10 • Cola Pertama

3.7K 561 25
                                    

(Y/n) dan Haruka kini bergabung bersama Hitoka, Shimada, dan Saeko di tribun penonton yang mana bagian depannya ada banner bertuliskan 'TERBANG' sebagai slogan klub voli putra. Haruka dan Hitoka saling kenal karena dulu teman satu grup di jaman orientasi sekolah.

Sejak awal set ketiga pertandingan berlangsung sengit. Terutama mendekati akhir pertandingan, kedua tim sama-sama berambisi untuk segera mengakhiri permainan dengan kemenangan di tangan mereka.

Poin 24-23, Karasuno unggul, dan ini adalah penentu. Deuce atau menang sesegera mungkin.

Nomor satu SMA Wakunan sudah berlari dan memukul bola dengan kekuatan penuh, memerhatikan tangan Hinata yang kini menjadi blok Karasuno. Blockout, Nakashima Takeru nyaris menyamakan kedudukan bila Ennoshita Chikara, siswa tahun kedua Karasuno tidak ada di sana untuk memukul balik spike Nakashima yang tertahan blok Hinata.

Bola itu kembali ke posisi Kageyama dan dengan segera memberikan umpan pada si cebol oren. Spike dilayangkan, dan kemenangan didapatkan. P R I T ! Karasuno menang dan melaju ke perempat final penyisihan prefektur.

Kelima orang di tribun penonton itu bersorak gembira sekaligus terharu. Ke-dua belas pemain Karasuno berbaris di depan pendukung utama Karasuno, memberi bungkukan terima kasih dan kembali menuju brench.

(Y/n) melihat wajah lelah Kageyama, dalam hatinya ia begitu berharap Kageyama menyadari keberadaannya dan memberikan sebuah reaksi, meski sebatas lirikan polosnya.

Tsukishima yang menjadi pemain tertinggi tim tak luput dari perhatian (Y/n). 'wajahnya sama dengan saat itu,' pikir (Y/n). 'Are, jangan-jangan kemarin dia habis tanding?'

"Eh, Yachi-san, babak selanjutnya dimulai jam berapa?" tanya (Y/n) yang sudah siap ngacir mendatangi teman-temannya.

"Jam setengah dua siang, jaa, aku duluan, ya!" Bersama Shimada dan Saeko mereka bertiga langsung pergi.

"(Y/n)-chan mau ke mana? Aku mau nonton pertandingan Iwa nii," Haruka bicara sambil menunjuk ke sebelah kanannya.

Sesaat (Y/n) terdiam. "Pergilah, aku mau cari minuman dulu, jaa nee, Haru-chan~"

(Y/n) terus mengitari daerah dalam Sendai Gymnasium, mencari cari vending machine yang bisa memenuhi kebutuhannya.

Sementara itu klub bola voli dengan asik menikmati istirahat sambil menonton pertandingan Datekou melawan Seijoh. Ya, mereka menantikan siapa lawan mereka di perempat final.

"Kau kejam sekali, Ousama." Tsukishima bicara sarkastik pada Kageyama di sebelahnya.

"Nandatto!?" terlihat api amarah disekujur tubuh Kageyama.

Tsukishima melempar tatapan mengejek. "Kau memerintah (Y/n) sampai dia datang ke pertandingan hari ini. Kekanakan sekali."

Kageyama membuang muka dengan kesal. "Aku tak menyuruhnya ke sini. Lagian kenapa kau tak kesal sedikitpun?"

"Heh?"

"Kau menyukainya, kan?"

"Kau pikir kau tidak menyukainya."

"Muri." (mustahil)

"Usotsuki." (pembohong) "Jelas aku kesal setengah mati dengan asumsiku, tapi alasan kedatangan (Y/n) hanya dirinya sendiri yang tahu. Dan aku tidak akan kalah dari ousama sang ditaktor."

Kageyama hanya diam, berusaha fokus pada pertandingan dan mengabaikan Tsukishima.

Pukulan telak Iwaizumi melewati celah tangan dari setter raksasa Datekou, Koganegawa. Spike sang ace mengakhiri reli panjang itu dengan perempat final sudah dalam genggaman.

Devil's Smirk | Kageyama Tobio ✔Where stories live. Discover now