19

3.5K 296 7
                                    

"Semua barang udah dimasukin ke bagasi, 'kan?"

"Udah, Tik," jawab Revia dan yang lain.

"Kalau gitu kita langsung aja. Eh, tapi doa dulu, biar selamat ampe tujuan."

Sesuai instruksi Tika, mereka semua menundukkan kepala sembari melafalkan doa dalam hati. Doa adalah bagian penting untuk mengawali segala aktivitas. Semoga liburan yang singkat ini, bisa me-refresh kembali pikiran dan melepaskan penat pekerjaan mereka yang terasa mencekik.

Selepas berdoa, mereka membagi diri. Rifa dan Revia menaiki mobil Rifa, sementara Tika dan Resi mengendarai mobil Elma. Setelah memikirkan tempat liburan yang bagus, mereka sepakat untuk kemping di gunung pancar yang berlokasi di Sentul City. Tempat wisata tersebut adalah pilihan tepat untuk menghabiskan waktu liburan yang singkat.

Mereka bermufakat untuk menghabiskan waktu liburan kali ini hanya untuk bersenang-senang dan saling mencurahkan beban pikiran yang akhir-akhir ini mengganggu. Terlebih Revia, dirinya adalah orang yang wajib untuk memberitahukan ihwal pertemuan yang tidak disengaja antara sang Kakak dan dirinya.

Saat di rumah Elma, Revia sempat keceplosan mengatakan jika ia baru saja bertemu dengan Revo sehingga membuat mereka semua heboh dan mendesaknya untuk bercerita, tapi Revia menolak membeberkan cerita lengkapnya. Ia berjanji akan menceritakan perihal pertemuannya dengan Revo ketika kemping nanti.

Menempuh waktu perjalanan selama satu setengah jam, dua mobil yang mereka tumpangi akhirnya tiba di tempat tujuan. Tika yang mengurus biaya administrasi sebelum mereka memulai aktivitas di gunung pancar ini.

"Gilaaaaa, finally gue bisa liburan kek gini! Camping kayaknya bakal seru!" jerit Rifa heboh.

"Samaaa, rasanya tuh gimana, ya? Kayak ada beban yang keangkat gitu. Pundak gue jadi ringan, plong, rasanya kayak ada manis-manisnya gitu. Haah, setelah ini gue mau berendam di air panas!"

"Yeu, malah ngiklan," cibir Elma menanggapi ucapan Resi. "Huaaa ... padahal gue juga pengen berendam, tapi kemaren si merah datang! Terus gimana dong?"

"Ya udah sih, Ma, terima nasib. Ambil sisi baiknya, semisal lo tetep bisa foto ala-ala selebgram gitu di sini. 'Kan keren tuh pamerin di IG nanti. Tenang, gue siap jadi fotografer," hibur Revia pada sahabatnya itu.

"Hmm iya, deh. Viaku yang terbaik."

"Oke. Udah clear 'kan semua? So, it's time to having fun!" Rifa mengajak mereka untuk memulai aktivitas liburan kali ini.

Tika dan Resi tentu saja segera menyerbu pemandian air panas. Sedangkan sisanya mulai bergaya di depan kamera dengan berbagai pose. Terlebih Elma, Revia ia sandra untuk dijadikan fotografer dadakan.

Seharian penuh mereka habiskan untuk bersenang-senang, beban yang mereka bawa seolah terangkat. Tawa berderai hingga yang tersisa hanyalah kebahagiaan.

***

Setelah kemarin menghabiskan waktu dengan menjajal berbagai fasilitas yang ada ditempat ini, seperti pemandian air panas, mengabadikan diri dengan berbagai pose yang berlatar alam, juga bermain paintball dengan begitu serunya, hari ini mereka berkumpul untuk sesi curhat.

Pagi tadi, mereka menikmati sunrise dan tentu saja lagi-lagi mengabadikan momen tersebut dengan berfoto ria. Jarang-jarang mereka bisa menikmati hal-hal seperti itu saat di Jakarta. Jangankan melihat sunrise, waktu pagi selepas mengerjakan salat subuh saja, kebanyakan dari mereka memilih untuk tepar di ranjang karena merasa hal tersebut lebih bermanfaat dibanding menyaksikan matahari terbit.

Ke lima gadis itu merasa sedikit tidak rela karena waktu liburan akan segera berakhir. Mau bagaimana lagi? Mereka ingin serakah, tapi niat tertahan kala mengingat gaji mereka terancam dipotong karena membolos. Besok waktunya untuk kembali berjibaku dengan segudang pekerjaan duniawi dan itu menyesakkan. Sudahlah, sekarang bukan waktunya untuk memusingkan hal seperti itu. Masih sekitar tiga belas jam lagi untuk menghabiskan waktu liburan.

Miss Copywriter (✓)Where stories live. Discover now