21 • Hukuman... Lagi?

6.5K 500 164
                                    

Sorak sorai penuh kebahagiaan di suatu taman bermain di penghujung hari. Ledakan kembang api menggelegar dengan megah, saling bersahutan dan menciptakan melodi yang menenangkan.

Keduanya saling bersilang tangan, menyatukannya dalam satu genggaman yang erat. "Hanabi ga suki ka, Tobio?"

"Mmh..." jawab Kageyama sekenanya.

Tak lama Kageyama merasa bajunya ditarik perlahan. Lelaki itu menoleh, mendapati gadisnya berdiri menghadapnya dengan mata terpejam. Eskpresi damai dan tenang itu selalu membuat jantung Kageyama berdegup cepat tanpa alasan.

Perlahan wajahnya mendekat, sebelah tangannya meraih salah satu sisi wajah (Y/n) dan mengelus pipi gadisnya perlahan. Ciuman kecil mendarat di bibir keduanya. Suara di sekeliling seolah menghilang, menyisakan degup jantung keduanya.

Hanya berselang 10 detik, keduanya sudah menjauhkan wajah satu sama lain. Wajah memerah (Y/n) menyertai senyumnya yang terkembang lebar. "Kyou wa, arigatou, Tobio."

Dan tak ada yang lebih menenangkan baginya selain menang dalam voli dan senyuman bahagia gadis yang ia cintai.

***

"Tou-san, aku berangkat dulu. Aku sudah siapkan bekal makan siang, jangan lupa di bawa. Oh ya, jangan lupa kunci rumahnya, ya!" (y/n) berlari terburu ke arah rak sepatu.

Ayah (y/n) melongokkan kepalanya bingung. "Itteirashai~ Tapi kenapa buru-buru begitu, (Y/n)? Kau , 'kan, berangkat 15 menit lebih cepat dari biasanya."

(y/n) menjawab seadanya. "Y-Ya, tidak papa. Sudah, ya! Ittekimasu!"

"(y/n)!" Ayahnya memanggil (Y/n) tiba-tiba. "Tadi Kageyama sudah dateng, tou-san suruh nunggu di halaman."

"HAH!? KENAPA GAK DIUSIR SAJA!?"

"Geh? Mana bisa aku ngusir pacar anakku?"

"Tou-san gak tau apa-apa!"

"Berhenti membentak ayahmu, (fullname)!"

Tanpa membalas perkataan ayahnya, (y/n) segera berlari keluar tanpa menoleh kanan dan kiri, tentu saja dia tidak ingin melihat Kageyama.

Lelaki itu berdiri santai di pagar sambil memainkan ponselnya. Tiba-tiba dia mendengar derap langkah yang terburu, akhirnya dia menoleh.

Dahinya berkerut ketika mengetahui pacarnya sedang sibuk berlari seakan dia ikut lomba lari tingkat nasional. Padahal lari (y/n) masih kalah dengan jonggingnya Kageyama.

"Kalau mau jogging pakai pakaian trainingmu, rokmu keangkat, tuh," kata Kageyama mengingatkan.

"Aku sedang berlari, boge! Jangan intip-intip!" protes (Y.n) langsung tanpa menoleh.

"Hee, berlari? Kau menyebut ini berlari? Payahnya..."

"Ya ya aku tahu aku payah!" Tak lama (y/n) menghentikan larinya. Kageyama turut berhenti di sisinya.

Salah satu tangan Kageyama terangkat dan menyentuh kepala (Y/n). "Secepat apapun serangan dadakanmu, tidak akan berpengaruh padaku."

Wajah (Y/n) tertekuk sebal. "Aku tidak bisa mengalahkanmu dalam ketahanan fisik, Tobio..."

C U P ! Kageyama melayangkan satu kecupan lembut di bibir gadisnya.

Sejenak (y/n) tersentak di tempat, wajahnya mulai memerah. "Dan kau curang karena selalu mencuri ciuman dariku setelah aku kalah darimu! Itu curang! Itu gak adil, Tobio!"

"Sshhtt...." Telunjuk Kageyama menutup paksa mulut (y/n). "Ini perintah rajamu, (fullname). Kau sendiri yang memaksaku menjatuhkan hukuman ini."

Senyum Kageyama tercipta, senyuman layaknya iblis dengan sejuta hasrat terpendam dan semua tipudayanya. Senyum miring yang membuat (y/n) bergidik di tempat.

Devil's Smirk | Kageyama Tobio ✔Where stories live. Discover now