↬6

1.3K 208 60
                                    

.
.
.
+x+
.
.
.

Soobin kelimpungan, pagi ini ia bangun kesiangan karena semalam Tae rewel, pemuda itu terus-terusan menangis karena di serang demam. Apa lagi jam 10 nanti Soobin harus menghadiri pertemuan dengan kolega bisnisnya.

Tetapi Tae tak ingin di tinggal sedikit pun. Bahkan, saat neneknya datang-pun, Tae tak ingin di titipkan. Soobin melirik jam tangannya, sudah jam delapan tapi ia masih berada di sofa dengan Tae di pangkuannya.

Putranya itu terus saja meracau tidak jelas, ia ingin mengantar Tae sekarang ke dokter tapi ia harus mengatur ulang semua jadwal pertemuan.

Sialnya nomor Beomgyu tidak aktif, Soobin juga lupa untuk meminta nomor telephone Kamal. Ah, nomor kantor. Buru-buru Soobin meraih ponselnya dan langsung menghubungi pihak kantor.

"Selamat pagi dengan-"

" tolong panggilkan sekretarisku!"

"ah sir! Baik, tunggu sebentar"

Hening untuk beberapa saat, Soobin menghela nafas seraya melirik Tae. Suhu tubuhnya semakin tinggi dan Soobin langsung berdiri seraya mengambil kunci mobil.

"ya sir, saya di sini?"

"Kamal tolong kau atur jadwalku untuk hari ini. Kita akan adakan lagi pertemuan besok dan--"

"Maaf sir, justru mereka meminta pertemuan di percepat menjadi jam sembilan. Mereka harus pergi ke jepang untuk urusan mendadak"

Soobin memijat pelipisnya pelan, mencoba mencari cara lain.

"Baiklah kamal, tolong kau datang ke Soul hospital. Jangan bertanya dan cepat kemari, nanti akan ku jelaskan saat kau sudah sampai"

"Baik sir"

"Kamal?"

"ya sir?"

"catat nomorku, saat kau sampai disini kau bisa menghubungiku"

"Baik sir"

Setelahnya sambungan terputus, Soobin akhirnya bisa menarik nafas lega. Namja itu mempercepat gerakannya untuk segera keluar dan masuk ke mobil. Ia melajukan mobilnya dengan cepat menuju rumah sakit.

.
.
.

Saat sampai di rumah sakit, Kamal melangkah cepat masuk ke dalam rumah sakit. Dan langsung merogoh sakunya dan menghubungi Soobin.

"Sir saya sudah sampai"

"ah ya, ruang inap anak?"

"oke saya akan segera ke sana"

Kamal bertanya pada salah satu perawat di mana letak ruang inap anak, perawat itu menjawab ada di lantai tiga dan Kamal hanya perlu naik lift untuk sampai di sana.

Penasaran? Sejujurnya, iya. Kamal penasaran kenapa Soobin ke rumah sakit. Siapa yang sakit? Soobin? Tidak mungkin kalau Soobin sakit, ia di rawat di ruang inap anak?

Mau tak mau, Kamal menelan rasa penasarannya untuk nanti.

Kamal masuk ke ruangan itu, ada banyak sekali anak kecil dengan pakaian rumah sakit yang melekat di badan mereka masing-masing. Kamal melirik ke kanan dan kiri mencari keberadaan Soobin di sana.

Hingga akhirnya ia tersenyum lebar saat melihat Soobin yang tengah duduk sambil menggenggam tangan anak kecil di hadapannya.

Siapa?

Lagi-lagi Kamal ia hanya bisa menelan kembali rasa penasarannya itu. Ia pun berjalan mendekat ke sana.

"Sir?"

Wish 2 || SookaiDonde viven las historias. Descúbrelo ahora