2.8 ; Sakit

3.1K 365 10
                                    

Yara sedang meringkuk di kasurnya ketika seseorang mengetuk pintunya dengan bar-bar.

DOK DOK DOK DOK DOK!

"WOI! Anak cewe, udah siang masih molor ae."

Yah, siapa lagi kalau bukan Yuta.

"BERISIK!"

Tidak, gangguan dari Yuta tak berhenti di situ saja. Tanpa ijin, Yuta membuka pintu kamar Yara.

"Heh, bukannya lo mau jalan ama si Duyung?" Kata Yuta di depan pintu sambil menatap adiknya yang meringkuk di balik selimut.

Yara mengerang lalu menjawab, "arghh bilangin ke dia, kaga jadi."

"Heh? Napa lu?" Yuta berjalan mendekati adiknya.

"Sakit—"

"Sakit apa?"

"Anu, itu. Ihh," Yara membuka selimutnya, menampilkan wajahnya yang sudah tak berbentuk, "perutku, nyeri. Sakit banget."

"Lagi dapet?" Tanya Yuta, "tumben sampe gitu?"

Ya, Yara memang sedang kedatangan tamu bulanannya. Biasanya nyeri perutnya hanya terasa sedikit dan Yara sering mengabaikannya. Yuta pun tau itu. Namun entah mengapa kali ini nyeri di perutnya terasa sangat sakit luar biasa:(

Aztaga kebayang:(

"Ihh gatau. Pergi aja deh," Yara mengerang, menahan perih di hatinya—eh, perutnya.

"Eh, terus itu si Duyung?"

"DIBILANGIN GAK JADI!"

Yah, gagal sudah acara boncengan motor dengan Doyoung. Namun Yara pun tak terlalu berminat sejak ia mengintip ponsel Doyoung kemarin.


Ya, mari kita flashback sejenak.

Setelah mengobrol panjang tadi malam, Doyoung meminta ijin ke kamar mandi untuk memenuhi tugas negaranya.

Yara pun mengiyakan sambil beranjak untuk membuang bungkus es krimnya.

Begitu kembali ke meja makan, Yara mendapati ponsel Doyoung kedatangan pesan lagi. Yara yang sejak tadi penasaran karena Doyoung yang terus saja berbalas chat pun mengintip isi ponsel Doyoung.

"Ijin liat ya, Doy. Bentaran doang, maaf," gumam Yara sambil mengambil ponsel Doyoung.

"Eh? Nggak dikunci?" Yara terkejut mendapati ponsel Doyoung yang tak dikunci. Ia jadi bisa mengintip pesan Doyoung.

Yara membuka notifikasi chat yang masuk dan membacanya.

Joy
| Seriusan Doy
| Besok, dia kesana

Hanya itu yang tertera di sana. Yara tak berani membuka roomchat tersebut.

"Besok? Dia siapa? Kesana apanya?"




Oke, mari kembali ke Yara yang sedang meringkuk di ranjangnya.

"Oke gua bilangin ke Doyoung. Anu, hm, gimana ya?" Yuta mengacak-acak rambutnya sendiri, "gua cariin obat pereda nyeri ya."

Yuta pun berjalan tergesa-gesa, keluar dari kamar Yara lalu menuruni anak tangga. Kakinya terus melangkah cepat mencari kotak obat. Begitu ketemu, Yuta mengobrak-abrik kotak obat untuk mencari obat pereda nyeri.

"Duh, gak ada lagi."

Meskipun Yuta sering mengganggu, bertengkar, saling menampol dna memukul, juga beradu bacot dengan adiknya, Yuta tetap saja tak tega melihat adiknya kesakitan di atas sana.

Gitu-gitu dia masih punya perasaan, apalagi dia kakaknya.

"Heh, kalian ada yang punya obat buat ngeredain nyeri gitu?" Tanya Yuta pada teman-temannya yang sedang berada di ruang tengah.

'drukkie' doyoung, nct✔️Where stories live. Discover now