1.9 ; Obrolan

3.4K 499 2
                                    

"Tunjukan perbedaan sikap yang tak terlalu menonjol tapi berkesan."



Berkesan gundulmu, pikir Doyoung dikala berjalan ke kelasnya siang ini.

Doyoung tau, siang ini ia akan kembali sekelas dengan Yara. Ucapan Yuta terus saja terlintas di pikiran Doyoung.


"Basa-basi yang semestinya, obrolin hal yang menarik."


"Sapa kalau ketemu, pamit kalau mau pergi. Simple tapi penting."


"Beri perhatian lebih."



Lama-lama Doyoung bosan mendengar suara Yuta di pikirannya.

"Tumben nggak telat?" Tanya Doyoung ketika duduk di bangku yang berada di sebelah Yara.

"Heran sama manusia jaman now. Telat dimarahin, tepat waktu ditanyain. Sirik aja."

Doyoung tertawa.

Mengobrol dengan Yara memang menyenangkan. Doyoung jadi merasa jahat karena memanfaatkannya.

Setelahnya mereka kembali diam.


"Jangan sampai obrolan kalian terhenti gitu aja. Jangan sampe dia bosen."




Ye kalo lagi kelas, masa obrolannya ga boleh berhenti. Ga bener emang si Yutay. Batin Doyoung.















"Lagi kelas malah main game. Kesian itu yang presentasi, gak diperhatiin," kata Doyoung, bagai menyindir.

"Bacot ya, dasar netijen. Lagian, anak yang presentasi tadi pasti bakal lebih bersyukur karena gak diperhatiin. Secara, yang ngasih pertanyaan kan berkurang," balas Yara.

Susah ya ngomong ama dia, pikir Doyoung.






"Yuta udah inget kalau punya adek?" Tanya Doyoung, mengacu pada obrolan mereka beberapa hari yang lalu.

"Kak Yuta mungkin nggak pernah mau inget kalo punya adek. Tapi ya, yang namanya supir, udah tugasnya buat antar jemput majikannya."

"Lancar banget bacotnya."

"Duh, dipuji. Jimayu."

Mereka pun tertawa.

Yara yang Doyoung liat saat ini benar-benar terlihat berbeda dibandingkan ketika mereka mengerjakan tugas kelompok berdua beberapa waktu yang lalu. Yara yang ini tampak lebih menyenangkan ketimbang saat itu. Ditambah mulut Yara yang dengan lancarnya membalas pertanyaan Doyoung—persis seperti Yuta– menambah keseruan obrolan unfaedah mereka.

"Ada kelas lagi?" Tanya Doyoung.

"Lu nanya gue?" Yara menunjuk dirinya sendiri.

"Kalau nggak mau ditanyain, nggak usah dijawab."

Yara tertawa, "nggak. Udah sore, mending pulang."

"Oh, langsung pulang?"

"Enggak juga, nunggu Kak Yuta dulu."

"Mending sama gue. Anterin makan."

"Anterin? Dibeliin juga nggak nih?"

"Iya lah."

"Dibayarin?"

"Iya."

"Ashiap. Emang gapapa?"

"Gapapa."

"Seriusan?"

"Gak jadi."

"Ngambekan ih, nggak laik."

Bacotnya persis kek Yuta, batin Doyoung.















"Mau makan apa?" Tanya Doyoung.

"Kan lu yang ngajak, lur."

"Mekdi yak, yang deket."

"Gratis mah, gue ngikut aja."

Doyoung tertawa.

Entah mengapa, seru ataupun tidak obrolannya dengan Yara, bagi Doyoung semua terasa menyenangkan.

Entah mengapa, seru ataupun tidak obrolannya dengan Yara, bagi Doyoung semua terasa menyenangkan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mulai ada rasa rasa ekhem

Aku tuh gabut banget aztaga:)

Padahal lagi di perjalanan, tapi malah apdet:)

Gataw lagi mau ngapain.

'drukkie' doyoung, nct✔️Where stories live. Discover now