[🌙] 18; Extra Part

2.7K 324 9
                                    

"Hmhh Kookie ahh!"

"Sshh sayanghh."

Jimin tersenyum dengan perasaan bahagia merasakan Jungkook tengah menghentakan penisnya ke dalam lubang sempitnya.

Mereka bermain cukup lama malam ini, entah keduanya yang tak merasakan lelah atau memang belum puas, mereka bermain hampir 3 jam dengan gaya yang berbeda-beda.

Bau kamar yang awalnya beraroma mawar kuat dan suasana intim berubah menjadi bau seks kental dan suasana yang makin panas.

Jimin mendesah sampai suaranya serak dan badannya mulai terasa pegal, beda lagi dengan keadaan Jungkook yang masih bersemangat memasuk keluarkan penisnya di lubang sang istri.

Tak henti ia mengucapkan pujian betapa indahnya tubuh Jimin di matanya, semua yang ad di depannya adalah hal terindah yang pernah Jungkook lihat seumur hidupnya.

Dari dulu Jungkook memang ingin sekali melihat tubuh telanjang sang istri. Tapi saat menikah, ia bahkan tak memikirkan apapun lagi.

Mereka menikah dengan Jungkook yang sudah kehilangan penglihatannya. Malam pengantin mereka bahkan hanya mengobrol ringan dengan Jungkook yang menangis di pelukan Jimin.

Menyesali kenapa penglihatannya di ambil Tuhan di saat seperti ini. Jika saja semuanya baik-baik saja, hari itu Jungkook akan menjadi orang paling bahagia di seluruh dunia.

Ada satu waktu dimana pernikahan mereka belum berlangsung, Jungkook berencana akan membatalkan pernikahan mereka. Namun Jimin menentang keras hal itu, ia lebih meyakinkan Jungkook jika mereka akan bahagia setelah menikah, Jimin akan menerimanya apapun keadaan yang sedang di alami Jungkook.

Hal itu tentu membuat kedua keluarga merasa terharu dan bangga sekaligus sedih. Jimin masih mau menerima Jungkook dengan keadaan Jungkook sedang merasa berada di titik tak ingin hidup lagi.

"Aghh sayang aku akan keluar lagi hngh!" Jungkook tersenyum saat melihat Jimin memejamkan matanya sambil mendongkak dengan lengan yang mencengkram pinggangnya dengan kuat.

Tubuhnya menegang dan masih tersentak karna sodokannya yang lumayan kuat dan kasar. Ia menunduk lalu mengulum puting menggoda Jimin dan lebih cepat menghentakan penisnya ke dalam lubang sang istri.

"Aahh aku juga baby shh." Desahnya dengan bibir yang sibuk dengan dada dan perut Jimin.

Lima hentakan kuat terakhir, mereka keluar bersamaan dengan desahan lega dan tubuh bergetar menahan nikmat.

Nafas keduanya memberu dengan kasar, dadanya naik turun dengan cepat dan lengan kekarnya mengelapi keringat di sekitaran dahi sang istri yang keadaannya tak jauh berbeda.

Jungkook yang sudah bisa mengendalikan nafasnya menunduk, mengusel leher Jimin dan mengecupnya dalam dengan penuh perasaan.

"Terima kasih sayang." Lirihnya yang di angguki Jimin, sang istri memeluk erat lehernya dan balik mengecupi lehernya yang memang terdapat banyak bercak merah dan bekas gigitan.

"Aku mengantuk Kookie." Ujar Jimin dengan tangan yang mengelusi punggung Jungkook. Ia menatap Jungkook yang masih betah memberi tanda di lehernya.

Jungkook terkekeh, ia mengangguk dan perlahan melepas penisnya yang membuat keduanya mendesah lirih.

Setelah penisnya keluar, Jungkook membaringkan tubuhnya di sebelah Jimin dan memeluk erat tubuh mungil yang montok istrinya.

"Semoga nanti membuahkan hasil ya sayang." Jimin mengangguk sambil balik memeluk sang suami dengan wajah yang memerah malu.

Ia mengusel dada suaminya dan memejamkan matanya tanpa memperdulikan lubangnya yang berdenyut sakit.

Tak apa, ia juga menginginkan hal ini sedari dulu dan tentu saja ia ingin mengandung anak dari suaminya.

Blind [KookMin]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें