↬13

1.1K 167 20
                                    

.
.
.
+x+
.
.
.

"Kamal?"

"Ah ya?!"

Kamal tersentak, mengerjapkan kedua matanya seraya menatap Sosok Yoongi yang terlihat berdecak kesal. Tentu saja, Namja jangkung dan bekulit putih itu sudah memanggil Kamal berkali-kali. Namun baru sekarang Kamal meresponnya.

Benar, sejak beberapa saat lalu, sekembalinya Kamal dari rooftop, Kamal memilih untuk mendatangi ruang tim divisi pemasaran. Yoongi sedang menganggur karena pekerjaannya telah selesai dengan cepat, maka Kamal mengandalkan pemuda itu untuk mendengarkan semua curhatannya.

Namun Yoongi hanya mendapati Kamal yang terdiam sejak tadi.

"Katakan, apa yang mengganggu pikiranmu?"

Kamal mendesah panjang, bibirnya mengerucut membuat Yoongi menaikan salah satu alisnya.

"Aku tidak menyukai Soobin..."

Ia cukup terganggu dengan ucapan Beomgyu tadi, Kamal memang bertekad untuk membantu Soobin, tetapi soal perasaan. Kamal rasa ia tidak memiliki itu untuk Soobin.

"Lalu?"

"Laku mengapa semua orang menganggapku menyukainya?!" Kamal merengek sebal, oh Yoongi tentu saja paham. Kamal bukan lah type orang yang mudah mengakui perasaannya.

"Tentu saja mereka beranggapan begitu, coba aku tanya, sekretaris mana yang selama beberapa hari belakangan ini selalu pulang dan datang bersama dengan bosnya sendiri?!"

Kamal berdecak, "itu karena Soobin yang memaksa menjemputku"

"Sekretaris mana yang mengurus bosnya sampai ke masalah yang berbau pribadi?"

"Hey, itu juga karena dia yang menyuruhku seenaknya-!bukan aku yang mau-! Jika aku menolak, aku bisa di pecat-!"

Yoongi menggelengkan kepalanya, Kamal cukup sebal dengan perasaanya sendiri. Maka harus bersikap lembut untuk untuk menyadarkan Namja manis labil itu.

"Dan sekretaris mana yang rela memberikan pelukan ketika bosanya sedang sedih?"

Kamal melotot ke arah Yoongi, "Bagaimana bisa---"

Yoongi meringis, "Sejujurnya ruangan Soobin terpasang CCTV dan sepertinya dia melupakan hal itu ketika ia berubah manja padamu. Aku dan Jimin tentu saja senang menonton adegan manis kalian"

Kamal berdiri dari duduknya, ia hendak melempar buku tebal di depannya ke arah Yoongi, namun tidak ketika Yoongi sudah kabur lebih dulu." Ck Hyuung-!! Kalian mengintip? Oh astaga-!!"

Yoongi terkekeh kecil, kemudian berbalik memastikan Kamal tak hendak melemparnya dengan sesuatu dan berjalan mendekat.

"Kau menyukai Soobin, percayalah kali ini. Jangan keras kepala lagi"

Kamal mendengus malas dengan kedua mata yang memutar kesal. "Aku tidak-!"

"Kau iya-!"

"Tidak-!"

"Iya"

"Tidak"

"Tidaak-!!"

"iya?"

"Iya-!! E-eh?"

Lalu Yoongi tertawa lebar karena itu, "Lihat, kau sudah mengakuinya"

"Ck, kau tidak membantu sama sekali hyung-!"

Setelahnya Kamal melankah keluar dari ruangan itu, ia membuka pintu dan kaget bukan main karena tiba-tiba ia menemukan sosok tegap Soobin. Yang tengah menatap sendu ke arahnya, dengan luka penuh di seluruh wajahnya.

Wish 2 || SookaiOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz