1 • Susu Kotak

17.2K 1.3K 361
                                    

Siang itu begitu panas. Semua merasa kepanasan, memaksa mereka mencari tempat berteduh atau mencari sumber angin kesejukan. Termasuk gadis yang berteduh dalam bayang gedung olahraga di sekolahnya dengan terbirit-birit.

"Ya Tuhan! Apa-apaan mereka itu!? Bisa-bisanya mereka menyembunyikan sepatuku!" umpat gadis itu sambil memijat mijat telapak kakinya, kepanasan akibat ulah temannya.

B U A K ! Satu sentakan yang membuatnya merasa bahwa di sini dia tak sendirian. Suara yang berasal dari dalam gedung olahraga.

Suara yang kencang, tapi... "Terdengar seksi..." ujarnya yang tanpa sadar sudah melongokkan kepala, melihat ke dalam gedung olahraga.

Seorang pria dalam baju latihannya, celana selutut, kaos tipis berlengan, serta bola berwarna biru kuning yang tak lepas dari pandang. "Kenapa dia terlihat sama seksinya dengan suaranya?"

B U A K ! Satu jump serve pria itu lakukan kemudian menoleh, menangkap basah gadis yang sedari tadi mengamatinya dari kejauhan. "Mati! Dia melihatku!" Segera gadis itu beranjak pergi, tapi teguran anak lelaki tadi menghentikannya.

"Apa yang kau lakukan di situ?" tanyanya tanpa intonasi.

"A—ano..." Dengan gelagapan, gadis tadi mencari alasan.. "A—aku berteduh. Ka—kau tahu, kan, kalau cuaca hari ini sangat panas? Dan—dan lagi—"

"Ke mana sepatumu?" tanya lelaki itu tiba-tiba.

Gadis tadi semakin salah tingkah. Memalukan, pikirnya. "I—Itu..." Begitu ia sadar tak dapat mengelak, dia menunduk. "Teman-temanku menjahiliku. Mereka menyembunyikan sepatu kets dan sepatu dalam sekolah. Aku tak habis pikir tentang apa yang mereka lakukan! Kenapa, sih, mereka itu keras kepala!?"

"Masuklah," lelaki tadi memberinya perintah sambil berbalik untuk kembali berlatih. "Di sana sama panasnya, kan? Ku pinjami sepatu dalam ruanganku, sebagai gantinya..." Lelaki tadi kembali menghadap sang gadis. "Temani aku berlatih."

Gadis itu menunjuk dirinya, memastikan. "Aku? Menemanimu... Berlatih voli?" Lelaki tadi tak menjawab. "Hoo jangan! Jangan! Aku tak punya pengalaman apapun tentang voli!"

"Apakah kau harus mendengar untuk menonton?" katanya. Si gadis menelengkan kepala, tak paham. "Aish, pokoknya masuk saja dulu. Kau tidak akan bertahan lama di luar sana yang sangat panas itu, boge!"

Gadis tadi meneguk salivanya tak percaya. Orang yang baru pertama kali ia temui mengatainya 'boge'!? "Apa yang telah kau katakan, hah? Seenaknya menyebutku 'boge'!"

Lawan bicaranya mengangkat sebelah alis. "Aku mengatakan itu? Ah... Suman." Dia melakukan ojigi sebentar dan kembali mengambil bolanya. "Ayo, waktu latihan kami tidak banyak."

Tanpa sadar si gadis mulai masuk ke dalam gym olahraga. "Kami? Oh, klub bola voli putra Karasuno? Memangnya kalian akan tanding?" tanyanya begitu Kageyama memberikan sepatu dalam ruangan miliknya. "Terima kasih, meski kebesaran."

"Pakai saja dulu, atau ingin duduk. Terserah."

"Kalau duduk gak usah pakai sepatu, dong!"

Lelaki tadi hanya diam. Bola ditangannya di ayunkan ke atas, mengambil ancang-ancang, melangkah, dan melompat. B U A K ! Satu jump serve mengenai target, sebuah botol di ujung lapangan yang lain.

"WHOA! SUGOI!" seru gadis itu tiba-tiba. "Apa apaan itu? Tadi seperti SWING lalu SYUT kemudian JDOR! Sungguh hebat!"

Anak tadi menatap perempuan yang duduk bersila itu. "Jika tidak sehebat ini, bukan Kageyama Tobio."

Mendengarnya si perempuan tadi diam sejenak. Nama yang taka sing di telinganya. "AH! KAU! KAU RAJA DARI SMP KITAGAWA DAIICHI, YA!?"

D O E N G ! Hati Kageyama terasa perih, tertusuk. "Kenapa harus itu yang kau ingat? Jangan panggil aku begitu!"

Devil's Smirk | Kageyama Tobio ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang