2.1 ; Berbeda

3.2K 467 14
                                    


"Gimana, Doy?"

"Apa?" Tanya Doyoung, meminta pengulangan karena tak mendengar apa yang Yuta katakan.

"Rencana lo. Berhasil?"

"Lumayan sih. Udah lumayan deket. Dia seru orangnya."

"Azek."

"Tapi kayaknya dia nggak tertarik sama gue," tambah Doyoung.

Yuta berpikir sejenak, "jadi, lo beneran suka sama dia?"

"Eh?" Doyoung tersentak lalu tertegun.

"Hayo?"

Doyoung terdiam. Tidak. Jangan sampai. Rencananya hanya berhenti disana.



















"Eh, Bang. Adek lu bukannya dua tahun lebih muda dari lu? Kok kuliahnya beda setaun doang ama lu?" Tanya Doyoung.

"Ngapain lu nanya-nanya soal adek gue?" Tanya Yuta sambil mengernyit.

"Eh- ye penasaran aja."

"Owh. Hm, gue dongengin nih. Dulu adek gue dibully, waktu sd."

"Dibully?"

"Yoi. Biasalah, anak kecil. Kita kan asal Jepang. Mungkin gara-gara pelajaran sejarah gitu," jelas Yuta. Doyoung mengangguk.

"Waktu smp, dia jadi gamau menikmati masa sekolah. Ikutan aksel. Eh, ternyata, kehidupan smpnya lebih baik. Jadi waktu sma, nggak ikut aksel lagi."

"Owalah," Doyoung mengangguk paham, "untung gue pribumi."

"Halah."


















"Udah jam 6, Bang," kata Doyoung pada Yuta.

"Lalu?"

"Adek lo belum balik. Lo nggak khawatir gitu?"

"Ngapain sih lo nanyain adek gua dari tadi?!" Tanya Yuta dengan pandangan curiga.

"Eh-ye kan cuma nanya. Cewe keluar sama cowo sampe malem, bahaya, Bang. Kan gue masih ada perasaan khawatir sama adeknya temen."

"Ten temen lo sendiri padahal. Halah, paling juga kejebak hujan atau gimana. Nggak bakal kenapa-napa."

"Kakak nggak punya perasaan ya gini. Untung gue bukan adek lo."

















Sejujurnya Doyoung merasa khawatir. Entah mengapa ia sekhawatir ini. Padahal ia tak pernah mempedulikan Yara sebelumnya.

Jeglek!

Pintu rumah terbuka, tampaklah orang yang ditunggu-tunggu dengan pakaian setengah basah dan jaket kering diluarnya.

"Kemana aja lu? Jam segini baru pulang," seru Yuta.

"Baru pulang dimarahin, ngajak berantem?" Balas Yara.

"Kamu, sih," ucap Johnny pada Taeyong.

"WAKAKAK NGAKAK TOLOL!" Taeyong tertawa keras. Disusul tawa yang lain.

Sementara Doyoung hanya menoleh ke arah Yara dengan tangan masih menempel di laptopnya. Ia sedang mengerjakan tugasnya.

Beberapa detik kemudian, sementara semuanya masih tertawa, Doyoung kembali berkutat dengan laptopnya tanpa ekspresi apapun.















Semua sudah tertidur di kamar Yuta ketika Doyoung baru saja menyelesaikan tugasnya. Sudah hampir tengah malam ketika itu. Doyoung mengecek ponselnya. Membaca group chat yang berisi ia, Yuta, dan empat orang lainnya. Grup cukup ramai meskipun mereka sedang berkumpul bersama. Tentu saja karena Ten yang berbacit ria di sana.

'drukkie' doyoung, nct✔️Место, где живут истории. Откройте их для себя