[🌙] 20 ; Happy Ending

3.7K 351 19
                                    

Jungkook mengerang pelan dalam tidurnya, ia membuka matanya perlahan dan berkedip pelan mencoba menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya.

Setelahnya ia beranjak bangun dari tidurnya, Jungkook memijat pelan tengkuknya yang terasa pegal, sepertinya salah posisi tidur.

Pandangannya ia bawa untuk menatap ke segala arah, dan ia melihat jika sisi ranjangnya kosong dan rapi. Jimin ternyata sudah bangun lebih dulu seperti biasanya.

Perlahan Jungkook melangkah ke kamar mandi, membersihkan dirinya disana selama hampir dua puluh menit. Ia juga mencukur kumisnya yang mulai terlihat di atas bibirnya. Setelahnya ia bergegas keluar kamar mandi dan memakai bajunya, Jungkook hari ini memakai kaos putih dan celana panjang berwarna biru.

Setelah merasa cukup mengawali harinya, Jungkook melangkah keluar kamar. Dan saat ia membuka pintu kamar, harum masakan yang membuatnya lapar seketika menguar.

Senyumannya melebar, langkahnya ia bawa ke dapur dan menemukan Jimin yang sedang sibuk dengan peralatan masak disana. Jimin terlihat manis dan menggemaskan dengan poninya yang di ikat itu.

"Pagi sayang." Sapanya sambil membuka pintu kulkas, mengambil sekotak susu pisang dan meminumnya habis dengan lima tegukan.

"Pagi juga Kookie. Bagaimana tidurmu hum?" Jungkook tersenyum sambil membuang bekas kotak susunya dan mendudukan dirinya di kursi meja makan tepat menghadap Jimin yang sedang memasak.

"Tentu saja tidurku nyenyak karna memimpikanmu." Jimin tertawa kecil disana mendengar perkataan suaminya. Ia mengangkat sup dagingnya dan membawanya ke tengah meja makan.

Manik indahnya menatap wajah tampan Jungkook yang sedikit basah, wajahnya sedikit memerah saat mencium aroma parfume milik sang suami. Wangi parfume yang sangat Jimin sukai jika sedang memeluk tubuh tegap Jungkook.

"Oh ya? Kau memimpikan apa hum?"

"Menyetubuhimu."

"Mesum!"

Jungkook tergelak disana, ia meraih pinggang Jimin yang berdiri di sebelahnya lalu mengusel perut istrinya yang tertutup apron merah.

Jimin terkekeh melihatnya, ia menunduk untuk mengecup rambut Jungkook yang masih basah karna habis mandi. Jungkook sendiri menikmati bagaimana lembutnya Jimin mengecupi rambutnya, merasakan perasaan sayang yang Jimin sampaikan lewat perlakuan lembutnya.

Suasana terasa hening karna keduanya masih menikmati momen yang sangat mereka rindukan.

"Hari ini kau akan ke studio?" Jungkook mengangguk sambil bergumam mendengar pertanyaan Jimin setelah sekian menit mereka terdiam.

Jungkook memang menutuskan akan melanjutkan usahanya bersama teman-temannya di studio. Mungkin butuh waktu yang lumayan lama untuknya beradaptasi dengan kamera dan segalanya. Tapi Jungkook yakin ia bisa melakukannya, Ia sudah merencanakan hal besar yang akan di lakukannya bersama Jimin nantinya.

Ia juga sudah memikirkan hal lain apa lagi yang ia butuhkan. Mulai dari melamar kerja di perusahaan besar, menabung untuk keluarganya dan akan membuka usaha sendiri nantinya jika uangnya sudah terkumpul banyak. Sebenarnya usaha Jungkook dan teman-temannya di danai dari uang milik Yoongi.

Mereka semua seperti bekerja untuk Yoongi walau uang yang di hasilkan akan di bagi rata, hanya saja kadang Jungkook merasa tak enak dengan pria Min itu. Ia harus bisa juga membangun perusahaannya dengan jerih payah usahanya sendiri.

Semuanya sudah tersusun dengan rapi dalam otaknyanya, ia sudah tau apa yang akan ia lakukan kedepannya dan tak sabar untuk mencobanya satu persatu.

Perlahan senyuman lebar tercetak jelas di wajah tampannya, menunjukan jika Jeon Jungkook benar-benar bahagia sekarang.

Segalanya terasa begitu menyenangkan dalam pandangan Jungkook, hatinya benar-benar ringan dan Tuhan sepertinya sangat menyayanginya karna ia di beri banyak kebahagiaan seperti ini.

"Sayang.." Jimin hanya bergumam menjawab panggilan Jungkook sambil menunduk menatap Jungkook yang masih mengusel perutnya dengan mata yang tertutup, sepertinya suaminya itu benar-benar menikmati momen ini.

"Nanti siang kita ke gereja lagi ya?" Jimin terkekeh lalu mengangguk dan mengecup kepala Jungkook kembali.

Jungkook sekarang memang selalu membawanya ke gereja untuk berdoa dan meminta berkat dari pendeta. Setiap hari Jungkook selalu membawanya ke gereja dan mereka menghabiskan satu jam untuk berdoa pada Tuhan.

Jungkook yang sering lama berdoa pada Tuhan, Jimin selalu memperhatikan jika suaminya itu berdoa dengan mata tertutup dan bibir yang melengkung indah. Seolah Jungkook tengah bercerita betapa ia bahagia pada Tuhan.

Jimin kadang akan menangis melihat suaminya, ia tak bisa membayangkan seberat apa menjadi Jungkook yang hilang penglihatan karna kekasihnya sendiri. Bahkan sampai sekarang Jimin masih menyesal karna kejadian dulu, jika saja ia tak marah pada Jungkook, mungkin suaminya itu tak perlu menderita.

Tapi semua sudah terjadi, Jungkook selalu menegurnya jika ia mulai menyalahkan diri sendiri mengenai kecelakaan mereka dulu. Jungkook berkata biarlah semuanya terjadi, karna Tuhan ingin aku menjadi orang yang lebih sabar dan menghargai hidup.

Dan karna alasan itulah Jimin makin mencintai Jungkook. Jungkook selalu berkata jika melalui kecelakaan ini, mereka bisa jauh lebih dekat dan selalu ingat Tuhan. Maka dari itu Jungkook membawanya untuk berdoa setiap hari ke gereja.

"Iya sayang nanti kita ke gereja lagi, sekarang kita makan dulu ya?" Jungkook tersenyum dan melepaskan pelukan mereka, ia lalu duduk menghadap meja makan dan Jimin duduk di sebelahnya.

Mereka mulai makan di selingi candaan dan tawa, beberapa kali Jungkook akan menjahili istrinya dan Jimin akan memekik kesal karnanya.

"Aku mencintaimu Jiminie sayang."

"Aku juga sangat mencintaimu Jungkookie."














The End

.
.
.

Ini beneran ending :"
Makasih sayang sayangku yang udah nunggu dan suka sama cerita inii.

Sayang kalian banyak banyak mwaaa!

Blind [KookMin]Where stories live. Discover now