7

4.5K 493 6
                                    

Maksud hati ingin cepat-cepat menyantap mie instan dan membaca koleksi manhwa terbarunya saat tiba di kos nanti, seketika buyar. Hilang sudah bayangan dari mie yang kenyal beserta kuahnya yang gurih dengan kepulan asap halus yang begitu menggelitik indra penciuman. Nafsu makan Revia lari entah kemana.

Petaka!

Mengapa si keparat ini ada di hadapannya?! Bahkan seolah tanpa dosa, dia berani melemparkan senyum lebar yang amat memuakkan!

"Hai ... Kak," ucap pria di hadapan Revia.

Orang yang tidak lain adalah Banu.

Revia memilih diam, darahnya terasa seperti mendidih. Lebih baik ia segera pergi dari tempat ini guna menekan amarah yang perlahan mulai timbul. Dengan mengesampingkan rasa ingin tahu mengapa Banu bisa menemukannya, Revia segera masuk ke dalam mobil.

Namun, tanpa disangka Banu tiba-tiba saja mengitari bagian depan mobil dan dengan tenang duduk di samping Revia. Tentu saja Revia syok atas tindakan Banu yang tidak sopan itu.

"Turun." Revia berujar dingin.

"Hahh, akhirnya aku nemuin Kakak," ujar Banu tidak memedulikan perintah Revia.

"Get off right now," imbuh Revia lagi.

"Aku numpang tidur bentar, ya?"

Setelah mengatakan hal tersebut, mantan Adik Revia itu memejamkan mata dan menempatkan diri dengan nyaman di jok mobil. Tak peduli pada situasi mencekam yang kini tengah terbangun.

"Aku capek. Dari tiga tahun lalu kelimpungan nyari-nyari perempuan keras kepala yang kabur dari rumah. Hebat banget dia sembunyi. Mana pake ganti penampilan lagi," ucap Banu dengan mata terpejam. "Tapi sayang, mau bagaimana pun dia sembunyi, mau gonta-ganti penampilan dengan berbagai macam look, seorang Banu Farraz Aritama pasti akan menemukannya."

"Saya bilang turun."

"Aku tidur bentar, ya? Serius, capek banget. Nanti kalau udah sampe kosan, bangunin aja. Mobilku, aku parkirin di dekat kosan Kakak, di warung siapa ya namanya? Ah iya, Kang Baba. Aku sengaja mesen ojol tadi biar pulangnya bisa bareng Kakak."

"Anda tuli?"

Banu tidak menyadari, tepatnya memilih untuk tidak mau menyadari bagaimana tatapan penuh amarah Revia yang seakan mengulitinya.

"Oh iya, Kakak udah makan belum? Tadi aku sempat beli makanan. Nanti kita makan di kosan Kakak aja, ya? Laper banget, dari siang belum makan."

"Tolong keluar sebelum stok kesabaran saya habis,"
ujar Revia penuh penekanan pada setiap kata yang terlontar dari bibirnya.

"Kak, please ...."

Times up!

"GET OFF YOU JERK! CEPAT KELUAR! MAU APA ANDA TEMUIN SAYA?! MAU APA SIALAN?! APA BELUM CUKUP KALIAN NYAKITIN SAYA?! MAU SAMPAI MANA? MAU SAMPAI MANA LAGI KALIAN BIKIN HIDUP SAYA MENDERITA?!"

Revia berteriak bak orang kesetanan. Matanya memerah, menahan cairan bening yang bersiap untuk tumpah. Bukan hanya itu, kini tubuhnya tiba-tiba dilanda tremor akibat dahsyatnya gejolak emosi yang dia rasakan.

Miss Copywriter (✓)Where stories live. Discover now