2 • Hari Pertama

7.6K 986 63
                                    

Sejak pagi wajahnya sudah sekusut kabel earphone di saku jaket. Terus-terus mengeluh tentang panasnya hari ini padahal tidak beda jauh dengan hari kemarin.

Dia mendudukkan diri dengan badan lemas, seperti kehilangan semangat hidup. "Kok bisa aku memanggil nama depannya langsung, ya? Kalau saja bolanya tidak mengenainya, haduh... " Wajahnya tenggelam dalam lipatan tangannya.

"Ohayou, (y/n)-chan..." Seseorang memanggil namanya dan duduk tepat disebelah kanan bangkunya. "Kau terlihat kacau."

(y/n) segera menoleh dan melempar tatapan mematikannya. "Kau pikir ini gara-gara siapa, hah?"

Haruka –gadis yang bicara dengan (y/n)- berjingat kaget.

"Gara-gara mereka menyembunyikan sepatuku aku harus bertemu takdir yang menjengkelkan!" rutuk (y/n) yang kembali menyembunyikan wajahnya.

"Wahaha... Ada apa nona (y/n)? kau sangat berantakan, jika begini tidak ada cowok yang mau mendekat lo~" Suara baru mendatangi keduanya dengan nada mengejek.

(y/n) langsung menatap Meiko, perempuan dengan nada mengejek tadi. "Heh! Kau tau gak apa yang terjadi setelah kau sembunyikan kedua sepatuku!?"

"Takdir yang menjengkelkan? Jangan menyalahkan tuan takdir, (y/n) ojou~ Bersyukurlah karna takdirmu masih berjalan sampai sekarang. Hahaha!!" Lagi-lagi Meiko tertawa puas.

"Jangan begitu, Mei-chan, lihat tuh, (y/n) terlihat frustasi." Erina menegur Meiko dengan bumbu tawa di akhir kata-katanya.

"Mou, kalian ini keterlaluan sekali! memangnya apa yang kalian lakukan, sih? Aku tidak masuk sehari saja sudah kacau begini." Haruka berdiri dari tempat duduknya, mendekati (y/n) dan mengelus lembut rambutnya.

"Aku cuma membawa kabur sepatu ketsnya, kok!" Meiko mengaku pada Haruka.

"Kalau aku cuma sepatu dalam ruangannya. Aku sembunyikan di tempat yang mudah dicari." Erina juga berkata dengan entengnya.

"Hah? Mudah dicari? Karena hal 'mudah' itu aku justru terjebak pada hal-hal menyebalkan!" (y/n) berteriak tak terima pada Meiko dan Erina.

Sore itu, setelah tahu kalau Kageyama Tobio tak lagi ada di gym, (y/n) terus mencari lelaki itu ke sepenjuru sekolah. Sekolah sudah sepi karena sekarang pun sudah jam setengah enam sore. Bersamaan dengan mencari Kageyama, beruntungnya (y/n) juga menemukan sepatu ketsnya di kelas.

Dia terus mencari Kageyama sampai sepuluh menit lebih lama. Dia lelah, dan dia segera meninggalkan sekolah tepat pukul 5.45.

"Gila, kau pulang sore-sore begitu!?" Meiko memajukan wajahnya.

"Wah, (y/n)-chan sudah bisa pulang sore! Asik nih, kita bisa pergi karaoke tanpa khawatir lagi~" Erina bersorak gembira di tempatnya.

"Hahh kalian mau bikin aku gila, ya?" (y/n) menidurkan diri di meja lagi. Sementara ketiga temannya tak henti tertawa dan menggoda (y/n)

(y/n) merasa lelah karena harus menghadapi teman-teman yang tidak pernah 'benar' ini. Mereka selalu punya cara untuk mengejutkannya, membuatnya jengkel, membuatnya marah. Tapi, mereka adalah orang-orang terbaik yang (y/n) punya selain ayahnya sekarang.

*****

Jam istirahat datang, (y/n) memutuskan ke kantin bersama Haruka. Dua bungkus sandwich sudah di tangannya. Mereka mengobrol asik sebelum keduanya melewati sebuah vending machine.

"Haruka, tolong bawa sandwichku sebentar, aku mau beli minum." Dengan senang hati Haruka membantu.

(y/n) segera membeli lima kotak susu rasa coklat dengan bantuan kantung plastik yang tersedia.

Tentu saja Haruka kaget. "Kenapa beli sebanyak itu, (y/n)? Yakin bisa dihabiskan?"

"Bukan untukku."

"Ah! Untuk kita berempat, ya!? Tapi, kau membeli lima kotak."

(y/n) tertawa ringan. "Aku bisa memberimu, Haruka. Tapi tidak untuk Meiko dan Erina. Usil itu ada batasnya, kan?"

Haruka tersenyum maklum. "Iya juga, mereka selalu usil."

Kemudian (y/n) kembali teringat pada susu kotak yang sudah dia beli. "Haruka, kau tahu orang yang namanya Kageyama Tobio?"

Haruka mengangguk kecil. "Dulu kami satu SMP di Kitagawa Daiichi. Bahkan kami sekelas saat tahun kedua."

"Dia kelas apa sekarang?"

"Kalau tidak salah kelas 1-3. Aku sendiri masih bingung kenapa dia memilih ke Karasuno daripada ke sekolah lain yang punya tim voli lebih hebat."

"Ousama, itu ya? Aku tak pernah dengar Karasuno punya tim voli yang hebat selain em... beberapa tahun yang lalu."

"Aku juga."

"Geh, sifatnya itu memang seperti Ousama sungguhan."

Haruka tersenyum lembut. "Tidak seburuk itu kok, saat tahun kedua dia begitu polos."

"Itu, kan, satu tahun lebih yang lalu. Ya sudah aku mau ke kelas 1-3 dulu, ya? Kau duluan saja makan siang dengan yang lain. Ah tolong taruh saja sandwichku di meja."

"Mau bertemu Kageyama?"

"Iya, kami punya sedikit urusan." (y/n) melambaikan tangannya sebelum berlari menuju kelas 1-3.

Haruka melihatnya kebingungan. "Dari mana (y/n) tahu dan kenal dengan Kageyama, ya?" Ia tak mau ambil pusing dan segera ke kelas untuk makan bersama yang lain.

*****

Kelas 1-3 tidak beda jauh dengan kelas lain saat istirahat makan siang. Ramai, berantakan, dan rusuh. Tapi di antara semua itu entah kenapa si 'raja lapangan' tertidur dengan pulas, bahakan ilernya pun menetes ke meja.

"Oi, Kageyama! Ada yang mencarimu, tuh! Cewek yang manis banget!" Seorang lelaki memanggil Kageyama tepat setelah (y/n) bertanya tentangnya.

Kageyama berjingat di kursinya. Dia melihat sekitar sejenak sebelum mengelap ilernya dengan tisu di loker mejanya.

"Wah Kageyama diam diam diam, ya!"

"TIba-tiba udah punya cewek aja, cantik lagi!"

Siswa di kelasnya menggoda, tapi Kageyama tak ambil pusing. Dia mendatangi (y/n) di pintu. "Oh, cewek gak sopan kemarin."

(y/n) ber-sweatdrop di tempatnya. "Itu yang kau ingat ya?" Tanganya terjulur, memberi sebuah plastik berisi lima kotak susu. "Ini."

Kageyama menatap bingung. "Kebanyakan." Dia mengambil satu kotak susu dari dalamnya dan beranjak ke tempat duduknya lagi.

"Hei, tunggu! Aku membawa lima kotak langsung untuk jatah lima hari ke depan, supaya aku tidak bolak-balik menemuimu."

"Memang aku bilang begitu?" Kageyama menoleh dengan tatapan tajamnya. "Aku menyuruhmu memberi lima kotak. Setiap kotak kau beri di hari yang berbeda."

'Ampun deh, orang ini. Salah mulu! Menyebalkan! Kok ada orang kayak dia!'

"Jelas, (fullname)-san?" Kageyama tersenyum, senyum yang sama dengan yang sebelumnya. Menyeramkan, menyebalkan. Kemudian dia kembali duduk di mejanya, menyeruput susu dan tidur.

•v•.•v•

[190419]

Devil's Smirk | Kageyama Tobio ✔Where stories live. Discover now