[🌙] 13; I'm so sorry Jungkook

2.5K 374 21
                                    

Jungkook mengerang perlahan dengan kerutan yang terlihat jelas di dahinya.

"Hnghh," erangnya makin keras karna merasa ada yang aneh pada tubuhnya.

Lidahnya terasa kelu, tenggorokannya sakit dan nyeri, badannya sulit untuk di gerakan. Dan yang terpenting, ia tak bisa membuka matanya.

"Jungkook..," perlahan ia mendengar samar seseorang memanggil dirinya. Ia mencoba untuk menolehkan matanya namun ia tak bisa melakukannya.

Seperti ada yang menahan kepalanya untuk tidak banyak bergerak.

"Jungkook-ah..," semakin lama ia bisa mendengar suara yang memanggil dirinya dengan jelas.

Suaranya terdengar sangat familiar untuknya.

"Jimin..?" panggilnya ragu, ia yakin jika itu Jimin, suara kekasihnya.

Tapi ada dimana kekasihnya itu?

"Sayang..," Jungkook makin mengerutkan dahinya mendengar Jimin memanggilnya dengan suara yang gemetar keras.

"Jimin-ah? Apa itu kau?" tanyanya dengan suara yang sangat serak, ia mencoba menggerakan jarinya dengan perlahan.

Namun ia sedikit berdesis saat merasakan lengannya nyeri, seperti sedang di tusuk dengan jarum.

Semakin lama, ia bisa merasakan suasana sekitarnya dengan jelas. Bau obat yang menyengat, tangisan orang yang sangat ia kenali dan nyeri di kepalanya.

"J-jung— hiks huhuhuhu.. Jungkook-ah.. Hiks," Jungkook makin kebingungan mendengar Jimin menangis, ia mencoba membuka matanya namun nihil.

Ia tak bisa sama sekali membukanya, seperti ada yang menahan matanya untuk tidak terbuka.

Semacam.. Perban?

Ia masih tak yakin, namun sangat jelas terasa jika ada yang menahan matanya untuk tidak terbuka.

"Jungkook-ah.. Hiks hiks..," Jungkook makin kebingungan di tengah keadaan ini. Ia merasakan jika Jimin memeluk dirinya.

Tapi ia sendiri tak yakin jika yang memeluknya adalah Jimin. Benarkah ini Jimin?

"S..siapa?" tanyanya ragu dengan suara yang masih serak. Tubuhnya masih tak bisa di gerakan.

Semuanya terasa kaku dan ia tak bisa merasakan apapun.

Ia seperti melayang dan tak merasakan apapun selain angin yang berhembus menerpa tubuhnya.

"Ini aku.. Jimin..," Jungkook menghela nafas lega saat benar yang memeluknya adalah kekasih tercintanya.

"Jimin-ah.. Kenapa menangis?" tanyanya saat merasakan bahunya basah dan isakan Jimin terdengar jelas sekarang.

Pendengarannya yang samar kini sudah sedikit membaik, lengannya juga bisa di gerakan sedikit. Namun ia masih tak bisa membuka matanya.

"Maafkan aku... Hiks hiks maafkan aku Jungkook-ah hiks.. Huhuhuhu Jungkook..," Jungkook makin kebingungan disana, ia perlahan mengangkat sebelah tangannya untuk memeluk Jimin.

"Stt.. Ada apa sayang..?" tanyanya lagi sambil mengusap punggung Jimin.

Kini ia tau, ia berada di mana. Di rumah sakit, ia yakin karna baunya yang tajam dan menyengat juga tangan kirinya seperti sedang di infus.

"Kau.. Hiks huhuhuhu Jungkook-ah.. Hiks," Jimin menangis makin meraung dalam pelukan Jungkook.

Ia makin memeluk kekasihnya dengan erat, dadanya sesak dan nafasnya memberu kasar.

Dan hal itu tentu saja membuat Jungkook sangat khawatir. Ia juga bertanya-tanya tentang apa yang terjadi saat ini.

Ia mencoba mengingat apa yang terjadi sebelum ini walau kepalanya sakit dan serasa ingin pecah saat ini juga.

Bangun tidur aku langsung mandi dan sarapan bersama Jimin... Saat Jimin pemotretan aku tidur.. Aku bangun tidur langsung main playstation.. Setelah itu.. Aku.. Telat menjemput Jimin.. Lalu.. Aku...

Deg

Jungkook tersentak saat mengingat apa yang terjadi perlahan. Merangkai kejadian yang bisa ia ingat sebisanya walau itu membuat otaknya panas.

"S-sayang.. Aku.. Aku..," Jimin makin memeluk Jungkook erat, kalimat penyesalan yang menyesakan dada masih keluar dari celah bibirnya.

"Jungkook-ah.. Hiks hiks huhuhuhu Jung— hiks Jungkook...," Jimin makin meraung disana, bergumam perkataan maaf dan menyesal terus menerus di dekat telinga Jungkook.

Hati Jungkook mulai tak tenang, ia mencoba sekeras mungkin untuk membuka matanya.

Namun semua usaha itu gagal, ia tetap tak bisa membuka matanya sekeras apapun ia mencoba.

"J-jimin-ah," panggilnya sambil menggeleng keras, berusaha menjauhkan permikiran sialan yang membuatnya tidak akan percaya.

"Jimin-ah! A-aku kenapa? Sayang ini gelap! Kenapa begini?! Jimin!" Jimin makin keras menangis, suaranya sampai serak namun lengannya masih setia memeluk Jungkook.

Jungkook masih mencoba membuka matanya, ia lalu mengangkat tangannya untuk meraba daerah matanya.

Kain.. Perban? Ini benar perban? batinnya kalut saat merasakan permukaan kasar dari lilitan yang berada di matanya.

Lebih meyakinkan diri jika ia salah, Jungkook kembali membuka matanya.

"Jungkook hiks, hentikan hiks. Jungkook-ah," Jimin yang sadar jika Jungkook berusaha membuka lilitan perban di matanya langsung menahan lengan Jungkook.

Walau hal itu percuma mengingat tenaga Jungkook lebih besar darinya.

Sreett

"E-eoh?" Jungkook sedikit tersentak saat merasakan sobekan pada perban di matanya.

Segera ia menyingkirkan tangan Jimin dan menyobek lebih lebar sampai perban itu terlepas dari kepalanya.

Perlahan ia membuka matanya, matanya kini terasa sangat perih dan terasa jika ada cairan keluar dari sudut matanya.

Namun tetap ia mencoba membuka matanya yang seolah di lem untuk tidak terbuka.

"Jungkook jangan buka matamu!"

Deg

Jungkook merasakan hatinya mencelos saat berhasil membuka matanya.

"Kenapa masih.. Gelap...?"

Blind [KookMin]Where stories live. Discover now