh di dalam hatinya, semuanya tidak masalah selama Jimin bersama dirinya.

Bila oprasi ini gagal, ia tak masalah. Jungkook masih bisa menunggu bahkan sampai selamanya. Ia tau, Tuhan menginginkan hal yang terbaik untuknya.

Jika setelah ini semuanya tak sesuai dengan harapannya, ia tak akan kecewa. Malah ia akan jauh lebih bersabar.

Karna ia tau, Tuhan sudah merencanakan hal menakjubkan untuknya di akhir hidupnya nanti.

.
.
.
.

Beberapa hari sudah berlalu dengan cepat. Jungkook masih harus bersabar menaati prosedur yang harus ia jalani.

Tapi ia selalu sabar dan menikmati setiap moment dimana ia akan di cek kesehatan matanya.

Hingga tiba saat melepas perban, semua prosedur sudah terlaksana dan perban sudah bisa di buka.

Jimin disana, menggenggam tangan Jungkook erat dan merasakan jantungnya berdegup dengan kencang melihat dokter yang membuka perban mata Jungkook.

Jungkook pun sama, ia meremat tangan Jimin dengan perasaan yang bercampur aduk. Bibirnya ia gigit karna gugup dengan hasilnya.

"Anda bisa membuka mata anda Tuan, perlahan saja, jangan langsung di buka." Jungkook mengangguk mendengar penuturan dokter tepat di sebelah kanannya saat sudah melepas perban matanya.

Ia membuka sedikit demi sedikit matanya, sedikit susah entah kenapa dan ia makin gugup. Refleks Jungkook menutup lagi matanya membuat dokter dan istrinya yang berada di sebelah kirinya terkekeh.

"Tak apa Husby, buka saja matamu." Suara lembut itu seolah memberi Jungkook semangat untuk membuka matanya.

Maka ia mencoba lagi membuka matanya yang terasa di lem sangat erat, beberapa kali ia menutup matanya karna cahaya menyerobot masuk ke dalam matanya.

Jantungnya makin berdegup dengan cepat, berdentum keras sampai tangannya terasa dingin.

"Perlahan sayang..." Jungkook mengangguk kembali saat Jimin berujar dengan lembut sambil mengelus pipinya.

Jungkook menarik nafas panjang dan menghembuskannya dengan perlahan.

Jungkook menarik nafas panjang dan menghembuskannya dengan perlahan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Deg

Jungkook merasakan nafasnya sesak dan suaranya tertahan. Ia mengerjapkan matanya berulang kali dan menoleh ke sampingnya. Tepat dimana Jimin berdiri dengan sama tegangnya namun memperhatikan dengan tatapan penuh harapan.

"K-kookie.. A-apa.. Kau bisa meliha-

"Sayang.. Jiminie.. Aku bisa melihatmu."

Blind [KookMin]Where stories live. Discover now