1

15.8K 799 21
                                    

"Kang palak udah wisuda aja, nih. Besok-besok pasti minta pulau sama Ayah."

"Gimana, Vi, rasanya diwisuda, tapi masih jadi yang paling manja di Aritama?"

"Yakin lo bisa dapat kerjaan? Uang aja masih suka meres Ayah."

"Dia pikir cari kerja gampang. Ya semoga aja lo susah nyari kerja biar rasain gimana hantaman realita hidup."

Koor aamiin pun terdengar dalam gendang telinga Revia yang sejak tadi menyimak kata-kata sambutan para manusia sesat akal di hadapannya. Sarap memang, bukannya ikut bahagia karena selesainya masa-masa kuliah yang ia lalui dengan drama tiada habis, dia malah disambut dengan sangat tidak etis oleh para dedemit keluarga Aritama.

Kakak, Adik serta dua Sepupunya. The Babuers, begutulah sebutan Revia bagi manusia-manusia tersebut. Kekompakan mereka tidak perlu diragukan lagi jika sudah menyangkut perkara menistakan Revia.

"Diem nggak! Gue bunuh kalian!"

"Takut banget mau dibunuh." Revo menimpali dengan raut ngeri yang dibuat-buat.

"Action figure lo mau gue bakar?" ancam Revia datar pada sang Kakak.

"Halah, dari dulu ngancem mulu. Nggak pernah tuh terealisasi. Balik ke ketek Bunda sana, cemen."

"Kak! Lo bener-bener, ya!"

Salah apa Revia harus hidup berdampingan dengan makhluk-makhluk menyebalkan ini?! Revo, Banu, Sintia serta Angga tertawa menanggapi Revia yang kesal akibat ulah mereka. Selain menyenangkan, menggoda Revia telah menjadi hobi mereka. Terlebih lagi dengan sifat Revia yang emosinya mudah tersulut.

Usai prosesi wisuda selesai ia ikuti, Revia memutuskan segera pulang selepas sesi foto bersama usai. Sayangnya, hal tersebut malah membuat Revia menyesal karena sesaat setelah ia sampai di kediaman Aritama, dia disambut dengan sedemikian rupa oleh The Babuers yang memang tidak ikut ke acara wisuda tadi. Manusia-manusia otak udang yang piawai merusak suasana hatinya.

Lagi pula, siapa juga yang tidak kesal jika di hari penting seperti ini, orang-orang yang Revia harap bisa membersamainya, malah tidak hadir. The Babuers berdalih jika mereka ingin memberikan kesempatan pada Revia bersama Ayah dan Bundanya untuk menghabiskan family time tanpa khawatir gangguan dari geng rusuh.

Alasan bodoh, pikir Revia.

Namun, dalih The Babuers tidak sepenuhnya patut dia salahkan sebab dalam kenyataannya, Revia memang sulit menghabiskan waktu bersama kedua orang tuanya. Semenjak ia SMA dan sampai saat ini, Ayah serta Bundanya selalu saja sibuk.

Dulu, saat Bundanya resmi menjadi Dokter, Revia orang pertama yang sangat membenci hal tersebut. Bagaimana tidak? Di saat anak-anak lain bisa dengan mudah menghabiskan waktu bersama Ibu mereka, Revia jarang melakukannya. Sang Bunda terlalu sibuk mempersiapkan diri menjadi Dokter hingga seakan lupa jika di rumah, masih ada anak-anak yang harus ia limpahkan kasih sayang.

Lebih parah lagi, Ayah Revia yang memegang posisi penting di Aritama's Group, selalu melakukan perjalanan bisnis ke luar kota dan jarang pulang ke rumah. Bahkan, Revia pernah menduga jika Ayahnya berselingkuh. Jangan salahkan pikirannya sampai menjalar ke arah sana karena kasus perselingkuhan biasanya terjadi pada orang-orang seperti Ayah dan Bundanya itu.

Namun, setelah Revia mencari pembenaran dari dugaannya, nyatanya dia benar-benar keliru. Apanya yang selingkuh? Melihat bagaimana tatapan penuh cinta sang Ayah pada Bundanya, bulu kuduk Revia selalu berdiri. Tapi yang jelas, Revia tetap membenci kesibukan kedua orang tuanya. Amat sangat membenci.

Miss Copywriter (✓)Where stories live. Discover now