[🌙] 04; Our Holiday

2.8K 434 12
                                    

Paris, 7 May 2017
Hari ini aku dan Jimin pergi ke Paris untuk liburan, kami menghabiskan banyak waktu setelah dua minggu kemarin Jimin sibuk dengan pemotretannya—


"Jungkook-ah ayo kesana!" Jimin dengan semangat mengandeng tangan suaminya dan membawanya ke arah bangunan tinggi terkenal di paris.

Menara Eiffel.

"Pelan-pelan sayang, nanti aku terjatuh," ucap Jungkook sambil terkekeh dan mengikuti langkah semamgat Jimin.

Jimin hanya terkekeh lalu berdiri dengan Jungkook di sisinya di depan bangunan indah kota Paris itu. Jimin berdecak kagum melihat menara Eiffel itu dari jarak yang dekat, dulu ia hanya bisa melihatnya dari gambar atau televisi, sekarang ia bisa melihatnya langsung.

Dan semua itu berkat—

"Jungkookie," panggil Jimin pelan saat suaminya itu memejamkan matanya, merasakan hembusan angin sore kota Paris.

Jungkook bergumam, ia merangkul pinggang Jimin dan membawa istrinya lebih mendekat padanya.

"Terima kasih..," ucap Jimin lirih dengan tangan yang menangkup pipi suaminya. Jungkook hanya tersenyum, matanya masih tertutup. Ia mengangkat tangannya dan mengelusi wajah istrinya.

"Tidak perlu berterima kasih, kita belum sempat bulan madu karna yeah.. insiden itu. Anggap ini adalah hadiah bulan madu kita sayang hm?" Jungkook tersenyum tulus, mengelusi bibir Jimin dengan ibu jarinya lalu mendekatkan wajahnya pada wajah Jimin.

Jungkook lalu mengecupi pelan bibir Jimin dan melepaskannya karna masih sadar mereka berada di keramaian.

Jimin hanya bisa memukuli pundak Jungkook dengan perasaan malu karna sudah berciuman di tempat umum.

"Permisi," Jimin refleks menoleh saat ada seseorang menepuk pundaknya. Ia melihat orang itu dengan dahi menyerngit.

Orang yang berpakaian khas pelukis dengan peralatan melukis di tangan kanan dan kirinya.

Beruntung Jimin dan Jungkook itu sedikit-sedikit mengerti dan bisa bahasa Prancis.

"Ya? Ada apa Tuan?" Tanya Jimin sopan sedangkan Jungkook hanya terdiam dengan ekspresi datarnya.

"Saya adalah pelukis keliling di daerah sini Tuan, apa anda dan pasangan anda ingin di lukis? Harganya murah tenang saja," ucap pria yang cukup tua itu sopan dan tersenyum lembut pada Jimin.

"Ah.. bagaimana ya," Jimin menimang-nimang, ia sebenarnya tidak keberatan, tapi kan percuma juga jika Jungkook tak bisa melihat hasil lukisannya.

"Kau mau sayang?" tanya Jungkook lalu menoleh pada Jimin masih dengan matanya tertutup tapi bibirnya tersenyum.

"Hum.. aku mau, tapi kan..," Jungkook tersenyum paham, ia lalu mengacak rambut Jimin gemas.

"Tolong lukis kami ya pak, lukis yang indah," Ucapnya dengan bahasa Prancis yang fasih lalu tersenyum lebar. Pria tua itu mengangguk lalu menuntun mereka ke spot bagus untuk di lukis.

Pelukis itu lalu mulai menyiapkan peralatan lukisnya dan meminta mereka untuk bergaya sesuai apa yang mereka inginkan.

"Mau gaya bagaimana Kookoo?" Tanya Jimin saat mereka sudah berhadapan. Jungkook terlihat berpikir. Ia lalu mendapat ide di kepalanya.

Mereka kini berdiri tepat di samping menara Eiffel, saling merangkul dengan dahi yang menyatu. Jimin menatap Jungkook dengan kekehan dan pandangan penuh cinta.

Sedangkan Jungkook memejamkan matanya sambil memeluk pinggang Jimin.

"Tuan.. Tolong buka mata anda dan lihat pasangan anda seperti ia melihat anda sekarang, penuh kasih sayang dan cinta." Jimin tersentak kaget saat pelukis itu berujar. Ia lupa memberitahu jika suaminya itu tidak bisa melihat.

"A-ah itu p-pak..," Jimin akan menyela pelukis itu sebelum Jungkook membuka matanya dan melihat ke arah si pelukis dengan datar namun tersenyum tulus.

"Maaf pak.. saya buta, tapi saya bisa menyampaikan kasih sayang dan cinta saya di dalam hati yang mana di sampaikan langsung oleh Tuhan pada istri saya lewat doa," Pelukis itu mengerjap kaget melihat mata Jungkook yang berbeda.

"M-maaf Tuan, s-saya tidak bermaksud! saya tidak tahu Tuan..!" Jungkook hanya tersenyum kecil mendengar penuturan perminta maafan pria tua itu.

"Tidak apa-apa, bisa lukis kami sekarang?" ucap Jungkook lalu kembali pada posisi semula. Jimin hanya termenung di sana dan kembali menatap Jungkook dengan pandangan harunya.

Ia menahan air matanya karna lagi-lagi Jungkook harus menerima kata-kata menyakitkan walau ada perminta maafan di akhir.

"Jangan menangis sayang, aku tau kau ingin menangis sekarang hm? Kau tau aku akan merasa baik-baik saja melewati semua ini jika ada kau disisiku hm?" Jimin mengerjap, menatap manik Jungkook yang kini seolah bisa menatapnya dengan tulus. Bukan tatapan datar seperti biasanya walau Jimin yakin tatapan Jungkook itu penuh akan cinta untuk dirinya.

"Jungkook-ah...," lirihnya sambil memejamkan matanya dan memeluk leher Jungkook erat dengan dahi mereka yang kembali menyatu.

Jungkook tersenyum, ia menutup matanya juga lalu mengecup bibir istrinya pelan dan lembut, mengantarkan rasa cinta dan kehangatan yang selalu ia berikan pada Jimin. Jimin tersenyum, membalas mengecup bibir Jungkook dan mengelusi bahu Jungkook.

Tak lama Jungkook melepaskan ciuman manis keduanya lalu tersenyum lebar pada Jimin.

"Je t'aime, Jeon Jimin," lirih Jungkook di akhiri kecupan ringan di bibir tipis Jimin.

Jimin terkekeh, ia makin mengeratkan pelukannya di leher Jungkook. Merasakan hembusan nafas Jungkook yang menerpa wajahnya dengan lembut.

"Je t'aime aussi, Jeon Jungkook," jawab Jimin membuat Jungkook tersenyum sangat lebar.

Pelukis yang melukis mereka hanya tersenyum melihat mahakarya di depannya yang akan ia tuangkan dalam karya seninya.

Baru kali ini melihat kasih sayang yang menguar dari sepasang mahluk Tuhan yang saling mencintai dengan tulus.

Ia terharu dan mulai melukis keduanya dengan indah, gambar dimana keduanya menutup mata dan saling berangkulan.

Memang terlihat biasa saja, namun perasaan sayang, cinta, tulus, dan perasaan indah lainnya terasa seperti semerbak aroma bunga mawar di taman.

Menguar dengan hebat dan menusuk jika di usik, pelukis itu mengunakan konsep demikian.

Wajah keduanya di mana menara Eiffel menjadi saksi bisu mereka dengan kelopak dan bunga mawar berserakan di dekat mereka.

Penggambaran yang indah bukan?




—Aku suka saat-saat itu.. Semuanya indah, liburan bulan madu kami dan yang paling indah adalah Jiminie tentu saja hehe, aku ingin melihat lukisan kami nanti setelah bisa melihat. Jimin bilang itu sangat indah dan menakjubkan! Ah... aku sangat tidak sabar menantikan itu semua. Untuk melihat lukisan kami atau melihat langsung karya seni indah seorang istriku Jeon Jimin.

Blind [KookMin]Where stories live. Discover now