↬12

1.1K 166 21
                                    

.
.
.
+x+
.
.
.

" ini warna apa mom?"

"hm? Kau bisa menggunakan merah untuk atasan dan biru langit untuk bawahan"

Kamal menjawab dengan riang, ia memberikan spidol warna merah dan biru pada Tae. Kemudian membiarkannya asik dengan buku mewarnainya.

Kamal berham kecil, sejujurnya ia merasa tidak nyaman karena matanya menangkap sosok Soobin yang sedang memperhatikan dirinya, berdiri bersidekap menyandar pada lemari besar yang terletak tak jauh dari sana.

Kamal menoleh, dan memberikan pertanyaan 'apa?' dari tatapannya.

Soobin tersenyum kecil, kemudian menghampiri Kamal.

"Kau tau? Aku sedari tadi menunggumu untuk menatapku" ucap Soobin setelah duduk di sofa, matap Kamal dengan kerlingan menggoda.

Kamal mendengus malas. Ia bangun dan hendak berjalan ke dapur, namun pergerakannya terhenti ketika Soobin menarik pergelangan tangannya membuat Kamal memekik kecil ketika tubuhnya terduduk di depan Soobin dengan kepala yang membentur dada namja itu.

Kamal reflek menjauh, menatap Soobin siap melayangkan protesnya.

"kau belum menjawab pertanyaanku"- ujar Soobin, jarak mereka cukup dekat ketika Soobin kembali menarik tangan Kamal.

"aku tidak merasa kau bertanya suatu hal padaku"

Soobin mendengus malas. " kau cemburu?"

"aku tidak tahu apa alasanmu memintaku datang dengan alasan Tae sakit, padahal ia tidak apa-apa"

Soobin merasa ini semakin lucu ketika Kamal justru mengalihkan pembicaraan.

"memang kenapa?"

"Kau tau? Kau mengganggu waktu istirahatku"

Soobin mengangkat satu alisnya, "setahuku dengan suka rela kau mengatakan bahwa aku sama sekali tidak mengganggumu"

Kamal merutuk dirinya sendiri. Kedua matanya terpejam, menahan kesal ketika Soobin lagi-lagi terkikih ketika melihat sikap si Kamal.

"lalu, apa maksudmu memanggilku ke sini?"

"aku hanya ingin bertemu denganmu, apa aku salah?"

"tapi kau tidak harus---" kedua mata Kamal mengerjap saat menyadari sesuatu. "Tunggu, kau apa?"

Soobin mendesis gemas, kemudia ia mencubit pipi si sekretaris.

"Aku ingin bersamamu, menghabiskan hari liburku bersamamu apa itu buruk?"

Astaga-!!

Choi Soobin-!! Kamal ingin sekali memaki namja itu karena berhasil membuat wajahnya memanas, meninggalkan rona merah di pipinya. Ia merengek dan segera menutup pipinya yang memerah.

Sekali lagi, Soobin memantapkan hatinya. Kamal memang cocok menjadi mommy Tae, bukan istri Taehyun, melainkan istrinya. Istri seorang Choi Soobin.

.
.
.
.
.
.

"saatnya makan siang, sir"

"10 menit lagi kamal"

Kamal mendesah pelan. "Tapi---"

"please...." Soobin merajuk padanya, Kamal tidak tau sejak kapan Soobin mulai berani menampakkan sifat aslinya. Dibalik wajah datar nan dingin itu.

Selama beberapa hari, Soobin sering kali bersifat kekanakan di hadapannya. Tapi anehnya Kamal sama sekali tidak merutuk hal itu, ia terlihat baik-baik saja meski faktanya harus berekting seolah jijik dan tidak suka dengan perlakuan Soobin padanya.

Wish 2 || SookaiWo Geschichten leben. Entdecke jetzt