3.4 ; Ponsel Doyoung

2.5K 335 19
                                    

Gada yang mencurigakan yar |
Sampe cape gua main detektif²an |

Yara
| Astaga Ten:( lu beneran ngikutin Doyoung?
| Makasih loh:(
| Beneran ga ada apa2?
| Uuuu apa cuma gua yang berlebihan ya?

Gatau ya |
Ow ow ow gua punya ide |
Gimana kalo gua intip hape duyung |

| Duyung mana punya hape, basah lah kena air

Lucu banget kamu sheyenk:) |

T

en tersenyum puas dengan idenya sendiri—mengintip ponsel Doyoung. Namun sesaat kemudian, ia kembali dipusingkan dengan pertanyaan–

Bagaimana caranya?

Bagaimana caranya ia mengintip ponsel Doyoung?!

Ten beranjak dari duduknya. Membuka pintu kamar kost-nya dengan setengah rencana. Ia hanya berencana pergi ke kamar Doyoung dan entah bagaimana lanjutannya.

Setelah menutup pintu, Ten bergegas menuruni tangga untuk pergi ke lantai dimana kamar Doyoung berada.

Rumah kost tempat mereka tinggal memiliki 3 lantai dengan rumah ibu kost yang berada di sebelah rumah kost. Kamar Ten kebetulan berada di lantai puncak sementara kamar Doyoung ada di lantai 2.

Sesampainya ia di depan pintu kamar Doyoung, tanpa berpikir panjang ia mengetuk pintu Doyoung—

"Tok tok tok!"

—dengan mulutnya yang ikut berseru.

"Tok tok tok! Idoy, oh Idoy," menirukan dialog Upil dan Ipil, Ten terus mengetuk dengan sangat (tidak) lembut.

Jeglek!

"Apa?" Tanya Doyoung dengan datar, merasa terganggu.

Tanpa menjawab, Ten menerobos masuk ke kamar Doyoung. Membuat yang punya kamar berdecak kesal.

"Ngapain lu kesini?"

Tanpa berpikir panjang, karena memang ia tak bisa berpikir, Ten menjawab, "numpang. Wi-fi-nya lemot di lantai 3."

Ten memang tak berbohong. Karena kurangnya biaya, wi-fi kost mereka hanya dipasang di lantai 2 tanpa pemancar lebih. Jaringan di lantai 1 dan 3 menjadi lebih lemah karena jauhnya jarak diantara kit—/ok

Doyoung mendengus kasar, memalingkan wajahnya dari Ten yang sedang sibuk dengan ponsel.

"Jagain kamar gua," kata Doyoung sebelum melangkah keluar dari kamarnya.

"Lah? Mau kemana, lu?" Ten beranjak dari tidurnya, menatap Doyoung yang berhenti dan menoleh. Pada saat itu, ia baru menyadari keberadaan handuk yang melingkar di leher Doyoung.

"Arisan," jawab Doyoung, asal.

"Owh, ok, kalo dapet bagi hasil ya!" Ten melambaikan tangan sebelum Doyoung menutup pintu kamarnya.

Tinggallah Ten sendiri di kamar Doyoung.

Ok, waktunya beraksi.

Melempar ponselnya sembarangan, Ten beranjak dan mencari ke segala sisi.

Di atas meja, laci, atas kasur, bawah kasur, dalam lemari, bawah lemari, balik lemari. Segala tempat ia telusuri namun hasilnya nihil.

"Mana, coba?!" Ten mengacak-acak rambutnya. Frustasi karena tak berhasil menemukan ponsel milik Doyoung.

Ten kembali menunduk, mencari di bawah meja.

Jeglek.

Duk!

'drukkie' doyoung, nct✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang