↬28

779 94 5
                                    

.
.
.
+x+
.
.
.

Tahun ini adalah tahun yang terburuk yang pernah Kamal alami, berawal dari Soobin yang menghilang dan di temukan dalam keadaan penug luka. Di tambah lagi dokter memberi tau bahwa saat ini Soobin dalam keadaan Koma.

Sudah empat minggu Soobin terbaring dengan keadaan Koma di sana, dan Kamal semakin kehilangan semangat hidupnya. Setiap hari, Kamal menjadi orang yang pendiam tak seperti biasanya. Jarang pergi ke kantor dan sering melamun saat bersama Soobin di kamarnya sambil memandang wajahnya.

Bukan menyepelekan, namun pikiran Kamal ini hanya tertuju pada Soobin. Kepalanya hanya berisi satu pertanyaan, Kapan Soobin bangun?

Sekarang sedang waktu istirahat di kantor, ia memilih duduk sendirian sambil menelungkupkan wajahnya ke meja dari menghabiskan istirahat dengan makan seperti orang lain seperti biasanya. Satu tepukan pelan mendarat di bahu Kamal saat ia sedang larut dalam pikirannya.

"Makanlah" titah seorang namja yang ternyata adalah Namjoon sambil meletakan se kotak  susu pisang dan se bungkus sandwich di mejanya.

"Terima kasih" ujar Kamal sambil tersenyum. "sedang apa kau di sini?" tanyanya lagi.

"Kau pikir aku bisa makan dengan tenang jika lebah gendut ini tidak makan hum?" ujarnya sedikit menghibur yang hanya di balas kekehan pelan.

"Aku turut perihatin dengan keadaan Soobin, tapi aku juga tidak suka melihatmu seperti ini setiap hari. Mana kamal yang ku kenal dulu?"lanjutnya.

"Hyung, jika kau bertanya mana kamal yang ku kenal dulu? Akupun tidak tau, aku tak bisa menjawabnya. Aku tidak tau diriku yang dulu? Karena yang ku tau hanyalah diriku yang sekarang, yaitu manusia tak berguna yang tidak bisa melindungi kekasihnya"

Jawaban itu cukup membuat Namjoon mendengus frustasi, pada akhirnya ia hanya bisa memberi tepukan ringan pada Kamal.

"Terserah apa katamu, tapi pulang kerja nanti aku mau menjenguk Soobin, boleh kan? Sudah lama aku tak melihat boss ku yang dingin itu" ujar Namjoon sambil menatap Kamal yang tengah memyantap makanannya.

Kamal Hanya mengangguk saja, jujur saja semenjak kejadian yang menimpa Soobin. Kini ia lebih suka irit dalam bicara.

.
.
.
.

Waktu bergulir dengan cepat, dua namja yang semula bergkutik dengan beberapa berkas , kini sudah berjalan di lorong rumah sakit.

Tak ada perbincangan yang terjadi sejak keluar gerbang sampai sekarang. Namjoon memang bukan tipe orang yang banyak bicara, tapi jika terlarut dalam keheningan seperti ini rasanya tidak nyaman baginya.

Ketika di dalam bus, beberapa kali dia berusaha mencari topik untuk perbincangan mereka namun tetap saja Kamal mengacuhkannya.

Kamar dengan nomor 151 adalah tujuan mereka sekarang saat ini, sudah berada di san bukannya masuk Kamal hanya dia mematung memperhatikan sosok Soobin dari celah jendela pintu.

" Kenapa diam saja?" ujar Namjoon sambil menepuk pelan bahunya, dan memperhatikan Kamal yang sepertinya tidak ada niatan untuk membuka pintunya.

Kamal mendesah pelan, "Kau tau? Setiap aku masuk ke dalam dan mendapati sosok Soobin yang terbaring lemah di kasur, membuat aku sadar kalau aku ini memang tidak berguna. Aku tau tidak ada gunanya untuk menyesal keberpanjangan, jika semua sudah terlanjur. Tapi bukankah ini semua tidak adil untuknya? Dia sudah mengalami banyak kesulitan sejauh ini, tapi kenapa tuhan seakan tak mau memberikan kebahagiaan yang lama untuknya? Aku sangat merindukan wajah cerianya dari pada wajah dinginnya seperti itu"

Wish 2 || SookaiWhere stories live. Discover now